View Full Version
Kamis, 14 Sep 2017

[Cerpen] Perempuan Berkhimar Rebah

Tak terasa tiga tahun sudah berlalu. Sekarang ia sudah tumbuh dewasa. Zainab merupakan anak pertama dari keluarga yang sederhana, namun keinginan ia dalam mewujudkan mimpi-mimpi nya sungguh luar biasa. Perubahan-perubahan ia yang berikan selama masuk pesantren benar-benar merubah ia menjadi seorang wanita shalihah, dari cara berpakaiannya dan sikap nya terhadap lawan jenis.

Suatu pagi, ada seorang pria mendatangi rumah Gadis itu.

“Assalamualaikum..”

“Waaalaikumsalam,, silahkan masuk” Ucap ibu maryam (Ibu kandung nya Zainab)

Rupanya ustadz zaki yang datang ke rumah. Keluarga Zainab pun kaget atas kedatangan Ustadz Zaki. Kedatangan Ustadz Zaki ke rumah adalah untuk menawarkan beasiswa Study untuk Zainab. Keluarga Zainab pun tak mengizinkan Zainab untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

“Baik, bu. Mungkin itu yang dapat saya sampaikan. Saya tunggu kabar baik nya. semoga Zainab bisa menerima tawaran ini” Pinta Ustadz Zaki

Zainab memang gadis cantik juga pintar, di kampungnya menjadi gadis yang paling di kagumi masyarakat. Namun, berbeda dengan keluarga nya yang selalu menentang keinginan Zainab. Keluarga Zainab selalu menginginkan Zainab untuk segera Menikah.

“Bu, inab kan masih muda. Inab masih ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bahkan ke luar negeri bu” Pinta Zainab

“Ah, kamu nab. Selalu saja menentang permintaan ibu. Kamu sudah dewasa, sudah saat nya untuk menikah. Lihat tetangga-tetangga anak-anak seumuran kamu udah pada gendong bayi nab” Tegur Ibu Maryam

“Tapi bu, umur inab juga masih belasan tahun bu. Inab pengen buat ibu bahagia dulu. Pengen buat ibu sama bapak bangga sama inab” Jawab Zainab

“Sudah lah nab, memang nya kamu mau tawaran nya ustadz zaki untuk kuliah di luar negeri ? kamu itu perempuan nab! Sudah lah jangan ada-ada aja” Ucap Ayah Zainab

“Tapi, pak. Inab juga pengen sukses dulu. Nanti kalau sudah masa nya inab menikah. Pasti inab menikah pak” Pinta Inab sambil meneteskan Air mata

“Yasudahlah terserah kamu, nab” Tegas Ibu Maryam

Selain penolakan-penolakan itu dari keluarga, karena sikap keluarga yang menginginkan inab untuk segera menikah, karema ia merupakan anak satu-satu nya. namun, Zainab masih ingin melanjutkan pendidikan nya.

Karena kecemburuan social yang terjadi di masyarakat nya membuat inab harus terjebak pada situasi seperti ini. Bahkan ibu maryam sudah mempersiapkan Jodoh untuk Zainab

Pada suatu ketika, Zainab memberanikan untuk menemui ustadz Zaki. Guru Zainab semenjak ia di bangku sekolah. Ustadz Zaki yang selalu mendukung Zainab

“Assalamualaikum,...”

“Waalaikumsalam. Eh Zainab. Ayoo masuk nab” Ucap Ustadzah Fatimah (Istrinya Ustadz Zaki)

“Ustadz Zaki nya ada bu? Saya mau membicarakan tawaran kemarin terkait beasiswa study itu bu” Ujar Zainab

“Oh.. Iyaa nab.. gimana kamu mau? Nanti pihak pesantren yang mengurus nya. kamu tinggal persiapkan persyaratannya saja” jawab Ustadzah Fatimah

“Iya bu. Tapi inab bingung dan sedih. Keluarga lagi-lagi tidak mengizinkan inab untuk melanjutkan pendidikan alasannya sepele mereka menginginkan inab untuk cepat menikah. Inab nggak mau bu. Inab takut” Ujar Inab

“Astagfirulloh.. kok begitu yaa nab?” Tanya Ustadzah

“Inab bingung bu. Saat keistiqamahan Inab dalam berhijrah, harus ada lika liku nya terutama berhadapan lagi-lagi dengan keluarga” Tersendu inab

“yang sabar yaa nab, ustadzah tahu kok perasaan mu. Mungkin keluarga mu juga menginginkan yang terbaik buat kehidupan mu” Pungkas Ustadzah

Zainab pun pergi dari Rumah ustadz Zaki. Karena sudah sore pula, ia langsung pergi ke rumah.

Gadis cantik baru lulus sekolah Tahfidz ini, memiliki hijrah yang panjang dengan proses yang begitu luar biasa. Hari ini, ia harus di hadapkan dengan berbagai masalah dalam keluarga nya.

