View Full Version
Senin, 16 Nov 2015

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantya dan Jendral Badirodin Haiti Siap Hadapi ISIS

JAKARTA (voa-islam.com)  - Indonesia  sebagai negara yang mayoritas penduduknya  beragama, tentu fihak aparat keamanan  sangat kawatir pasca peristiwa "JUM'AT 13 NOPEMBER", maka semua menyatakan dalam keadaan siaga. Sementara itu, Presiden Jokowi sudah mengutuk aksi "terorisme" di Paris itu.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menginstruksikan prajuritnya untuk melakukan patroli bersama anggota Polri di berbagai daerah tanah air pada Minggu (15/11/2015) malam.

Patroli tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan menyusul terjadinya aksi teror di Paris, Perancis pada Sabtu (14/11/2015) dini hari.

"Tingkatkan koordinasi dan lakukan patroli secara intens dengan rekan-rekan Polri di seluruh daerah. Khususnya untuk wilayah yang patut digelar patroli, jangan sampai terjadi hal-hal yang mengancam di wilayah keamanan hukum Indonesia," katanya di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Minggu (15/11/2015).

Orang nomor satu di institusi TNI ini menambahkan agar prajuritnya turut mengadakan pengamatan terhadap segala sesuatu yang dianggap janggal dan segera menginformasikannya kepada pimpinan apabila menemukan hal tersebut.

"Ini dilakukan sebagai tugas TNI dan Polri dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di seluruh wilayah tanah air," ucapnya. Sebelumnya, terjadi serangan bersenjata yang menewaskan lebih dari 100 orang di gedung konser Bataclan di Paris, Perancis, pada Sabtu (14/11/2015) dini hari.

Dibagian lain, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengeluarkan tiga butir instruksi pasca terjadinya aksi teror di Paris, Perancis pada Sabtu (14/11/2015) dini hari.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Humas Polri Kombes Suharsono melalui keterangan persnya, Jakarta, Minggu (15/11/2015).

"Sejak kemarin setelah pemerintah Indonesia mendapatkan informasi kejadian di Perancis, saat itu juga pak Kapolri segera memberikan instruksi kepada seluruh Kapolda dan jajaran Kapolres," ujarnya.

Adapun instruksi pertama yang disampaikan oleh Kapolri adalah meminta agar pengamanan di kantor Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal Perancis diperketat. Selain itu objek vital lainnya yang terkait seperti tempat kursus bahasa Perancis mendapatkan perlakuan yang sama.

"Instruksi kedua, Kapolri meminta agar meningkatkan deteksi dini pengamanan dan patroli pada objek-objek yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Lokasinya seperti pusat perbelanjaan dan rekreasi. Saat ini sudah mulai dilakukan oleh seluruh jajaran," katanya.

Instruksi terakhir adalah mengarahkan agar seluruh Kapolda, Kapolres dan Kasatwil menyiagakan anggotanya agar siap setiap saat apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akibat terjadinya aksi teror di negara Eiffel tersebut.

"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar melakukan aktifitas rutin seperti biasa. Pengamanan yang dilakukan secara terbuka maupun tertutup telah dilakukan personil dalam jumlah yang terus berlipat. Mari kita mendeteksi keadaan di lingkungan masing-masing serta senantiasa melakukan kontak dengan aparat kepolisian terdekat," ucapnya.

Sebelumnya, terjadi serangan bersenjata yang menewaskan lebih dari 100 orang di gedung konser Bataclan di Paris, Perancis, pada Sabtu (14/11/2015) dini hari. Indonesia ikut bersiap menghadapi segala kemungkinan  dampak ikutdan dari peristiwa yang terjdi di Paris. Begitulah negara pinggiran seperti  Indonesia. (sasa/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version