View Full Version
Kamis, 16 Mar 2017

Melanjutkan Kehidupan Islam Bukan Visi Hampa

Sahabat VOA-Islam...

Kesadaran kaum muslimin akan wajibnya menerapkan seluruh hukum Alloh dalam kehidupan mengalami masih belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh rusaknya system yang ada untuk menghadirkan dan melindungi keberadaan kesadaran ini. Keluarga memang menjadi basis nomor satu untuk membentuk, membina, menjaga agar setiap individu dalam keluarga selalu sadar akan kewajibannya terikat dengan hukum syara.

Namun seberapa kuat keluarga menjaganya? Ketika interaksi diluar keluarga dipenuhi oleh hubungan yang bersifat materi dan keduniawian yang minim keimanan, maka sekuat apapun iman yang telah ditanam didalam rumah sedikit demi sedikit bisa terkikis. Oleh karena itulah, organisasi dakwah, lembaga sosial, tempat kerja, perkumpulan-perkumpulan masyarakat ikut berandil besar dalam menghadirkan kembali kesadaran akan kewajiban untuk terikat dengan hukum Alloh swt.

Di sisi yang lain prasangka Barat akan kembalinya kekuatan kaum muslimin menjadikan mereka berusaha sekuat tenaga dengan berbagai macam cara untuk meredam bangunnya umat Islam dari tidurnya. Untuk membentuk image positif mereka gelontorkan berbagai macam hal salah satunya atas nama bantuan. Bantuan keuangan untuk pendidikan, pembangunan dan lain-lain. Tidak berhenti sampai disitu mereka munculkan Islamophobia melalui pengkotakan Islam dari Islam fundamental, radikal hingga terorisme.

Siasat mereka untuk menghambat laju kebangkitan Islam dilanjutkan dengan menjejali generasi muda Islam dengan 4 F yaitu food, fun, fashion, film ditambah dengan gadget. Upaya ini mereka lancarkan dengan tujuan menjauhkan pemuda Islam dari agamanya sehingga secara akta kelahiran mereka beragama Islam tetapi tidak mengerti Islam. Kemudian mereka memilih mengidolakan bintang film Barat ketimbang sosok Nabi, para sahabat, maupun pahlawan muslim dinegeri ini.

Ending dari semua itu, mereka ingin mencabut rasa bangga dari dada remaja Islam atas identitas mereka sebagai seorang Muslim. Akankah kondisi ini kita diamkan? Tentu, muslim yang normal menjawab tidak. Harus ada upaya membangun benteng untuk mengamankan umat Islam dan memulihkan kembali pemikiran, perasaan dan peraturan mereka yang telah dirusak oleh ideology Barat. Modernitas sekuler yang telah mengkotak-kotakkan antara perkara agama dan kehidupan harus dihapus.

Pemisahan agama dari kehidupan ini telah memunculkan ambivalensi dan permusuhan intern umat Islam. Pro kontra penerapan syariat yang harusnya tidak terjadi malah mengangnga lebar. Hal ini terjadi karena keberhasilan Barat dalam mengobok-obok pemikiran umat Islam. Sehingga ada diantara umat yang tidak lagi memandang bahwa dengan penerapan syariat maka perdamaian dunia akan tercapai dan izzul Islam dapat teraih.

Malah yang ada adalah sebaliknya, mereka membenarkan pemikiran Barat bahwa jika agama dibawa keranah Negara akan memunculkan kekacauan seperti intoleransi terhadap agama lain, memunculkan ketidakadilan, dan lain-lain. Apabila pemikiran ini diyakini, maka pertanyaannya adalah siapa pemilik kebenaran itu? Alloh swt dalam al Quran telah menyebutkan bahwa Islam adalah rahmatan lil’alamin (QS. Al Anbiya:107, QS. Al A'raf: 96).

Artinya bila Islam itu diterapkan maka akan membawa berkah kebaikan untuk alam dan manusia. Apakah kalam manusia yang kita percayai daripada kalam Ilahi? Mari kita renungkan. Sekarang sudah saatnya umat Islam bangun dan membuktikan bahwa visi melanjutkan kembali peradaban Islam yang telah hilang bukanlah visi hampa.

Dengan perjuangan para pemuda Islam yang yakin akan firman Rabbnya dan Sabda Nabinya maka tidak ada kata nonsense akan kembalinya Timur dan Barat di bawah payung Kekhilafahan Islam dengan Syariat Alloh swt yang akan diterapkan. Berbagai tantangan dan hambatan yang ada saat ini adalah untuk menguji batasan komitmen umat Islam terhadap Islam sebagai way of life.

Dengan demikian, masa depan Islam itu ada di tangan kita. Apakah akan kita biarkan peradaban Islam itu menghilang atau exist kembali memimpin dunia? Biarkan keimanan anda yang menjawabnya. Wallahua’lam bi ash showwab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Puji Astutik Syabah HTI Chapter UIN Sunan Ampel Surabaya


latestnews

View Full Version