View Full Version
Rabu, 02 Sep 2009

Open Mind (8): Teganya, Melibatkan Anak dalam Gosip

Sungguh media telah menjadi penyebar kebencian di kalangan anak-anak. Kok ya tega-teganya, media televisi  (khususnya infotainment) membeberkan berita perselingkuhan dengan nara sumber anak-anak. Di acara Kasak-kusuk (SCTV), misalnya, sengaja menampilkan Aurel, putera pasangan Krisdayanti-Anang dalam berita perceraian orang tuanya.

Kekejaman media Televisi (khususnya infotainment): membeberkan perselingkuhan dengan nara sumber anak-anak.

Aurel disebut menjadi saksi kunci perselingkuhan orang tuannya. Maka, dia pun diwawancara. Apakah ada yang salah dalam kasus ini? Perceraian, betapapun damai dan "indah" latar belakang penjatuhan talak, anak senantiasa menjadi korban. Dia yang akan menanggung beban psikologi, seumur hidupnya.

Pelibatan anak-anak dalam industri infotainment, bukan sekali ini saja. Dulu, sewaktu Garin Nugroho dikabarkan memiliki istri lagi, anak-anaknya juga dikejar pekerja infotainment. Saat heboh Dani-Maia, juga demikian. Anak-anak justru seringkali dieksploitasi untuk meninggkatkan share dan rating oleh pengelola acara ghibah itu.

Media Televisi sering mengeksploitasi anak-anak untuk meningkatkan share dan rating-nya dalam acara infotainment.

Setidaknya ada tiga penistaan yang dilakukan media dalam kasus semacam ini. Pertama, dia membongkar aib keluarga si anak, dan yang pasti akan membuat si anak menanggung malu. Kedua, media juga sengaja melebarkan kabar buruk itu mengendap dalam ingatan anak-anak, yang mestinya dilindungi atau bahkan ditolong.

Ketiga, media telah menyebarkan kebencian kepada si anak di mata teman-teman atau orang lain. Apakah Anda merasakan, betapa malu si anak di sekolah, ketika teman-temannya meledek atau mengejeknya? Apakah Anda tidak merasa sedikit pun kasihan melihat anak-anak yang sebenarnya tidak tahu apa-apa itu, harus bergulat dengan perang batin di saat kedua orangtuanya bertengkar?

Sudah semestinya, media infotainmen memikirkan dampak dari cara-cara tak terpuji seperti ini. Jika mau, tolong Anda lakukan juga terhadap pelaku koruptor itu. Wawancara juga anak-anak mereka, istri para pejabat itu, kejar juga ke sekolah mereka. Agaknya lebih terasa manfaatnya mengungkapkan korupsi, dibanding sebuah berita perselingkuhan, misalnya. (PurWD/COY)


latestnews

View Full Version