View Full Version
Selasa, 16 Feb 2021

Rajab, Bulan Introspeksi Diri

 
Oleh:
 
 
Ana Nazahah  || Anggota Revowriter Aceh
 
 
SOBAT, nggak terasa ya. Kita udah memasuki bulan Rajab. Salah satu bulan haram (suci) yang wajib kita muliakan. 
 
Rasulullah SAW pernah mengingatkan kita di dalam kotbahnya di haji wada, yakni haji terakhir Rasulullah, terkait bulan suci ini. Yang salah satunya adalah Rajab. Diantara bulan lainnya yakni Dzulqaidah, Dzulhijah dan Muharram. 
 
Rasulullah mengingatkan untuk mengisi setiap waktu kita dengan amalan solih. Menjauhi maksiat yang membawa kita pada kekufuran. Menjadikan bulan haram sebagai bulan muhasabah dan introspeksi. Sebagaimana Allah memerintahkan hambanya memuliakan bulan haram, dan larangan berbuat zalim pada diri. 
 
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
 
“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah subhanahu wa ta'ala ada dua belas bulan dalam catatan Allah pada hari, ketika Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram (suci) Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan itu.” (at-Taubah: 36)
 
Hmm... sebenarnya apa sih yang dimaksud menzalimi diri sendiri di ayat di atas. Apakah kezaliman yang marak terjadi akhir-akhir ini termasuk dalam dosa besar yang Allah sebutkan?
 
Rasulullah telah menyampaikan melalui sabdanya tentang dosa yang paling besar dan wajib untuk dihindari oleh setiap Muslim. Yakni menodai kesucian Islam dan kaum Muslimin. Pada Darah, harta dan kehormatan umat Islam. Siapapun mencederai hal ini maka ia telah melakukan dosa besar yang Allah akan lipat gandakan dosanya jika terjadi di bulan haram.
 
Diantara dosa dan kemaksiatan yang cukup dekat dengan kita hari ini adalah  faktor sekulerisme. Ide pemisahan agama dari kehidupan ini telah membuat jurang yang dalam antara kita dan agama kita sendiri. Masyarakat Islam kini tidak mencirikan pribadi-pribadi Muslim. Dan hal ini merupakan kemaksiatan kolektif dan berdampak besar, mendatangkan kemurkaan Allah SWT. 
 
Terlebih jika hal itu berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Liberalisasi sumber daya alam misalnya, telah menciptakan berbagi mudharat bagi umat serta kemiskinan dan kemelaratan hidup yang bersifat struktural dan sistemik.
 
Kemiskinan ini sendiri melahirkan bahaya laten lainya. Berbagai kemaksiatan dan segenap persoalan sosial akibat kemiskinan yang sistemik. Mencederai kehormatan umat Islam yang berkarakter istimewa nan tinggi. Menodai kesucian dan kehormatan kaum Muslim. 
 
Allah murka saat kita menduakan syariatNya dengan sesuatu yang lain. Sekulerisme itu lahir dari dangkalnya berfikir manusia. Hawa nafsu yang culas. Terlebih sekulerisme ini adalah paham penjajah. Mereka adalah musuh-musuh Allah yang membenci Islam sebagai satu- satunya agama yang benar. Bagaimana mungkin kaum muslim mengadopsinya? Mempertahankan sistem rusak ini adalah dosa besar. 
 
Karenanya, sudah sepatutnya di bulan Rajab yang Rasulullah sebut sebagai bulan suci untuk kita introspeksi, kita mengevaluasi diri. Sudahkah kita mengamalkan setiap perintah syariat Allah, serta nasehat yang Rasul kita sampaikan?
 
Melaksanakan perintah Allah itu seperti meletakkan sesuatu pada tempatnya, sedang berbuat dosa dan maksiat berarti kita meletakkan sesuatu yang BUKAN pada tempatnya. 
 
Sebagaimana sekulerisme, merupakan sumber segala petaka, akibat kita meletakannya di tempat yang seharusnya aturan Allah yang berhak di sana.
 
Karena itu, sudah saatnya kita campakkan sekulerisme serta ide- ide turunannya. Diganti dengan syariah yang mulia, sebagai satu- satunya hukum yang bersumber langsung dari Allah Sang Pencipta, Tuhan yang berhak disembah dan diikuti segala perintahNya. Agar Allah merahamti hidup kita. Memberi kita kebaikan di pun akhirat-Nya. Wallahua'lam.* 

latestnews

View Full Version