View Full Version
Sabtu, 09 Jun 2018

[Cerpen] Aku & Hijrah

Oleh: Reni Marlina

Aku suka senja di sore hari ini, membuat tenang dan memberiku sedikit bisa bernafas dengan lega tak lupa untuk selalu bersyukur pada sang khalik.

Seperti biasa nya sore hari itu, aku dan teman dekat ku sedang menikmati senja sore di pinggir danau. Rumah kami memang jauh dari hingar bingar para penguasa. Rumah kami cukup jauh dari danau ini, Rumah yang biasa mereka sebut dengan Rumah Penjara Suci yaitu “Pesantren”. Ya, Kami adalah santri di salah satu pesantren terpencil di kampung ini.

“Zul, Ayooo.. pulang. Sudah sore nih” Pinta Susanti padaku.

“Iya, Ukh sebentar yaa. Ana masih mau menikmati senja ini” Jawabku

“Ah, kamu nih. Lebay sekali hayu burukeun bisi di carekan ku si umi (Hayu cepatan takut di marahin umi), hari ini ada ujian hapalan” Ujar Sumayah

“Yang bener saja kamu? Ya Allah belum murajaah nii” Jawabku

“Iya, makanya ayoo pulang” Pinta Kembali Susanti

Sumayyah dan Aku pun tergesa-gesa pulang menuju Asrama Ummahatul Ghad

Sesampanya di Asrama, kami mendapat hukuman karena tidak mengikuti shalat berjamaah. Aku pun merasa bersalah pada sumayyah yang selalu kena marah karena aku selalu mengajak nya untuk bermain di sore hari.

“Sumayyah, Maafkan aku ya. Setiap kali aku di hukum kamu pasti ikut terhukum pula. Aku ini memang bukan sahabat yang baik yaa” Uraiku

“Haha.. aku senang kita di rendam di empang seperti ini. Apalagi sama kamu, aku melihat persahabatan kita ini semakin erat. Gausah minta maaf maaf lagi deh. Lagian aku nya juga mau kan? Haha” Jawab sumayyah dengan sumringah

“Ih, aneh pisan kamu mah sumayyah. Yauda deh. Jadi seneng punya sahabat kek kamu” Pungkasku

Setelah berjam-jam kita di hukum di rendam di empang pinggir asrama putri oleh ustadzah. Kami pun diizinkan untuk naik dan bersih-bersih.

“Sebagai tambahannya hapalkan surah Al-jin. Malam ini langsung setor ke umi” Ujar Ustadzah

“Baik, umi” Jawabku

Zulaikha adalah salah satu santri yang datang dari kota, yang di tinggalkan orang tuanya begitu saja tanpa kabar kembali. Karena orang tua yang sudah tidak sanggup lagi menasehati Zulaikha, hingga sampai pada akhirnya orang tua Zul berjanji, jika Zulaikha dapat berubah ia akan mengabari Zulaikha.

Gadis yang biasa di panggil Zul ini, memang awal di masukan ke pesantren itu bersikeras tidak mau. Dan sering melakukan pelanggaran, sampai pihak pesantren pun sempat berpikir akan mengembalikan Zulaikha ke orang tua nya.

Namun, Ustadzah Fatimah mengingat amanah dari orang tua Zul untuk senantiasa menjaga, menasehati Zulaikha sampai ia tumbuh menjadi seorang wanita yang sholihah dan berbakti kepada orang tua.

“Zul, kenapa sih setiap sore kita harus selalu main ke danau ini dan melihat senja. Aku bosan tahu zul” Tanya Summayah

Zulaikha pun dengan asyik memandang senja dan bershalwat “May, aku selalu berharap dengan aku melihat senja di sore ini aku bisa tenang melihat dan mendengar kabar keluarga ku disana” Jawab dengan lembut Zulaikha

“Pasti orang tua kamu bangga sama kamu Zul. Sama aku juga, bangga dengan kamu saat ini. Sungguh” Ujar summayah

Hijrah yang berawal dari keterpaksaan akhirnya lama-lama terbiasa dan bisa. Sampai pada akhirnya pun keterpaksaan dulu itu membuahkan hasil pada hidup seseorang.

“Hafizah dari Jakarta Selatan, Selanjutnya adalah Zulaikha Permana dengan nilai hapalan Qur’an Mumtaz!”

Sorak sorai para tamu undangan Aula Pesantren Madinatul Qur’an.

Zulaikha tak menyangka setelah satu tahun lama nya di tinggalkan oleh keluarganya, pada saat wisuda hafiz qur’an keluarga Zulaikha pun hadir dengan penuh haru melihat sosok Zulaikha saat ini.

“Dulu saya bukan santriwati, saya belum terbiasa dengan pakaian lebar seperti ini dan saya juga bukan orang yang selalu membaca alqur’an dan menghapalkannya. Namun, semenjak itu hidayah datang menghampiri. Berawal dari keluarga saya memasukan  ke pesantren ini. Banyak sekali hidayah atau hikmah yang saya dapatkan. Salah satunya adalah bahwa keterpaksaan saya dulu, sudah mulai terbiasa dan sampai hari ini. Hijrah itu menjadi bisa, nikmat dan mudah,” Pungkasnya saat memberikan kesannya selama di pesantren. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version