View Full Version
Selasa, 07 Jul 2015

LGBT Disahkan, Pedophilia dan Incest Menuntut Hak

Heboh tentang disahkannya pola hidup LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) di Amerika Serikat menggelinding bak bola salju. Pro dan kontra terus terjadi. Ada yang mendukung meskipun ‘hanya’ dengan memberi warna pelangi 6 warna pada foto profil di fesbuk, ada yang bahkan bela-belain datang ke Amerika untuk ikut pesta dan pawai para gay. Yang kontra pun tidak sedikit. Selain meneriakkan penolakan, mereka juga bergerak membentuk komunitas dengan karya nyata yaitu berupa pendampingan para LGBT yang ingin tobat.

Kedua kubu di atas bergerak di jalur masing-masing. Ada satu kubu lagi yang sekilas tak terdengar tapi bergerak juga memperjuangkan haknya. Siapakah mereka? Orang-orang ini adalah mereka para pelaku dan pendukung kelainan seksual berupa pedofilia (pelampiasan hasrat seks pada anak-anak) dan incest (pelampiasana hasrat seks pada saudara kandung). Hueks!

Ketika kelainan seksual pada LGBT mendapat tempat, maka jangan heran bila kaum pedofil dan incest bakal menuntut hak yang sama. Atas nama orientasi seksual yang tidak bisa dipaksakan dan dianggap sudah bawaan orok, kedua kaum yang sama bejatnya ini (pedofil dan incest) juga menganggap bahwa mereka layak diakui dan disetarakan kedudukkannya sebagaiman para homo dan hetero.

...Ketika kelainan seksual pada LGBT mendapat tempat, maka jangan heran bila kaum pedofil dan incest bakal menuntut hak yang sama...

Awal tahun ini saja dua psikolog dari Kanada menyatakan bahwa pedofilia adalah salah satu bentuk orientasi seksual sebagaimana para homo dan hetero.

“Pedofil sejati itu memunyai ketertarikan pada anak-anak dan itu sah-sah saja sebagai bentuk orientasi seksual. Kita tidak bisa mengubah orientasi seksual orang seperti ini, paling yang bisa dilakukan hanya menahan nafsu tersebut,” kata Van Gijseghem, psikolog dan pensiunan profesor di Universitas Montreal.

Pernyataan di atas dikuatkan oleh Dr. Quinsey, pensiunan profesor di bidang psikologi Universitas Queen di Kingston, Ontario.

“Tak ada bukti apapun bahwa orientasi seksual ini bisa diubah dengan cara apapun.”

Juli 2010, publikasi kesehatan Harvard juga menyuarakan hal yang sama. Bahkan menurut Linda Harvey dari Misi Amerika bahwa dorongan dan dukungan bagi kaum pedofil akan semakin menguat sebagaimana kaum LGBT selama ini yang telah memperjuangkan haknya.

...Gilanya lagi apa yang diungkap oleh Milton Diamond, profesor dari Universitas Hawai bahwa pornografi anak itu sebetulnya membawa manfaat pada masyarakat...

“Rencananya kami akan memperkenalkan hal tentang seksual kepada anak-anak sedini mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan kepada mereka bahwa persahabatan atau pertemanan yang kelihatannya normal sesungguhnya adalah bentuk ketertarikan seksual.”

Gilanya lagi apa yang diungkap oleh Milton Diamond, profesor dari Universitas Hawai bahwa pornografi anak itu sebetulnya membawa manfaat pada masyarakat.

“Para pedofil itu bisa menggunakan media pornografi anak sebagai ganti pelampiasan hasratnya daripada dilakukan kepada anak-anak langsung.”

Duh...banyak istighfar ya. Bila kita yang awalnya santai dan bahkan parahnya mendukung LGBT ini, masa iya setelah mengetahui pernyataan di atas, masih bisa santai dan cuek? Bila tak kita suarakan penolakan ini mulai sekarang, jangan menyesal bila nanti akan ada adik atau bahkan anak kita sendiri menjadi mangsa para predator ini. Naudzubillah minzalik. (riafariana/dbs/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version