View Full Version
Jum'at, 08 Mar 2019

Stanford atau Harvard, Pendidikan Tetap Mahal!

Oleh: Rochmah Ambarwati

Di tengah heboh warganet tentang berbagai topik, tema Stanford atau Harvard mencuat dan dibicarakan.  Itu karena ada artis yang sedang galau memilih antara kedua universitas bergengsi tersebut untuk S2. Sebelumnya, ia telah menyelesaikan kuliah S1 di Universitas Oxford, Inggris. Selama masa SMA, ia pun bersekolah di salah satu sekolah internasional yang terkenal di Jakarta.

Kemudian, publik pun berdecak kagum akan prestasi yang diraih. Why? Karena walaupun artis, ia masih mengutamakan pendidikan. Terlebih, ia mampu lolos dua universitas yang memiliki kualifikasi penerimaan mahasiswa cukup ketat dan bersaing dengan banyak calon mahasiswa lain dari seluruh dunia.

Sebetulnya, tidak heran sih artis tersebut mempunyai prestasi sedemikian. Masa SMA dia juga berasal dari sekolah bertaraf internasional yang ada di Jakarta. Jangan ditanya berapa biayanya. Tentu hal ini merupakan hal biasa bagi artis tersebut serta beberapa orang yang mampu. Lalu, bagaimana kabar rakyat tak mampu yang jumlahnya lebih banyak daripada mereka yang berduit? 

Biaya Pendidikan Mahal

Fenomena mahalnya biaya pendidikan baik di luar negeri maupun di tanah air memang bukan hal yang baru. Di Indonesia, pemerintah sudah menciptakan berbagai kebijakan untuk menjadikan pendidikan tak berbiaya mahal. Untuk tingkat sekolah dasar dan menengah dan untuk level sekolah negeri, masyarakat tidak diharuskan membayar biaya pokok sekolah. Namun untuk sekolah swasta dan tingkat perguruan tinggi, masyarakat masih harus membayar biaya yang sangat tinggi.

Ambil contoh untuk bisa masuk universitas negeri. Paling tidak orang tua harus menyiapkan uang puluhan juta sebagai uang masuk, plus SPP per semester yang masih berkisar jutaan sampai puluhan juta. Tergantung pada jurusan yang diambil serta universitas tempat kuliah.

Untuk beberapa jurusan tertentu, terutama jurusan yang dikenal dengan jurusan ‘elit’, biaya kuliah bahkan bisa melangit. Sebagai contoh jurusan kedokteran, uang masuknya sudah ratusan juta.

Tingginya biaya pendidikan menjadikan hanya sebagian kecil saja masyarakat yang mampu meneruskan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Bagi yang tak mampu, tentu mereka tak akan banyak bermimpi untuk bisa kuliah. Sebagian akan berusaha mengejar beasiswa walaupun memang tidak semuanya mampu untuk meraihnya.

Sejatinya, Indonesia merupakan satu negara yang mengamanatkan akan pentingnya pendidikan. Bahkan, undang-undang negara kita pun juga mengatur agar APBN memberikan anggaran yang tinggi untuk biaya pendidikan, walau hanya di tingkat sekolah dasar dan menengah.

Hanya saja, ini pun masih belum merata. Jika ingin mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik, pihak yang mampu akan mengusahakan untuk mendapatkan sekolah yang lebih berkualitas. Misal sekolah swasta dengan biaya yang sangat tinggi dibandingkan sekolah negeri. Hal ini disebabkan karena sekolah swasta dianggap lebih baik dan berkualitas dibandingkan dengan sekolah negeri. Bila begini, tentu akan terjadi kesenjangan antara sekolah swasta vs sekolah negeri, kaya vs miskin. Apa iya kondisi seperti ini yang kita kehendaki untuk terjadi?

Negara Wajib Mengelola Pendidikan

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh negara. Dengan pengelolaan kas atau keuangan negara yang baik, biaya pendidikan dapat digratiskan. Karena memang dengan pendidikanlah akan tercipta generasi sesuai dengan harapan bangsa.

Islam sebagai satu agama dengan aturan yang paripurna, juga memiliki seperangkat aturan mengenai pendidikan ini, lengkap untuk seluruh komponennya, mulai dari institusi sekolah itu sendiri, guru dan personil pendidikan lainnya sebagai pelaku pendidikan, serta siswa sebagai ujung tombak pembentukan generasi cemerlang.

Pada masa pemerintahan islam dahulu, Islam telah membuktikan bagaimana pengelolaan keuangan negara yang baik akan mampu menciptakan sekolah yang gratis untuk semua rakyatnya, gaji yang tinggi untuk guru, serta fasilitas sekolah yang sangat ideal untuk mendukung proses pendidikan yang terjadi.

Dengan adanya sekolah gratis, setiap rakyat tidak akan kesulitan untuk bersekolah, bahkan mereka bisa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang dikehendaki. Kesejahteraan guru juga bukan sebuah harapan semu. Di masa Khalifah Umar.ra, seorang guru digaji sekitar 33juta. Tentu nilai ini sangat tinggi dibandingkan dengan gaji guru di masa sekarang.

Fasilitas sekolah juga tidak setengah-setengah disiapkan untuk rakyat dan siapa saja yang berniat bersekolah. Sekolah di masa Islam dibangun begitu megah dengan fasilitas perpustakaan yang sangat besar dan mampu menampung banyak buku untuk siswa-siswanya.

Inilah gambaran sekolah dan pendidikan yang ada di masa pemerintahan Islam. Tentu saja, Islam sangat memberikan perhatian besar terhadap pendidikan karena dengan pendidikanlah, satu bangsa bisa maju dengan terciptanya generasi yang berkualitas. Sebaliknya, jika satu negara tidak memberikan perhatian serius pada pendidikan maka tentu saja, generasi yang dihasilkan tidak akan mampu untuk disebut sebagai generasi yang berkualitas.

Hal ini menjadi salah satu bukti lagi bahwa Islam menjadi aturan hidup yang sangat sesuai dengan manusia. Bila kondisi ideal ini terwujud, galau memilih Stanford atau Harvard tak akan terjadi lagi. Itu karena kualitas pendidikan di negeri yang menjalankan sistem Islam dengan kaaafah, berkualitas pula universitas dan segenap sistem pendidikannya. Lantas, apakah masih kita tak mau untuk mengambil islam dalam hidup kita? (rf/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version