View Full Version
Senin, 06 Mar 2017

Beginilah Jalan Dakwah

Oleh: Firdaus Bayu (Syabab HTI Jombang)

Jalan dakwah, jalannya para kekasih Allah yang selalu Dia jaga dimanapun mereka berada, yang Dia lindungi kemana saja mereka pergi, dan Dia arahkan kemanapun mereka berjalan. Likunya terjal penuh aral, tapi para pendakinya tak pernah letih melampaui. Mereka membersamai Allah siang dan malam, tak takut dengan ancaman, tak jatuh karena hujatan. Mereka tak pernah susah dengan dunia, sebab sorotan mata mereka jauh ke depan merindui surga yang kian mendekat dalam pikiran.

Dengan dakwah, Islam akan terus tersebar ke benak-benak manusia. Dakwah dapat mengubah yang buta jadi melihat, yang tuli jadi mendengar. Iman yang kita genggam hari ini, adalah buah dakwah para ulama yang kala itu gigih berjuang.

 

Urgensitas Dakwah Ideologis

Dakwah ideologis adalah seruan atas kaum muslimin untuk menerapkan Islam sebagai ideologi. Hal itu merupakan konsekuensi logis dalam berakidah, sebab Islam bukanlah sebatas agama ritual, tetapi juga sebuah mabda’ (ideologi) yang harus diwujudkan dalam kehidupan secara utuh, tak terpisah satu pun darinya.

Di saat syariat Islam tak lagi terangkai sebagai sebuah sistem negara yang sempurna, dakwah ideologis menjadi hal yang begitu mendesak. Seperti hari ini, hukum-hukum Islam kian terlantar, kaum muslimin dibendung tanpa dapat menunaikan syariatnya kecuali sebagian kecil saja. Mereka dipaksa tunduk terhadap hukum kufur yang jelas-jelas menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya. Umat Islam yang seharusnya menjadi umat terbaik, kini terjepit tanpa daya.

Negeri-negeri Islam di sebagian wilayah dijajah secara fisik. Bom-bom diluncurkan siang dan malam. Perempuan mereka diperkosa, anak-anak mereka dipaksa melihat kebiadaban. Di sebagian wilayah lainnya, kekayaan negeri-negeri kaum muslimin diperas habis tanpa peduli. Penguasa negeri yang seharusnya menjadi pelindung, justru menjadi pendukung ideologi dan kepentingan penjajah. Begitulah nasib kaum muslimin tanpa penerapan sistem Islam di dalamnya. Mereka seperti ikan yang tergeletak di daratan. Menggelepar tak berdaya, mati perlahan karena jauh dari syariatnya.

Oleh karena itu, dakwah ideologis hari ini semesthinya menjadi tema utama. Umat butuh penyadaran tentang penjajahan yang menimpa dan urgensitas sistem Islam sebagai solusinya. Dahulu, Rasulullah SAW tidak hanya menyampaikan ayat shalat, namun juga kewajiban agung berjihad. Kala itu, Rasulullah SAW bukan sekedar menjelaskan bagaimana wajibnya berpuasa, melainkan juga bagaimana hidup bersyariat dalam sebuah negara. Bangsa Arab yang sebelumnya tak mengenal Tauhid, menjadi kaum beriman yang terdidik. Mereka yang sebelumnya tenggelam dalam gelapnya masa, menjadi mercusuar peradaban dunia. Itulah Islam, komperhensif dan solutif.

 

Jalan Dakwah Itu Terjal

Dakwah adalah misi para Nabi dan Rasul, manusia pilihan yang begitu tegar atas bermacam cobaan. Siapa saja yang mengikuti jalannya, akan menjumpai aral yang sama. Cacian, fitnah, himpitan, bahkan ancaman fisik akan melintang. Jiwa yang telah membenami dakwah, akan selalu bijak ketika musuh-musuh mempredikatinya teroris. Sungguh, sematan yang tak dapat diterima logika. Islam yang mengajarkan kerukunan, justru dituduh menteror. Namun begitulah sikap manusia yang kehilangan iman, apapun bisa diperbuat untuk kepentingan yang hendak didapat. Para pendakwah ideologis juga akan selalu teguh saat musuh-musuh menuduhnya berbahaya dan ancaman negara.

Sungguh, tuduhan yang tak masuk akal tanpa dasar. Bagaimana mungkin ideologi Islam yang dengannya akan terwujud rahmatan lil ‘alamin dikatakan sebagai sebuah ancaman yang berbahaya. Justru kebijakan-kebijakan  liberal yang terlahir dari sistem kufur itulah yang menjadi ancaman nyata dan berbahaya bagi negara. Tak sekedar labelisasi dan tuduhan, musuh-musuh Islam juga tak segan melakukan penyiksaan fisik untuk menghadang laju dakwah ideologi Islam. Telah banyak para pejuang yang gugur di medan dakwah lantaran kebengisan musuh-musuh Islam. Mereka ditembak atas dugaan yang belum tentu terbukti. Mereka dibantai tanpa belas kasih hanya gara-gara konsisten mengibarkan panji Islam.

Sungguh, jalan dakwah itu tidak mudah, akan ada banyak persoalan yang datang mendera. Namun keimanan para pejuang tak kan pernah kalah. Sekuat apapun musuh-musuh Islam menghadang, Allah Maha Kuasa untuk membongkarnya. Jalan dakwah itu tak pernah sepi, karena dakwah tak pernah mati. Memang ada saja pejuang dakwah yang terhempas keluar, namun selalu ada pula pejuang lain yang datang menggantikan. Sebab pada dasarnya, bukan dakwah yang membutuhkan manusia, tetapi manusialah yang membutuhkan dakwah. Begitulah, dakwah ideologis akan tetap berdiri, sekalipun musuh Islam tak berhenti menghalangi.

 

Kemenangan Dakwah Ideologis

Sesungguhnya kemenangan ideologi Islam adalah sebuah kepastian. Ia adalah janji Allah yang tak kan pernah bisa dibendung oleh apapun. Maka, sudah sepatutnya para pengemban dakwah tetap tegar menghadapi rintangan. Mereka adalah manusia pilihan yang Allah turunkan untuk menyongsong sebuah kemenangan peradaban. Tanda-tanda kemenangan itu semakin terasa.

Umat Islam semakin hari kian mengerti siapa musuhnya. Ketidakadilan yang mereka terima telah bercerita tentang makna sebuah kedzaliman. Dengan luka yang sama, umat Islam dapat bersatu dalam ikatan takwa. Ideologi kapitalisme yang telah lama mencengkram, terbukti tak mampu mengayomi umat untuk mewujudkan hidup sejahtera. Karena itu, ini adalah kesempatan besar untuk kebangkitan ideologi Islam. Dan insyaAllah, tidak lama lagi kemenangan itu akan benar-benar terwujud.

Allah SWT berfiman dalam surat An Nur ayat 55, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik”. Wallahu a’lam bishshawab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version