View Full Version
Rabu, 27 Jan 2016

Sesatnya Gafatar dan Bom Jakarta, Jangan Bikin Kita Takut Ngaji!

Akhir-akhir ini banyak peristiwa terjadi di Indonesia terutama yang memojokkan umat Islam. Ada aliran sesat Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang meresahkan warga. Siapa saja yang ikut aliran ini, mudah menyesatkan orang lain. Ahmad Mosadeq dijadikan nabi dan titahnya diiikuti. Pengikutnya tidak ragu untuk meninggalkan keluarga demi apa yang kata mereka ‘hijrah’ untuk bersama kumpul dengan teman sealiran saja.

Lalu adanya bom yang mengguncang Jakarta. Tuduhan pun kembali diarahkan kepada aktivis Islam. Seolah-olah Islam sangat identik dengan kekerasan. Bahkan pemerintah pun siap-siap merevisi isi buku agama yang diajarkan di sekolah dan berencana untuk menghilangkan bahasan tentang jihad. Jihad diyakini sebagai pemicu kekerasan yang terjadi di negeri ini. Naudzubillah min dzalik.

Dibantu oleh media sekuler yang sangat gemar menjelekkan dan memojokkan Islam, jadilah berita tersebut booming. Media ini bisa berupa surat kabar dan televisi yang memunyai pengikut setia tak terhitung jumlahnya. Lewat diskusi setingan produser yang semakin memojokkan Islam dengan konsep jihadnya, hal ini membuat warga panik khususnya orang tua. Efeknya, mereka khawatir terhadap pergaulan dan organisasi keislaman yang diikuti anaknya.

...pemerintah pun siap-siap merevisi isi buku agama yang diajarkan di sekolah dan berencana untuk menghilangkan bahasan tentang jihad. Jihad diyakini sebagai pemicu kekerasan yang terjadi di negeri ini. Naudzubillah min dzalik...

Hal ini mirip dengan kisah salah satu teman saya beberapa tahun lalu. Saat itu ia sempat ikut kegiatan keislaman yang selalu memaksa anggotanya untuk menyerahkan sejumlah uang. Seolah dihipnotis, tanpa sadar ia serahkan sekian juta sebagai bukti loyal pada pimpinan. Ia pun tak segan berkata bohong dan menipu ortunya sendiri supaya mendapat uang yang diinginkan. Hingga satu titik, orang tua sadar ada yang salah dengan anaknya. Ia pun disadarkan dan seperti linglung, ia seolah bingung dengan apa yang telah dilakukannya sendiri.

Peristiwa ini berefek pada dirinya bahkan untuk beberapa lama. Ketika saya ajak dia ikut seminar keislaman dan ngaji tauhid pun, dia curiga dan ada kekhawatiran. Padahal saya menjadi temannya sudah cukup lama dan sejauh itu juga baik-baik saja dalam artian tidak terlibat gerakan sesat yang nggak bener. Tapi trauma yang dialami si teman membuat dia ketakutan untuk ikut kegiatan yang berkaitan dengan Islam.

Sobat muda voa-islam yang dirahmati Allah. Semoga ilustrasi di atas menjadi cermin bagi kita bahwa ada upaya besar untuk menjauhkan pemuda Islam dari agamanya sendiri. Kita memang wajib waspada dan hati-hati. Tapi bukan berarti kemudian itu membuat kita takut untuk mengaji Islam. Bila kita takut kemudian menjauhi gerakan keislaman dan kajiannya, maka mereka pasti senang. Karena tujuan musuh Islam tercapai yaitu menjauhkan umat Islam terutama pemudanya dari mengaji dan paham Islam.

Sebaliknya, sebagai pemuda Islam kita kudu cerdas dalam memilih dan memilah organisasi atau kegiatan keislaman yang diikuti. Dan yang utama, minta selalu petunjuk dari Allah agar kita selalu dijaga untuk selalu lurus dalam dien ini. Percayalah, penjagaan Allah itu siapa yang bisa mengalahkan?

Open your mind sehingga duniamu luas dan tidak sempit. Open mind itu tidak bermakna liberal ya. Karena sejatinya Islam itu ya Islam saja, sesuai dengan Quran dan sunah. Bila ada embel-embel liberal, itu pasti bukan Islam. Itu saja. Jadi, waspada itu perlu. Ngaji juga perlu dan kita butuh itu. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version