View Full Version
Senin, 05 Oct 2015

Duh...Mamaku Nggak Asik Deh! (Remaja Beda Pendapat dengan Ortu)

Sebut saja namanya Vika. Dia remaja belasan tahun yang cerdas dan kritis. Satu hari dia curhat dengan menggebu-gebu tentang betapa seringnya dia berbeda pendapat dengan sang mama. Mulai dari hobi hingga cara berpakaian, semua dijadikan bahan untuk ribut oleh sang mama.

Hobi Vika membaca, membuatnya suka membeli buku dan itu dari uang sakunya sendiri. Lama-lama buku ini terkumpul banyak dan membutuhkan tempat untuk disimpan dengan baik. Salah satu sudut rumah dijadikan tempat untuk menyimpan bukunya. Selain buku-buku Vika, buku-buku sang ayah juga ada di sana.

Beberapa hari ini mama sering mengomel tentang kurangnya tempat untuk menyimpan koleksi sepatu dan tasnya. Hingga satu hari sepulang sekolah, sudut rumah yang berisi buku itu lenyap. Mama ternyata menganggapnya tidak penting dan menjualnya ke pedagang buku bekas. Walhasil, Vika pun merasa jengkel, sedih dan tak kuasa menahan airmatanya. Tega sekali mama, begitu pikirnya.

Masalah tidak berhenti di situ. Setiap akan keluar rumah untuk ekskul, Mama kembali berulah. Kali ini mama melarang Vika ke sekolah memakai rok karena itu hanya akan membuatnya terlihat tua. Begitu kata mama. Mama ingin Fika memakai celana jeans ketat seperti remaja lainnya. Tapi Vika menolak, ia merasa nyaman memakai rok daripada jeans ketat yang memperlihatkan bentuk kakinya dengan jelas.

Duh...sedih sekali kan bila kita selalu berbeda pendapat dengan ortu terutama mama? Ya...Vika pun begitu. Rasanya apa pun pendapatnya, mama selalu memunyai pendapat lain untuk menentang Vika. Trus, bagaimana dong menyikapi ortu yang sukanya membuka front terbuka dengan anaknya kayak mama Vika ini?

Sobat remaja Voa-islam, sabar dulu ya. Apapun kondisinya, ingat bahwa mama adalah orang tua kita yang harus dihormati. Beliau adalah perempuan mulia yang dulu pernah hamil, melahirkan, menyusui dan membesarkan serta mendidik kita. Jadi ketika terjadi perbedaan pendapat, ingat-ingat betapa banyaknya jasa mama dalam kehidupan kita. Itu agar kita bisa meredam emosi yang ada kalanya seperti api terkena tumpukan jerami. Wusss...langsung terbakar.

...Jangan ikutan ‘nyolot’ ketika mama sedang mengomel. Biarkan saja untuk sementara hingga kamu menemukan waktu yang pas untuk mengajak mama bicara. Ya...kamu dan mama memang butuh waktu untuk bicara dari hati ke hati...

Memang sih tidak enak rasanya selalu ditentang mama, apalagi untuk hal-hal yang menurut kita sudah baik dan benar. Misalnya saja Vika yang hobinya sudah keren banget tuh, yaitu membaca. Kemudian komitmen Vika untuk mulai meninggalkan celana jeans ketat karena memperlihatkan bentuk tubuh, itu patut diapresiasi banget. Nah, sekarang tinggal caranya saja bagaimana Vika atau mungkin remaja lainnya yang bermasalah dengan mamanya bisa menghadapi persoalan ini dengan baik.

Jangan ikutan ‘nyolot’ ketika mama sedang mengomel. Biarkan saja untuk sementara hingga kamu menemukan waktu yang pas untuk mengajak mama bicara. Ya...kamu dan mama memang butuh waktu untuk bicara dari hati ke hati, khususnya remaja cewek nih. Cari waktu yang tepat ketika suasana hati mama sedang baik. Misalnya saja kamu yang semula sering diomeli karena gak bantu cuci piring, usahakan mulai sekarang sadar diri mencuci piring tanpa backsound omelan mama. Pasti tuh mama girang banget melihat putrinya sudah tahu tanggung jawab membantu ortu.

Nah, lakukan ini sesering mungkin. Ketika terlihat suasana hati mama bahagia melihat anaknya rajin, inilah saat kamu ajak mama bicara. Diskusikan dengan baik apa-apa yang menjadi pendirianmu. Lalu dengarkan pula apa maksud mama menjual semua buku-buku koleksimu dan memaksa kamu memakai celana jeans ketat.

Dalam situasi sama-sama berkepala dingin seperti ini, argumentasi disajikan dengan penuh kasih sayang bukan dengan kemarahan. Insya Allah deh semua akan dimudahkan oleh Allah asal niat kita sebagai anak, baik untuk membuka dialog dengan mama. Nah, siapkah kamu memulainya? Harus dong, itu kan mama kamu sendiri. Surganya ada di bawah telapak kakinya lo. Jadi usahakan tetap yang makruf ya dalam berbicara dengan mama. Satu hal lagi, sertakan mama dalam doa-doamu agar dilembutkan hatinya. Semangat! (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version