JAKARTA (voa-islam.com)--Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, bahwa krisis berlarut akibat pandemi Covid-19 akan berlangsung lebih lama dari yang diduga sebelumnya.
Pandemi ini tidak akan segera berakhir dalam waktu dekat, dan dunia akan terus dilanda krisis berlarut berkepanjangan.
"Krisis akan berlangsung lama dan lebih lama dari yang kita duga. Krisis yang terjadi ini sedang melakukan pencarian suatu model sosial dari masyarakat global," kata Anis Matta dalam keterangannya, Ahad (25/7/2021).
Hal itu disampaikan Anis Matta dalam diskusi 'Bedah Buku Haji : Catatan & Refleksi' pada Jumat (23/7/2021). Buku tersebut, merupakan hasil karyanya dari perjalanan spiritual menunaikan dalam ibadah haji dan relevansinya terhadap krisis berlarut saat ini. Buku karya Anis Matta ini dibedah oleh Penasihat Kraton Ngayogyakarta KH Jazir, ASP bersama Sejarawan & Peneliti Universitas Indonesia Dr Zelfry Alkatiri.
Menurut Anis Matta, model sosial masyarakat ala Barat dan China saat ini tidak bisa menyelesaikan krisis berlarut dan persoalan besar yang dihadapi manusia sekarang.
Sehingga diperlukan penggabungan dua model tersebut, menjadi model sosial masyarakat Islam yang multikultur. Dimana model tersebut, bisa dilihat dari keseluruhan perjalanan ibadah haji, yang puncaknya pada Hari Arafah dan Kurban.
"Arafah adalah miniatur dari Padang Mahsyar. Semua warna kulit ada, tapi pakaiannya sama. Bahkan ketika tawaf juga semua orang bebas masuk, tapi tidak ada terjadi gesekan. Inilah model sosial yang akan dibangun islam, maknanya adalah masyarakat global bersifat multikultur dan multi etnis dengan persamaan kebebasan yang sama," katanya.
Sedangkan Hari Kurban atau Idul Adha adalah hari pengorbanan sebagai bentuk kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT seperti yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS dengan mengorbankan anaknya, Nabi Ismail AS untuk disembelih dan diganti oleh Allah SWT dengan seekor domba.
"Pengorbanan itu maknanya semangat berbagi, karena yang kita lawan sebenarnya adalah egoisme dan keserakahan. Pengorbanan menguatkan satu bangunan dari model sistem sosial yang ingin dibangun oleh Islam," katanya.
Karena itu, ia berpandangan bahwa konsep masyarakat global mendatang pada dasarnya adalah tentang kebebasan, kesetaraan dan kebersamaan yang simbol-simbolnya tergambar dalam ibadah haji.
Artinya, masyarakatnya ke depan harus sejahtera semua, dimana kemakmurannya harus bersifat kolektif, disamping diberikan kebebasan dalam berdemokrasi. Namun, jika hanya kebebasan demokrasi atau kemakmuran kolektif saja, masyarakatnya juga tidak akan bisa bertahan.
"Jangan pernah memisahkan dua unsur utama yang membentuk masyarakat, yakni kebebasan dan kemakmuran. Saya percaya kebebasan, kemerdekaan dan persamaan sesama manusia ini yang akan diterima oleh masyarakat global," ujarnya.
Partai Gelora, lanjutnya, akan terus memperjuangkan ide model sosial masyarakat yang multikultur untuk tatanan global baru. Anis Matta berharap Indonesia bisa menjadi contoh dari model masyarakat global yang multikultur tersebut.
"Saya kira ini yang harus diperjuangkan sekarang, dan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya memberikan contoh mengenai model ini. Masyarakat Indonesia itu multikultural dan multi etnis, sehingga bisa menjadi pembuka globalisasi Islam," pungkasnya.* [Ril/voa-islam.com]