View Full Version
Selasa, 18 Jun 2013

Fenomena Tantowi Yahya Melanggar Keharusan Bara? (lepas diri) dari Yahudi

 

tantowi



 

  • Ketika di tahun 2009 ia menjadi wakil rakyat, dari sebuah partai besar yang pernah medi partai penguasa, ia berterus terang, bahwa sekitar satu miliar rupiah ia keluarkan pada masa kampanye untuk bisa meraih suara signifikan dari konstituennya di Sumatera Selatan, sehingga ia bisa menduduki kursi anggota legislatif.
  • Kedudukan sebagai wakil rakyat yang seharusnya menyuarakan kepentingan rakyat, bukanlah suatu hal yang disertai kewajiban moral yang terbawa hingga ke kamar tidur. Dia hanya berada di ujung lidah saat kampanye berlangsung. Begitulah pendirian batil anggota legislatif kita.
  • … bacalah al-Qur’an, Tanto. Percayalah kepada pesan al-Qur’an tentang bangsa Israel. Insya Allah anda tidak akan salah memahami bangsa Israel.
  • {لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا} [المائدة: 82]
  • 82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS AL-MAAIDAH: 82.)

 

  • لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآْخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَِ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
  • “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. (Al-Mujadilah : 22).

 

 

Tantowi Yahya adalah sebuah fenomena. Kehadirannya di dunia hiburan, yang membawanya menjadi selebritas papan atas, adalah sebuah fenomena. Ia berasal dari keluarga menengah, dari anak seorang penjual kacamata pinggir jalan yang punya hasrat meraih fame and fortune. Dan berhasil.

 Kesuksesan menurut versi Tanto adalah kehidupan yang dilakoninya hari ini. Punya popularitas, rumah bagus, mobil bagus, penghasilan bagus, dan status sosial yang bagus. Kesuksesan yang diraihnya itu, menurut Tanto bukan karena kepandaian atau gelar akademis yang berhasil disandangnya, tetapi diperoleh berkat kemampuannya menjalin hubungan dan menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.

 Sepertinya Tanto sudah membuktikan, bahwa tak perlu pandai, tak perlu gelar akademis untuk meraih apa yang dinamakannya sebuah kesuksesan. Barangkali begitu pula ketika ia memasuki dunia legislatif, menjadi wakil rakyat dari sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

 Ketika di tahun 2009 ia menjadi wakil rakyat, dari sebuah partai besar yang pernah menjadi partai penguasa, ia berterus terang, bahwa sekitar satu miliar rupiah ia keluarkan pada masa kampanye untuk bisa meraih suara signifikan dari konstituennya di Sumatera Selatan, sehingga ia bisa menduduki kursi anggota legislatif.

 Tanto termasuk beruntung, karena ia punya popularitas dan uang untuk membeli tiket ke Senayan. Artinya, sangat mustahil seseorang yang tidak punya dua hal tadi bisa meraih tiket ke Senayan, meski ia berakhlak mulia, cerdas, dan punya kompetensi.

 Dengan demikian, untuk menjadi wakil rakyat, siapa saja bisa asalkan ada uang. Dengan uang, popularitas dadakan bisa direkayasa, akhlak yang dikesankan mulia bisa dirancang, kesan cerdas bisa dibangun, kompetensi bisa diatur. Ijazah bisa diperoleh asal ada uang. Bahkan gelar kehormatan seperti doktor kehormatan (honoris causa) pun bisa diperoleh.

 Kedudukan sebagai wakil rakyat yang seharusnya menyuarakan kepentingan rakyat, bukanlah suatu hal yang disertai kewajiban moral yang terbawa hingga ke kamar tidur. Dia hanya berada di ujung lidah saat kampanye berlangsung. Begitulah pendirian batil anggota legislatif kita.

 Sebagai selebritas populer yang belum tentu punya kompetensi di dunia politik, Tanto adalah sosok yang menarik bagi partai politik, Tanto adalah sosok yang menjual, karena konstituen politik kita tidak peduli dengan kompetensi. Seringkali terbukti, yang mampu meraih popularitas akan menjadi pilihan rakyat.

 Kalau toh akhirnya sosok terpilih tadi mengecewakan, bahkan mengkhianati, kemarahan rakyat hanya sesaat saja memuncak, setelah itu reda, bahkan lenyap tak berbekas. Mereka tidak sekedar lupa, tetapi bagai hilang ingatan.

 Ketika media massa lokal memberitakan Tanto mengunjungi Israel, sebuah negara zionis yang tidak punya hubungan diplomatik dengan negara kesatuan Republik Indonesia, sebagian rakyat marah, namun sebagian besar tak peduli, bahkan tak mengerti.

 Sebelumnya, 10 Juni 2013, Situs Israel Hayom memuat pemberitaan tentang kunjungan sejumlah orang Indonesia ke Israel. Salah satunya, Tantowi Yahya politisi partai Golkar, yang keberangkatannya ke Israel tanpa sepengetahuan partainya.

