View Full Version
Senin, 31 Aug 2009

Khalid Boulahrouz: Membaca Al Qur'an Memberi Saya Kedamaian

Stuttgart (voa-islam) - Bulan Ramadhan tahun ini waktunya bersamaan dengan digulirkannya musim Bundesliga, namun hal itu tidak menghalangi bek VfB Stuttgart Khalid Boulahrouz untuk menjalankan ibadah puasa, seperti halnya umat Islam lainnya.

Lahir, 28 Desember 1981 di Maassluis, Belanda, Khalid merupakan anak dari imigram asal Maroko dari suku Rifi Berber, ayahnya meninggal dunia saat dia masih berumur 16 tahun.

Khalid Boulahrouz, bek VfB Stuttgart, bermain bola tak menghalanginya berpuasa.

Tak heran jika Khalid menjadi tumpuan hidup keluarganya, dengan menghidupi delapan saudaranya. Khalid muda menuai beban yang berat dan pengalaman hidup yang luar biasa, termasuk ketika dikeluarkan dari Akademi Junior Ajax dan Haarlem.

Namun, setelah melalui masa-masa sulit itu, Khalid akhirnya bisa menemukan kenyaaman ketika membela Waalwijk, tempat dimana pelatih Martin Jol memberikan dia kepercayaan tinggi yang selama ini dia cari. Dia mulai karier profesionalnya bersama klub RKC, 9 Maret 2002 melawan Heerenveen.

Dikenal dengan sebutan ‘Khalid the Cannibal’ karena kemampuannya ‘memakan’ lawannya, tak membuat Khalid sakit hati, sebagai pemeluk Islam yang taat, Khalid berusaha untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT.

Dalam sebuah wawancara dengan harian de volkskrant beberapa waktu lalu, Khalid menyebutkan manfaat Islam untuk dirinya.

“Saya berusaha sebisa mungkin untuk mengembangkan pengetahuan saya tentang Islam. Saya shalat lima waktu setiap hari dan saya mengaji Al Quran. Saya belajar bahasa Arab, jadi saya bisa mengerti lebih bagus,” kata Khalid kala itu.

“Mengaji Al Quran, memberi saya kedamaian dan membuang stress yang ada. Saya berusaha untuk menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Kesabaran sangat penting di situasi yang sukit, saya harus bisa mengatasinya. Kesabaran ada manfaatnya,” papar bek tim nasional Belanda ini.

"Mengaji Al Quran, memberi saya kedamaian dan membuang stress yang ada"

Ketika Boulahrouz berada di Swiss untuk pertandingan perempat final Piala Eropa 2008 melawan Rusia, anak hasil pernikahannya dengan Sabia, lahir prematur. Anak perempuannya yang diberi nama Anissa ini meninggal di rumah sakit Lausanne.

Meski tengah dilanda kesedihan, Boulahrouz tetap memilih tampil melawan Rusia beberapa hari kemudian, dan seluruh pemain Tim Orange mengenakan ban hitam di lengan mereka untuk mengenang anak perempuan Boulahrouz.(PurWD/Oz)


latestnews

View Full Version