View Full Version
Kamis, 10 Mar 2022

KISAH SANG JELANTAH

Kang, ngapain sih sering banget nulis soal Politik atau kritik.
Sayasih nggak begitu suka Politik.
Mendingan fokus kerja, berkarya dan menghidupi keluarga.
Jadi pemimpin keluarga....

Muaaachhh......
Sini aku bisikin kamu banyak banyak........

Pendapatmu,
Bagus, terdengar bijak.
Namun, kurang mengerti esensi hidup...

Begini,
Disaat harga listrik naik, BBM naik, gas melonjak.... BPJS diperketat dan kemarin rame harga Minyak Goreng jadi mentereng...

Itu adalah imbas kebijakan politik.
Dan .... suka atau tidak suka Politik, kita tetap saja harus menerima hasilnya , dampaknya dan akibatnya.......
Dan kamuuu,
Iya kamuuuu , , , , ada di dalamya.

Begini,
Kalau saja Politik itu tidak akan mempengaruhi hidup dan arah kebijakan berbangsa dan bernegara...

Ngapain juga seorang Harry Tanoe harus mendirikan Partai Politik??
Padahal dia udah tajir melintir, bukan seperti anda atau saya yg harus berkeringat dulu baru dapet duit buat mencukupi kebutuhan hidup.
Dia punya MNC Grup, TV, Bank, Universitas, Rumah Sakit, Hotel dll.
Tapi dia masih peduli Politik, karena dia tahu, dengan kebijakan Politik bisa saja dia yang terusik.
Makanya,
Dia harus masuk kedalamnya, menjadi bagian dari "para pengambil keputusan"

Lihat Surya Paloh,
Dia dengan Media Grupnya, punya Hotel, TV, surat kabar, Catering dll....
Kalau pemikiranya seperti anda. Mungkin mendingan menikmati hidup, Jalan jalan ngabisin uang atau nyawer biduan sampe tumpah tumpah...
Eehh... dia malah bikin NASDEM...

Oligarki.

Mau tidak mau, suka atau tidak suka, negara memang sudah disetir pengusaha.
Mereka dengan licik dan cerdik membuat kebijakan kebijakan yg bisa menguntungkan bisnis dan usaha mereka.
Mereka dengan uangnya bisa mendikte pejabat utk membuat kebijakan sesuai dg kepentingan bisnisnya.

Masih ingat dengan bisnis PCR??
Siapa yang bikin peraturan dan siapa yang untung puluhan milyar   ???

Tetap :
Kepala...Pundak  LUTUT kaki...
Lutut lagi...

Pun demikian dengan kenaikan harga minyak goreng yang fantastis.
Hampir dua kali lipat kenaikan harganya.

ingat juga, kenaikan harga minyak goreng ini, diawali dengan wacana "pendeskriditan" minyak curah...

Kenaikan harga yg demikian itu terjadi kerana negara tidak hadir bagi rakyatnya. Negara adalah penguasa dan pengusaha.....
Oligarki itu tadi.

Tapikan kang,
Pemerintah melakukan operasi pasar.
Harga minyak goreng diturunkan lagi jadi kisaran 14 rebu...

Sini,
Aku bisikin lagi.
Operasi pasar apa dilakukan setelah sehari harga minyak naik??
Tidak...!!
Penurunan ini terjadi setelah sekitar satu bulan kenaikan harga.

Kita hitung..
Sebut saja kenaikan misal
Rp. 5.000/ liter.
Anggap saja, 100jt orang menggunakan minyak goreng satu liter per 2 hari.
Berarti perhari Pengusaha Penguasa mendapatkan keuntungan Rp. 500M.
Berarti dalam satu bulan. Pengusaha sudah mendapatkan 7.5T.... uwooww.
Bagi rata dengan 5 merk terkenal.
Masing masing mendapatkan 1.5T.

(Simulasi Perhitungan bukan data akurat, hanya sebatas asumsi berdasar kenaikan harga, jumlah penduduk, penggunaan minyak goreng per keluarga...)

Secepat itu mereka mendapatkan 1.5T??

Sementara anda yg bilang tidak peduli Politik, malah semakin tercekikkk..

Dan yakin saja.
Yang dijual dengan harga berlipat itu adalah stock minyak goreng yg sudah ada.
Bukan stock baru setelah harga CPO naik...

Naahh...
Lucunya...
Setelah harga naik beberapa waktu. Baru pemerintah turun tangan.... itupun harga tetap saja tidak kembali ke harga asal...
Tetap saja penguasa pengusaha untung banyak dalam berbisnis dengan rakyatnya.

Sekali lagi.
Negara sudah lama tidak hadir bagi rakyatnya.
Semenjak Pasal 33 diperkosa Para Penguasa dan Pengusaha...

" Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat "

Yang makmur hanya Penguasa, anak, mantu, keponakan, handai taulan, antek antek rezim penguasa....
Dan tulang belulang untuk para Anjjng Penjaga.

Jadi begitu ya sayangkuuu,..
Kamu boleh tidak peduli Politik. Kamu boleh tidak suka kalau aku mengkritik...
Tapi kamu juga yang mendelik saat harga harga naik...

Besok besok,
Kamu boleh berkeluh kesah sama jelantah saja.
Kamu boleh berkisah tentang sang jelantah yang disaring lagi setelah beberapa kali dipake goreng ikan peda kesayangan.

Aku berharap kamu juga begitu. Bisa disaring, dijernihkan lagi. Nalarmu bisa dipakai lagi...

Dan aku akan tetap disini.
Menunggumu kembali menggunakan hati nurani. [PurWD/voa-islam.com]

* Sumber: https://www.facebook.com/1473892652/posts/10219653626319230/


latestnews

View Full Version