View Full Version
Sabtu, 29 Aug 2009

Ramadhannya Anak Muda!

Oleh Burhan Sodiq

Bulan puasa memang seharusnya menjadi bulan yang asyik. Asyik untuk beribadah dan melakukan pedekate sama Allah. Tetapi ternyata, bagi sebagian besar pemuda dan remaja kita, asyiknya Ramadhan hanya berakhir dengan hura-hura semata. Duh kasihan kan? Pahala yang sedemikian luas hanya terbuang percuma.
Kalau dilihat nih, ternyata ada beberapa fenomena yang cukup membuat kita mengelus dada dan selalu bertanya, kenapa kayak gitu sih? Ini kan puasa?

Masalah Pakaian
Hum, ini kayaknya masalah yang cukup bikin pusing. Anak anak ABG meski bulan puasa tetep saja pakaiannya tidak ikutan puasa. Segala yang seksi, yang mini, yang memamerkan aurat ternyata masih saja ada. Mereka pede-pede saja memakainya seolah tanpa merasa dosa. Mereka tidak sadar, atau pura-pura tidak sadar, kalau pakaian mereka itu bisa bikin puasa kita berkurang pahalanya. Kok bisa kurang? Ya iya lah kalau kelamaan memandang mereka kan bisa berdosa karena tidak menundukkan pandangan. Akan lebih selamat, kalau mereka menghormati muslimin yang berpuasa dengan berpakaian sopan. Selain itu sehat bagi mata, juga sehat bagi harga dirinya sebagai makhluk hawa. Wah jadi ingat yang mau pakai bikini cuma pengen dapet gelar ratu sejagad ya, hum, di bulan ramadan lagi. Ampun, ampun deh...

Masalah Ngabuburit
Puasa itu laper nggak sih? Ya laper lah. Nah, karena laper inilah banyak remaja kita yang ingin menghibur diri dengan aneka macem kegiatan. Mereka melakukan banyak hal agar, rasa lapernya itu bisa terhibur sehingga tidak akan merasa laper lagi. Masalahnya adalah, pilihan kegiatannya itu sering kali tidak menambah keberkahan puasanya. Mereka pergi ke mall, melihat pemandangan indah. Gadis yang berlalu lalang. Atau sekedar belanja mata, alias hanya membelanjakan matanya melihat barang-barang mewah. Emang mau beli? Ya enggak sampai beli sih, karena mampunya cuma melihat saja. Hehehe..

Ada pula yang lebih memilih menghabiskan waktu di depan tv. Melihat tayangan yang monoton, kalau enggak lawak, filem kartun. Kalau bukan itu, pasti acara musik yang lama-lama bikin bosen.
Ada pula yang malah pergi ke warnet, pacaran, atau melakukan tindakan negatif lainnya. Kenapa ga baca Quran saja sih? Kan waktunya bisa sangat berpahala. Karena membaca satu huruf mendapatkan sepuluh kebaikan. Puasanya nggak batal, pahalanya malah semakin bertambah banyak. Enak tho?

Mercon, Dor!
Masalah satu ini juga sudah cukup membuat pusing. Aparat keamanan sudah merazia di banyak tempat, tapi tetep saja ada orang bermain mercon. Anehnya lagi, mereka membeli, menyalakannya, tapi merekalah orang yang pertama kali menutup telinganya. Aneh! Lalu buat apa mereka membunyikan suara Dor yang kenceng itu. Tidak lain dan tidak bukan karena mereka ingin mengganggu orang lain. Parah kan? Puasa malah ingin mengganggu orang dan bukan malah ingin memberi manfaat bagi orang lain. Memangnya mereka mau jadi teroris ya yang suka main bom. Harusnya mereka agak lebih dewasa dikit, bahwa orang lain itu juga butuh ketenangan. Jadi kalau mau mainan mercon mending di tengah lautan yang luas. Dibeli sendiri, dinyalai sendiri, dan dengerin sendiri. Jadi inget Thukul tuh, puas, puas, puas...

Asmara Subuh
Apa yang terjadi di subuh hari? Di saat jamaah pada khusuk mendengar kuliah subuh, pasangan muda-mudi justru asyik memadu cinta di pinggir sawah, kali dan jalanan raya. Mereka merayakan cintanya di bulan suci. Di bulan di mana para setan dibelenggu, namun malah berdua di tempat-tempat sepi menunggu pagi. Amboi, fenomena apa ini? Bukankah mereka seharusnya puasa, tidak hanya menahan lapar dan dahaga tapi juga menahan hasrat di dalam dada? Lalu buat apa mereka puasa kalau tangannya kemana-mana. Buat apa puasa kalau ternyata bermaksiat karena cinta? Lucu kan? Dibela-belain laper sama haus seharian, eh tenyata cuma buat maksiat kayak gitu. Sayang banget kan?

Yah itu semua sayangnya sudah menjadi tren dan budaya. Masyarakat juga sudah terlanjur menerimanya dan menganggapnya sebagai kewajaran saja.

Saatnya Mendekati Mereka

Inilah saatnya kita balik ke salafushalih. Kembali mengenal agama yang hanif, puasa yang barakah, dan Ramadan yang penuh keikhlasan. Kita kudu kreatif mengemas kegiatan di bulan Ramadhan yang islami, syar'i dan nggak bakalan bikin keki. Agar puasa kita penuh dengan amal-amal kesealihan dan bukan amal-amal yang penuh kesia-siaan.

Makanya kudu pinter meras otak mengemas acara Ramadan yang bagus-bagus di masjid. Jangan Cuma takjilan saja yang dipikiri, tetapi juga muatan dan pengemasan ceramah yang asyik buat anak muda. Karena bisa jadi persoalannya bukan pada kontennya, tetapi pada pengemasannya yang kurang menawan. Remaja perlu dikenalkan dengan mengisi waktu di bulan puasa dengan cara-cara cerdas. Menikmati setiap kedekatan hati dengan Sang Pemilik Hati. Mencari bekal ukhrawi dengan lantunan ayat suci, bersedekah dan shalat dengan sepenuh hati.

Remaja kayak kita ini tidak boleh ditinggalkan sendiri. Kita harus ditemani untuk melampaui bulan suci ini. Kita harus dikenalkan target-target amalan sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sahabat Nabi. Jangan cuma bengong di rumah tanpa aktivitas, karena bulan suci ini sangatlah berarti. Makanya bro, jangan nunggu lama-lama untuk berubah dan memoles diri. Saatnya mengisi bulan suci dengan aksi nyata untuk agama kita. Bukan cuman senang-senang dan having fun ajah!




latestnews

View Full Version