View Full Version
Sabtu, 24 Mar 2018

Generasi Mush'ab bin Umair

Sahabat VOA-Islam...

Pemuda? Ini adalah sosok yang tentu menyumbang populasi sangat besar di Indonesia, bahkan di negeri-negeri lain. Why not? Bung Karno pun menyatakan bahwa, " Beri aku 1000 orang tua akan kucabut semeru dari akarnya.. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia." Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemuda adalah aset terbesar negara..

Namun, pemuda saat ini tak sekuat terdahulu (umat muslim). Banyak pemuda yang telah teracuni oleh virus-virus mematikan yakni budaya barat. Budaya barat (sekulerisme) ini telah merasuki kalangan pemuda dengan caranya sendiri. Hampir tiap waktu, misalnya, bermunculan film bergenre remaja yang penuh dengan nilai-nilai sekular.

Temanya tak jauh dari pacaran yang menjurus pada pergaulan bebas. Film "Dilan 1990" yang menghebohkan saat ini hanya salah satu dari ribuan film yang ada. Film berlatar belakang percintaan remaja tahun 90 an ini yang mulai tayang di bioskop pada akhir Januari 2018 ini- konon hanya dalam 4 hari telah ditonton oleh satu juta orang. Luar biasa.

Film bergenre seperti inilah yang memancing timbulnya virus merah jambu (syahwat).Hal  Ini adalah salah satu sebab yang membuat para pemuda terjun kepada pergaulan bebas dan merusak mereka. Fakta yang terjadi pada tahun 2008 saja, menurut hasil survei yang dilakukan salah satu lembaga, 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual diluar nikah dan 21 persen diantaranya melakukan aborsi. Na'udzubillahi min dzalik. Sungguh, pemuda saat ini diambang kehancuran.

Kawan..

Semoga kau tak seperti Dilan, yang senangnya merayu anak perempuan orang. Jangan lemah seperti Dilan, yang menanggung rindu saja dia sudah tak kuat. Mengarungi kehidupan di dunia ini kita harus kuat, terutama berperang melawan syahwat.

Anak muda itu bukan penggombal, tapi dia pejuang dalam menjaga hatinya agar selalu terpaut pada Allah. Jangan menjadi psikopat seperti Dilan. Menghilangkan jejak kehidupan seseorang hanya karena menyakiti wanita yang disenanginya. Jika kau pemberani dan bernyali kau akan akan berjuang menghilangkan kemungkaran di medan dakwah dan jihad.

Pemuda itu, sebelum tidur selalu bermuhasabah atas hari yang dilewatinya, bukan mengucapkan selamat tidur secara diam-diam kepada wanita yang dipacarinya. Anak laki-laki itu harus tau bahwa kegagahannya untuk memuliakan islam dan kaum muslimin. Kegagahan bukan untuk bermaksiat kepada Allah dan menjerumuskan diri serta anak perempuan orang dalam kekejian pergaulan.

Semoga generasi muda muslim selalu mampu menjaga kehormatannya, memuliakan lawan jenisnya dengan menjaga interaksi. Tidak memperturutkan hawa nafsu dan punya "standar keren" yang benar.

Tadaburilah, kisah si ganteng nan shaleh Mus'ab bin Umair. Ia gagah, ganteng, kaya raya, dan cerdas. Tapi tak pernah ia pakai semua itu untuk menggombali para wanita. Ia bahkan meninggalkan semua keglamouran kehidupannya lalu berhijrah kepada islam dan menjadi penerus lisan Rasulullah saw.

Ia wafat dalam kemiskinan setelah menjadi wasilah hidayah bagi penduduk Madinah. Lalu apa bagiannya di sisi Allah? Allah dan Rasul meridhainya. Semoga kita semua bisa mencontoh keteladanan para sahabat. Menjadi generasi Mush’ab ibn Umair. Wallahua’lam. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Fathin Fauziyyah, Kelas 11 SMA


latestnews

View Full Version