“Saat keistiqamahan ini mulai ku rajut. Lika-liku dalam ku mempertahankan ke istiqamahan ini harus di kuatkan. Ya Allah.. mampu kan ku dalam mengolah Hati sehingga ku tak berdosa terhadap keluarga” Ucap inab dalam hati

Assalamualaikum....

Rumah terlihat sepi. Tak terlihat bapak yang setiap sore nangkring depan rumah dengan secangkir kopi panas nya. juga tak terdengar ibu yang biasa memasak dengan riuh nya.

“Pada kemana yaa” Ujar Zainab dalam hati

Beberapa jam kemudian, setelah Zainab melaksanakan Shalat ashar. Orang tua Zainab terlihat baru datang. Dengan membawa barang-barang yang banyak seperti dari hajatan.

“Ibu sareng bapak atos timana?” (Ibu sama bapak sudah darimana?) Tanya Zainab

“Eh kamu sudah pulang nak. Sini duduk, ibu sama bapak mau ngomong serius buat kamu” Jawab Ibu Zainab

“Iya, aya bu?” (iya, ada apa bu?) Tanya Zainab

“Pokonya, ini kabar bahagia buat kamu. Zainab terang teu putra na Haji Mahmud, itu lhoo nak Fadil yang dulu kakak kelas inab waktu inab?”   Tanya Ibu Zainab

“Oiyaa, bu. Inab tahu. Bukan nya dia sekarang kuliah di luar negeri yaa bu”

Muhun, leres inab. Mung si Fadil teh udah balik lagi kesini. Dan kamu nab, dia ternyata mau melamar mu” Tegas Ibu Zainab

“Astagfirulloh.. bu, ada-ada aja.” Jawab Zainab

“Kok ada-ada aja sih, ibu serius yaa. Ibu pengen cepet kamu itu menikah. Sudah, jangan sekolah-sekolah mulu” Tegas Ibu Zainab

Zainab pun pergi ke kamar, dan tak melanjutkan percakapan nya dengan kedua orang tua nya.

Zainab pun bingung sekarang apa yang harus ia perbuat. Di saat keistiqamahan harus di timpa dengan problem yang terjadi di keluarga nya, karena keinginan nya tak di hiraukan oleh keluarganya.

 Beberapa hari setelah percakapan itu dengan orang tua nya. Zainab dan Orang tua nya tak lagi bertegur sapa. Namun, kedua orang tua nya tetap bersikeras untuk menerima lamaran dari Fadil teman SD nya waktu dahulu.

Sabtu/22/08/2015

Tepat, hari lamaran keluarga Fadil datang ke rumah Zainab. Namun, kehadiran keluarga Fadil pun tanpa sepengetahun Zainab. Ia di beri tahu orang tua nya, saat keluarga Fadil sudah datang. Zainab pun tak berhenti menangis.

“Sudah, kamu mah meuni jiga budak leutik kalaka ceurik” (Sudah, Kamu mah kaya anak kecil banget pake nangis segala)

“Ibu, mohon. Zainab, ingin belajar dulu, Zainab masih terlalu dini untuk segera di nikah kan. Zainab janji, setelah Zainab beres study Zainab pasti akan menikah” Pinta Inab

“Ya Allah. Sekarang bukan waktu nya nab. Ayooo cepet keluar. Ibu, Lakukan semua ini juga untuk kepentingan kamu. Buat masa depan kamu” Tegas ibu Zainab

Dengan ketegaran Zainab, Air mata yang terus mengalir. Dalam keramaian ia bersedih.

Setelah beberapa percakapan antara keluarga Zainab dan Keluarga Fadil. Akhirnya, mereka menanyakan kesiapan Zainab untuk berumah tangga. Dalam suasana keheningan, Zainab yang tak henti nya menangis, terus di tegur kedua orang tua. Namun, karena ketaatan ia terhadap kedua orang tua nya. Ia pun tak bisa berbuat apa-apa dan menerima kenyataan pahit ini.

Namun, siapa sangka laki-laki yang Zainab panggil kakak tersebut, ternyata sudah tahu bahwa keinginan Zainab yang paling terbesar adalah melanjutkan study nya ke luar negeri. Fadil Fadhalal pun, mengingingkan Calon Istri nya tersebut untuk tetap bisa melanjutkan Study nya terlebih dahulu. Dengan kesepakatan kedua keluarga, akhir nya sepakat dan setuju.

Keluarga Zainab, saat mendengar pernyataan Nak Fadil pun tak henti nya meneteskan Air mata.

Bahwa keistiqamahan seseorang tergantung dari bagaimana cara ia mengolah Hati. Tanpa harus menyakiti siapapun. Akhirnya, Zainab pun tetap melanjutkan study nya terlebih dahulu. Selesai. 

Penulis: Reni Marlina  


latestnews

View Full Version