View Full Version
Selasa, 13 Nov 2018

Inilah 4 Hal yang Membuat LGBT Makin Eksis di Indonesia

Oleh: Heni Yuliana S.pd

Hari ini eksistensi kaum Lesbian Gay Biseksual dan Transgender(LGBT) atau biasa disebut kaum pelangi makin eksis saja. Kita bisa melihat pemberitaannya di berbagai media. Aktivitas mereka semakin marak saja. Mulai dari penggrebekan pesta kaum gay hingga data-data mencengangkan angka kaum lelaki suka lelaki ini.

Di berbagai kota anggotanya mencapai ribuan. Di Karawang tercatat 6000 lebih anggotanya (Republika, 10/10/2018), Garut ada 2500 anggota(tribunnews, 9/10/2018),  Itu yang terdata. Bagaimana dengan yang tidak? Tentu lebih banyak lagi. Hal ini seperti fenomena gunung es, yang terlihat hanya ujungnya saja. Yang tak terlihat justru lebih banyak lagi. Astaghfirullah.

Perkembangan mereka yang gila-gilaan pasti akan memunculkan pertanyaan. Mengapa bisa mereka eksis bahkan berkembang di negeri ini? Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia.  

Inilah 4 faktor penyebab yang menjadikan kaum Penyuka sesama ini bisa berkibar di negeri ini:

1. Keimanan sebatas kata

Di negeri ini ada istilah populer untuk menyebut seseorang dengan keimanan yang lemah. Islam KTP. Itu bukan sebatas kata tapi benar adanya. Berislam tapi sebatas ucapan saja. Tak mengerti makna Islam sebenarnya. Akhirnya perintah dan larangan Allah swt tak diindahkan. Sehingga terjerumus dalam kubangan maksiat penyuka sesama jenis.

Iman itu hendaknya tasqidul jazm. Dibenarkan melalui hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Dan iman berbanding lurus dengan pemahaman. Jika pemahaman agama baik tentu keimanan pun akan berada pada tingkat yang baik pula. Sayangnya kebanyakan muslim enggan untuk meng-upgrade keimanannya dengan menuntut ilmu. Menjadikan kebanyakan mereka hanya beriman sebatas kata.

2. Fungsi keluarga yang tidak berjalan

Keluarga adalah pondasi tegaknya suatu masyarakat dan negara. Seperti kita tahu saat ini pondasi paling dasar ini sedang dalam goncangan.

Banyaknya perceraian menyebabkan ibu rumah tangga yang bergeser menjadi wanita karir. Ini mengakibatkan lemahnya fungsi keluarga. Ibu tak lagi jadi pengasuh pertama dan utama dalam keluarga. Dapat dipastikan generasi akan mudah terpapar oleh virus penyuka sesama jenis ini.

3. Masyarakat yang Individualis

Disadari atau tidak masyarakat sekarang berubah menjadi masyarakat permissif (serba boleh). Mereka tak lagi resah dengan kemaksiatan yang ada. Asal tidak merugikan orang lain maka boleh-boleh saja, itu ujarnya. Hak Asasi jadi tamengnya. Ini terjadi baik masyarakat perkotaan atau pun pedesaan. Mereka menjadi sangat individualis. Padahal dalam Islam sudah jelas, apa yang kita harus lakukan ketika melihat kemaksiatan di depan mata.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)

4. Sistem demokrasi liberalis yang bertengger di negeri ini

Sejak tahun 1924 khilafah Islamiah institusi pelaksana syariat Islam telah dihancurkan oleh tangan seorang Mustafa Kemal sehingga Islam tak lagi diterapkan. Sebagian ajarannya ditinggalkan, diganti dengan penerapan  sistem kapitalis sekularis yang mengagungkan kebebasan. Mereka boleh membuat aturan sesuai kepentingan dan meminggirkan titah Tuhan. Padahal sudah jelas hak membuat aturan hanya di tangan Allah swt  sang penggenggam kehidupan.

إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik.” (Al An’am :57)

Dan inilah pangkal penyebab masuk dan merebaknya faham LGBT di tengah umat yang mayoritas muslim. Agar negeri ini tidak semakin rusak oleh faham tersebut maka kita harus mencampakkan sistem ini dan membangun kembali sistem kehidupan yang bersumber dari aturan Tuhan. Institusi pelaksana Syariat yang akan memberikan rahmat hingga seluruh alam. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version