View Full Version
Selasa, 07 Mar 2017

Pengguna Media Sosial Cenderung Kesepian, Riset Varkey: Agama Penyebab Bahagia

JAKARTA (voa-islam.com) - Meskipun tak dapat dipungkiri media sosial membuat kita terhubung dengan orang-orang terdekat selama 24 jam, namun buruh-buru deh pikirkan kembali pandangan tersebut. Kenapa?

Studi baru menemukan bahwa media sosial justru membuat kita merasa semakin kesepian. Studi itu menemukan bahwa jika Anda menghabiskan lebih dari dua jam setiap hari untuk media sosial, peluang merasa terisolasi dua kali lebih besar.

jika Anda menghabiskan lebih dari dua jam setiap hari untuk media sosial, peluang merasa terisolasi dua kali lebih besar.

Penelitian itu dilakukan oleh University of Pittsburgh dan meneliti 1.787 orang dewasa berusia antara 19 dan 32 tentang penggunaan 11 situs media sosial paling populer - Facebook, YouTube, Twitter, Google Plus, Instagram, Snapchat, Reddit, Tumblr, pinterest, Vine dan LinkedIn - pada saat penelitian dilakukan pada 2014 seperti dikutip dari Antara.

Mereka menemukan bahwa orang yang mengunjungi jejaring sosial lebih dari 58 kali seminggu cenderung tiga kali lebih mungkin merasa kesepian ketimbang mereka yang menggunakan situs di bawah sembilan kali.

Fear Of Missing Out (FOMO)

Sudah lama ada anggapan bahwa media sosial memberikan kontribusi terhadap kenaikan FOMO (fear of missing out), tapi studi ini menunjukkan masalah sebenarnya mungkin lebih serius.

Namun tidak jelas apakah media sosial menyebabkan kesepian, atau orang yang sudah kesepian lebih sering menghabiskan waktu untuk media sosial.

"Kami belum tahu yang datang duluan- penggunaan media sosial atau perasaan isolasi sosial," kata Elizabeth Miller, profesor pediatri di University of Pittsburgh.

"Ada kemungkinan bahwa orang dewasa muda yang awalnya merasa terisolasi secara sosial beralih ke media sosial. Atau bisa juga bahwa peningkatan penggunaan media sosial entah bagaimana menyebabkan perasaan terisolasi dari dunia nyata. "

Studi ini menunjukkan bahwa semakin lama seseorang menghabiskan di media sosial, semakin sedikit waktu yang mereka miliki untuk interaksi sosial dalam kehidupan nyata, demikian Independent.

Survei Varkey: Indonesia Remajanya Paling Bahagia Sedunia Karena Agama

BBC beberapa pekan lalu merilis berita yang cukup menarik, betapa tidak, dalam berita tersebut ditulis, "Anak muda di Indonesia termasuk yang paling bahagia di dunia, kata survei yang dilakukan organisasi Inggris Varkey Foundation, dengan skor umum mencapai 90%." 

"Anak muda di Indonesia termasuk yang paling bahagia di dunia" Rilis BBC

Untuk parameter kebahagiaan secara keseluruhan, yang antara lain bertanya tentang kepuasaan terhadap hidup yang dialami atau dihadapi saat ini, maka kaum muda di Indonesia menempati posisi teratas.

Ini bermakna bahwa anak-anak muda di Indonesia merasa paling bahagia di bandingkan anak-anak muda di 19 negara lain yang disurvei. Posisi kedua ditempati kaum muda di Nigeria, disusul Israel, India, Argentina, dan AS.

"Anak-anak muda di Indonesia mencatat level tertinggi untuk kebahagiaan dengan skor bersih 90% disusul kemudian oleh Nigeria, Israel, dan India. Ini mungkin menunjukkan bahwa tinggal di negara yang relatif makmur dan maju secara ekonomi tak serta merta menjamin kebahagiaan," kata tim peneliti Varkey Foundation.

"Anak-anak muda di Indonesia mencatat level tertinggi untuk kebahagiaan dengan skor bersih 90% dan Untuk Indonesia, komitmen terhadap agama adalah penyebab utama kebahagiaan.

Para peneliti juga melakukan kajian lebih jauh, dengan bertanya faktor yang mendorong kebahagiaan dan pada level global, maka faktor tertinggi yang menyebabkan kebahagiaan adalah kesehatan fisik dan mental.

Untuk Indonesia, komitmen terhadap agama adalah penyebab utama kebahagiaan. Hal yang sama terlihat di Nigeria, Turki, Cina, dan Brasil.

Anak-anak muda di Indonesia juga mengaku memiliki kesehatan emosional yang baik; 40% mengaku tak merasa cemas, tidak dirisak (tidak di-bully), atau tidak kesepian.

Khawatirkan perang dan konflik

Tabel kebahagiaanHak atas fotoVARKEY FOUNDATION

Para peneliti Varkey Foundation melakukan survei pada September-Oktober 2016 di 20 negara dengan responden anak-anak muda yang lahir pada periode 1995-2001, yang juga dikenal dengan Generation Z.

Mereka mendapat pertanyaan soal tingkat optimisme, kepercayaan diri, dan perasaan dicintai.

Selain Indonesia, negara yang disurvei adalah Nigeria, Israel, India, Argentina, Amerika Serikat, Cina, Rusia, Kanada, Brasil, Afrika Selatan, Jerman, Italia, Inggris, Prancis, Australia, Selandia Baru, Turki, Korea Selatan, dan Jepang dengan jumlah responden sekitar 20.000 orang.

Di Inggris, anak-anak muda yang disurvei mengaku memiliki kesehatan mental yang rendah, hanya 15% yang mengatakan punya waktu yang cukup untuk istirahat dan berolahraga.

Sama halnya dengan mayoritas negara yang diteliti, anak-anak muda di Inggris mengatakan mereka pesimistis dengan masa depan mereka. Indonesia, Cina, dan India termasuk tiga negara yang tidak mengikuti tren ini.

Bagi anak-anak muda di Indonesia, optimisme masa depan disebabkan oleh adanya nilai-nilai yang mendukung perdamaian yang dipegang anak-anak muda, sementara kekhawatiran terbesar di masa depan adalah konflik dan perang.

Nah, daripada autis didepan laptop dan hp kamu, mending kita cari kesenangan dan kebahagiaan dengan mengaji yang sahih dan sesuai AL Quran dan Sunnah Nabi, bahagia dunia akherat! aamiien! [antara/bbc/voa-islam.com/Khadijah]


latestnews

View Full Version