View Full Version
Kamis, 29 Nov 2018

Membungkam Mahasiswa

Oleh: Masyithoh Zahrodien (Aktivis Muslimah)

Mahasiswa memiliki peran besar di pundaknya. Mereka sebagai intelektual akademisi yang tentunya memiliki kemampuan lebih dalam bidang ilmu pengetahuan yang harapannya bisa memberikan sumbangsih dalam perkembangan saintek dan memberikan kontribusi dalam kehidupan.

Mahasiswa juga sebagai  social control, yang mana ditangan merekalah kondisi social masyarakat akan sesuai dengan bagaimana opini yang dibuat oleh kaum intelektual ini. Mereka juga sebagai iron stock atau generasi penerus, mereka akan melanjutkan estafet kepemimpinan di dalam negerinya.

Dan yang paling besar dari semua itu bahwa mereka adalah agent of change, yaitu agen perubahan. Mereka yang harusnya bisa melakukan perubahan dan perbaikan dari kondisi rusak menjadi kondisi yang lebih baik lagi.

Peran mahasiswa yang begitu dahsyat kini hanyalah konsep sakral yang terus dibahas tanpa ada realisasi. Bagaimana tidak ? mahasiswa disibukkan dengan tugas akademik yang menggunung. Kebanyakan dari mereka menjadi mahasiswa untuk bisa bekerja nantinya.

Ijazah dan IPK menjadi target utama di kampus dan setelah itu mereka bisa mendapat pekerjaan yang layak, bukan lagi ilmu dan pengabdian pada negeri. Mahasiswa enggan berkomentar dengan komentar politik dan peduli nasib rakyat, pedui nasib sendiri pun sudah sangat susah ditengah terpaaan badai kapitalisme dan sekuler. Maka mereka pun terbungkam.

Membungkam mahasiswa pun sekarang sangat mudah, sibukkan mereka dengan tugasnya. Jika sudah maka sibukkan dengan kondisi tuntutan kehidupannya. Jika kedua hal itu tidak bermasalah maka sibukkan dengan kehidupan dunia yang melenakan seperti food, fun, fashion, film yang membuat mereka tidak peduli lagi dan menutup mata dengan kondisi negeri.

Jika mereka pada akhirnya peduli maka alihkan kepedulian menjadi aktivitas aktivitas yang penampakannya kerja nyata namun sungguh panggang dari api untuk menyelesaikan masalah negeri. Mereka sibuk bakti sosial namun lupa kenapa masyarakat membutuhkan uluran tangan mereka. Hanya sekedar uluran tangan? Atau sejatinya rakyat butuh lebih dari itu?

Mahasiswa tidak menyadari bahwa akar masalah di negeri ini adalah penerapan sekulersime kapitalis dalam bingkai demokrasi. Mereka pun menjadi agen penadah dari ideologi asing tersebut. Dan sungguh nyata terbungkamlah mahaisswa dari perubahan itu sendiri.

 

Kamukah mahasiswa terbungkam itu?

Mahasiswa mari mencari solusi, jangan hanya duduk didepan tumpukan tugas dan piranti akademik tapi coba lah sesuai dengan peran yang kita miliki yang mana berorientasi untuk perubahan dan perbaikan kondisi negeri yang sudah terpuruk ini.

Kita butuh solusi real dan fundamental, kita butuh perbaikan dari segala aspek kehidupan, dan yang paling utama kita butuh perbaikan mindset, sejatinya hidup kita tidak boleh hanya sekedar untuk mencari  materi belaka. Hidup kita sejatinya adalah untuk Allah swt entah apakah kamu mahasiswa atau bukan, namun sama.

Jika kita pahami bahwa kita adalah hamba dan manusia yang harusnya mengabdi pada pencipta, maka sangat wajar kita harus terikat dengan apa saja yang diturunkanNya untuk kehidupan manusia. Ya, manusia butuh aturan pencipta dalam mengatur kehidupannya.

Dia sebagai manusia yang lemah dan terbatas tidak akan bisa membuat hukum yang adil sekeras apapun dia berusaha. Maka hendaklah hukum Allah yang diterapkan. Bukan hukum ala kapitalis yang memihak pada kaum kaya saja. Sehingga kini mahasiswa harus mengawal perubahan ditengah masyarakat dan mengarahkan kita tunduk pada aturan pencipta dalam setiap aspek kehidupan.

Dari kapitalisme sekuler menjadi islam, dari kebarat baratan menjadi muslim yang sejati. Jadi perubahan yang harus diopinikan oleh mahasiswa muslim adalah perubahan islam. Islam kaffah atau islam yang menyeluruh yang mana kita harus menjalankan syariat secara totalitas dalam kehidupan. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version