 Tanto mengakui, ia dan sejumlah orang lainnya berkunjung ke Israel pada tanggal 27 Mei hingga 01 Juni 2013, dalam rangka memenuhi undangan dari Australian-Jewish Association. Saat berkunjung, Tanto dan anggota rombongan lainnya disibukkan dengan berbagai kegiatan seminar dan dialog, dalam rangka mengetahui proses perdamaian Israel dengan Palestina yang sedang berlangsung.

 ”Saya ikut karena penting untuk mendengarkan penjelasan dari petinggi Israel terkait proses perdamaian tersebut. Dalam berbagai dialog dengan narasumber tersebut, kami menyimpulkan bahwa Israel belum berlaku adil terhadap Palestina. Mana ada perdamaian tanpa keadilan,” ujarnya.

 Menurut Tanto, saat berkunjung ia telah menyampaikan kritik pedas kepada anggota parlemen Israel atas penjajahan kaum zionis terhadap Bangsa Palestina. Tanto juga mengakui telah menyampaikan kritik terhadap aktivitas pencaplokan tanah Palestina oleh Israel, juga pembukaan pemukiman-pemukiman baru Yahudi di atas tanah Palestina.

 Apakah kritik itu akan digubris? Hal serupa, jauh sebelum Tanto menyampaikan kritik tadi, dunia Islam sudah menyampaikannya, bahkan PBB juga sudah. Namun pencaplokan terus berlangsung, pendirian pemukiman baru Yahudi terus berjalan. Dapatkah seorang Tanto dan seluruh anggota rombongannya menghentikan aksi Israel terhadap Palestina? Come on…, use your head!

 Seorang Tanto bahkan seribu juta Tanto menyampaikan kritik paling pedas, sehingga kuping, hidung, pipi, bibir, mata orang Israel menjadi merah padam, tak berarti apa-apa bagi mereka. Israel adalah bangsa yang sebagaimana dituliskan al-Qur’an sebagai bangsa yang berani melawan Rasul-Nya, memalsukan kitab suci-Nya. “Jangankan kita, Allah saja dikhianatinya…”

 Kalau ada pejabat Israel yang mengatakan tidak memusuhi umat Islam, itu bukan hal baru. Sejak Tanto belum lahir, mereka dengan mudahnya mengatakan itu, meski dalam prakteknya tidak sekedar memusuhi tapi memerangi. Oleh karena itu, bacalah al-Qur’an, Tanto. Percayalah kepada pesan al-Qur’an tentang bangsa Israel. Insya Allah anda tidak akan salah memahami bangsa Israel. (haji/tede/nahimunkar.com)

***

Keharusan bara’ (lepas diri) dari Yahudi

Kalau dirujuk kepada ayat Al-Qur’an, perlu kita baca ayat-ayat yang telah memperingatkan dengan tegas, masalah wala’ (cinta, loyal) dan bara’ (lepas diri, benci).

] تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ !وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ[

                  “Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (al-Maidah: 80-81)

      Ibn Taimiyah berkata tentang ayat ini: “penyebutan jumlah syarat mengandung konsekuensi bahwa apabila syarat itu ada, maka yang disyaratkan dengan  kata “seandainya” tadi pasti ada, Allah berfirman:

   ] وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ[

            “sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong”.

      Ini menunjukkan bahwa iman tersebut menolak penobatan orang-orang kafir sebagai wali-wali (para kekasih dan penolong), tidak mungkin iman dan sikap menjadikan mereka sebagai wali-wali bertemu dan bersatu dalam hati. Ini menunjukkan bahwa siapa yang mengangkat mereka sebagai wali-wali, berarti belum melakukan iman yang wajib kepada Allah, nabi dan apa yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an)” (Ibn Taimiyah, Kitab al-Iman, 14)

Wala’ dan Bara’ adalah hak Tauhid

Diantara hak tauhid adalah mencintai ahlinya, yaitu para muwahhidin, serta memutuskan hubungan dengan para musuhnya yaitu kaum musyrikin. Allah berfirman:

] إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ ! وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ[

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang..” (Al-Maidah: 55-56)

] يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ[

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim.” (Al-Maidah: 51)

] يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ[

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. “ (Al-Mumtahanah: 1)

Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang wajibnya loyalitas kepada orang-orang mukmin Dan memusuhi orang-orang kafir.

لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآْخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَِ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. “ (Al-Mujadilah : 22). (dari makalah AQIDAH WALA’ DAN BARA’ Oleh: Ust. Agus Hasan Bashari Lc, M. Ag).

Penegasan yang nyata juga ada di ayat-ayat:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (١٢٠)

120. orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS Al-Baqarah: 120).

{لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا} [المائدة: 82]

82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. (QS AL-MAAIDAH: 82.)

(nahimunkar.com)


latestnews

View Full Version