View Full Version
Jum'at, 05 Aug 2016

Mereka adalah Teroris Pembasmi Berhala Pohon dan Makam

Oleh: Dwi Ira

Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu memerintahkan orang-orang agar pohon “Syajarotur Ridhwan” ditebang di masa Kekhilafahan beliau. Itu karena di bawah pohon tersebut pernah dijadikan sebagai tempat bai’atur ridwan di masa Rasulullah.

Padahal di zaman Umar pohon tersebut dijadikan sebagai tempat bersejarah Islam yang perlu dilestarikan turun temurun. Akan tetapi untuk mencegah terjadinya kesyirikan dan anggapan keramat dari orang-orang yang jahil, maka Umar memerintahkan agar pohon tersebut ditebang.

Ibnu Waddhah Rahimahullah berkata, Aku mendengar Isa bin Yunus mengatakan, “Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu memerintahkan agar menebang pohon yang Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menerima baiat (Bai’atur ridhwan) -- kesetiaan di bawahnya (dikenal dengan pohon Syajaratur ridhwan).

Ia menebangnya karena banyak manusia yang pergi ke sana dan shalat di bawahnya, lalu hal itu membuatnya khawatir akan terjadi fitnah (kesyirikan) terhadap mereka.” (Shahih, HR Ibnu Wadh-dhah dalam kitabnya “Al-Bida’u wan-Nahyu ‘Anha”, 42. Al-I’tsihâm, 1/346).

Khalid bin Walid Menebang Pohon Uzza

Uzza adalah pohon yang dikeramatkan orang-orang musyrikin Arab Jahiliyah. Bentuk mengeramatkannya adalah dengan membuat bangunan seperti rumah yang mengelilingi ketiga pohon keramat tersebut. Mereka memuja pohon tersebut.

Disebutkan dalam Sunanul Kubro karya imam an-Nasa’i, dari At-Thufail, beliau bercerita:

“Ketika Rasulullah menaklukkan kota Mekah, beliau mengutus Khalid bin Walid ke daerah Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnyau Khalid mendatangi ‘Uzza, dan ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah.

Khalid pun lantas menebang ketiga pohon tersebut. Ketiga pohon tersebut terletak dalam sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah tersebut. Setelah itu Khalid menghadap Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan.

Nabi Salallahu Alaihi wasallam bersabda, ‘Kembalilah! karena engkau belum berbuat apa-apa.’

Akhirnya Khalid kembali. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah gundukan yang ada di dekat lokasi tersebut sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza, wahai ‘Uzza!”

Khalid mendatangi gundukan, ternyata ‘Uzza itu (jin yang menjelma) berbentuk perempuan telanjang yang mengurai rambutnya (memanjang). Ketika itu dia sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.

Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin perempuan ‘Uzza sehingga berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali menemui Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Lalu Nabi bersabda: “Ya, itulah (setan) ‘Uzza.” (Shahih, HR. Nasa’i, Sunan Al-Kubra no. 11547, Ibnu Sa'ad dalam Thobaqatil Kubro (2/146), hadits ini di shahihkan oleh Dziya' Al-Maqdisi dalam kitabnya al-Ahadits Al-Mukhtaroh (258, 259), di shahihkan juga oleh Husein Sulaim Asad dalam tahqiq Al-Musnad Abu Ya'la Al-Mushili (902)).

Masih ingatkah kalian saat pohon yang ditabrak Uje pernag ditaburi bunga-bunga? Padahal itu hanya sekadar pohon korban kecelakaan.

Amburadulnya akidah umat Islam tidak hanya sebatas pemujaan pohon, tetapi juga makam.

Pada makam orang-orang sholih didirikan bangunan, mereka sholat di dalamnya, berdoa meminta padanya, dan memberikan sesaji.

Sementara di belahan bumi sana, di SYAM, makam-makam yang di atasnya dibangun kuil-kuil pemujaan dan dijadikan sebagai makam keramat, kini banyak yang telah diratakan kembali. Makam dikembalikan fungsinya hanya sebagai makam untuk membersihkan tauhid, menumpas kesyirikan.

Inilah yang oleh penduduk dunia dimana sebagiannya juga mengaku sebagai muslim, para oknum yang meratakan kuburan pemujaan tersebut disebut sebagai TERORIS.

Dari sini saja terlihat betapa dangkal akidah umat menjelang akhir zaman. Akankah kita membeo para pemuja pohon dengan menyebut ‘para penebang pohon’ sebagai teroris?

Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version