View Full Version
Ahad, 16 Jul 2023

Viral Joget Tiktok di Mekah, Memalukan!

 

Oleh: Aily Natasya

Viral video dance Tiktok di sosial media. Yang menjadi kontrovesi adalah, di video tersebut, selebgram sekaligus tiktoker asal Samarinda, Kalimantan Timur itu sedang dancing Tiktok tapi di Mekkah. Dia masih berusia 14 tahun dan merupakan penyanyi lokal yang cukup terkenal di Kalimantan Timur. Dan di video tersebut tampak sekali bahwa suasana di sana sedang ramai orang yang sedang berlalu lalang. Beberapa kali sang pemilik video tertabrak oleh beberapa orang yang lewat. Walau begitu, dia tetap meneruskan dance-nya sampai selesai tanpa rasa malu atau bersalah sama sekali.

Kita sama-sama sudah tahu bahwa selama ini orang Indonesia itu banyak sekali mendapatkan sindiran dari banyak pihak terkait selfie-selfie narsis tatkala beribadah di Mekah. Dan sindirannya itu tidak lagi oleh orang-orang biasa sana, namun sampai ke Imam masjid di Madinah sendiri. Karena ada tuh, video ceramah yang tersebar tentang Imam masjid Madinah, Arab Saudi yang menyindir jemaah Indonesia yang sangat narsis saat melakukan ibadah haji maupun umroh di tanah suci.

Maksudnya tuh, di Ka’bah itu kan, harusnya serius ibadah, bukan malah ngartis doang di sosial media, alias cari muka. Bukannya tidak boleh mengabadikan momen di sana. Namun, jika konteksnya sudah mengganggu ibadah sendiri bahkan kenyamanan orang lain, bukankah itu hal yang harus disadari dan dibenahi.

Kenapa ini merupakan hal yang sensitif? Karena Ka'Bah merupakan rumah Allah. Orang-orang banyak yang menangis bermimpi ingin bisa beribadah di sana karena tempat itu adalah tempat yang mulia. Jangan sampai tempat yang mulia itu kita nodai dengan niat kita atau tindakan kita yang kurang mulia. Cari muka, oke-oke saja. Tapi cari mukanya ke Allah, bukan like button sosial media. Adab sangatlah diperlukan.

Berbicara tentang adab, ini ada beberapa adab yang perlu kita terapkan ketika di sana.

Pertama, berdoa sebelum masuk Masjidil Haram.

Kedua, mendahulukan kaki kanan.

Ketiga, tidak membawa sesuatu yang berbau menyengat ke dalam masjid, seperti durian, atau bau lain seperti bawang atau jengkol. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad, “Orang yang makan bawang putih atau bawang merah, agar tidak datang ke masjid dan shalat di rumah saja”.

Keempat, melakukan shalat tahiyyatul masjid  rakaat. Jika datang dalam keadaan ihram, dianjurkan untuk melakukan thawaf terlebih dahulu.

Kelima, menghindari pertengkaran, pertikaian berteriak tidak berguna, menyanyi lagu yang tidak berfaedah, dan meninggalkan jual beli di dalam Masjidil Haram. Hal ini telah diungkap dalam hadits riwayat Abu Hurairah, “Siapa yang melakukan jual beli di dalam masjid, katakanlah “Allah tidak akan memberimu keuntungan.” Keenam, memperbanyak ketaatan dan kebaikan di dalam masjid, seperti thawaf, shalat, membaca Al-Qur’an memperbanyak dzikir dan berdoa. Serta tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan perbuatan yang kurang bermanfaat secara ukhrawi. Ketujuh, mendahulukan kaki kiri saat keluar masjid, lalu berdoa.

Selagi kita ada di tempat yang mulia itu, hendaknya kita fokus beribadah, muhasabah dan berdoa. Datang ke tempat yang mulia seperti itu bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang. Jadi lebih baik kita lebih banyak bersyukur. Kemuliaan tempat itu harusnya dapat membuat kita lupa akan kepentingan dunia. Namun, jika kita masih lalai, maka yang harus dipertanyakan di sini adalah niat kita. Apa niat kita ke sana? Demi ridha-Nya sematakah? Atau demi konten dan pengakuan manusia. Jangan sia-siakan waktu dan tenaga kita hanya karena niat yang salah, ya?

Dr. Thariq A-Suwadan dalam bukunya, ‘Rahasia Haji dan Umrah’ berkata, “Jika telah memenuhi panggilan-Nya dan melihat Ka’bah secara langsung, dengan mata kepalanya maka harus benar-benar bersimpuh kepada-Nya di depan Ka’bah.” Jangan malah sebaliknya. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version