View Full Version
Senin, 04 Jan 2010

Bukan Cuma Gusdur, Kita Juga Bisa...

Dunia terasa gempar dengan kematian KH.Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gusdur. Tak hanya di Indonesia, WNI yang berada di luar negeri pun tenggelam dalam obrolan tentang meninggalnya Gusdur. Dunia maya pun ikut geger, status di facebook ramai membicarakan mantan presiden RI keempat ini. Banyak yang berduka, namun tidak sedikit pula yang terlihat gembira dan bisa tertawa. Inna Lillah Wa Inna Ilaihi Rojiun.

Itulah Gusdur sejak hidupnya, dari sehat hingga sakitnya, sampai wafatnya selalu menimbulkan kontroversi. Seorang Kiai yang setelah wafatnya banyak didoakan oleh pengikut agama kafir dan syirik yang menurut aqidah Islam, doa dan ibadah mereka tak akan diterima oleh Allah Ta'ala, Tuhan semesta alam yang sebenarnya.

"Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka." (QS. Ar-Ra'du: 14)

Seorang Kiai yang setelah wafatnya banyak didoakan oleh pengikut agama kafir dan syirik yang menurut aqidah Islam, doa dan ibadah mereka tak akan diterima oleh Allah Ta'ala,

Bahwa kekafiran mereka menjadi penghalang diterimanya ibadah dan dikabulkannya doa mereka. Bahkan kekafiran mereka menyebabkan amal kebajikan yang mereka kerjakan terhapus pahalanya.

Bahwa kekafiran mereka menjadi penghalang diterimanya ibadah dan dikabulkannya doa mereka. Bahkan kekafiran mereka menyebabkan amal kebajikan yang mereka kerjakan terhapus pahalanya.

Kematian seorang Gusdur bukanlah pemandangan baru dalam kehidupan. Kematian merupakan bagian dari takdir Allah yang sering kita saksikan, karenanya tidak usah kita merasa kaget dan membesar-besarkannya. Karena, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185).

Hanya saja datangnya kematian tak diduga sebelumnya, "Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati," (QS. Luqman: 34).

Namun yang jelas bahwa ajal sudah ditentukan, jika sudah sampai waktunya maka tidak bisa diakhirkan dan tak bisa pula dimajukan barang sedikitpun, "Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat meminta diperlambat atau dipercepat barang sedikitpun," (QS. An-Nahl: 61).

Namun yang jelas bahwa ajal sudah ditentukan, jika sudah sampai waktunya maka tidak bisa diakhirkan dan tak bisa pula dimajukan barang sedikitpun,

Oleh karenanya, janganlah menunda-nunda beramal shalih dan berbuat baik, "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Munafikun: 10-11).

Jangan sampai menjadi orang yang menyesal setelah kematian datang karena tidak memanfaatkan hidup untuk beramal shalih, "Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan," (QS. Al-Mukminun: 99-100).

Janganlah menjadi orang yang mendapat anugerah umur yang panjang lalu diisi dengan penyimpangan dari syariat Allah dan senantiasa berkubang dalam kemaksiatan-kemaksiatan sehingga hati menjadi keras dan tak mampu lagi menerima hidayah, "dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik," (QS. Al-Hadid: 16).

Janganlah menjadi orang yang mendapat anugerah umur yang panjang lalu diisi dengan penyimpangan dari syariat Allah dan senantiasa berkubang dalam kemaksiatan-kemaksiatan sehingga hati menjadi keras dan tak mampu lagi menerima hidayah,

Mereka adalah orang Yahudi dan Nasrani yang mendapat anugerah Kitab Taurat, setelah berlalu waktu yang panjang mereka merubah kitab Allah tersebut dengan tangan mereka sendiri, lalu menjualnya dengan harga yang murah dan melemparkannya ke belakang punggung mereka. Sebaliknya mereka malah menerima pendapat-pendapat yang nyeleneh dan menuhankan para tokoh agamawan mereka dengan menerima setiap ketetapan mereka dalam masalah agama walau bertentangan dengan ketetapan Allah, karenanya hati mereka menjadi keras dan tidak mampu lagi menerima kebenaran. (PurWD/voa-Islam)

Baca berita terkait:

  1. Gur Dur Masih Hidup Lho...
  2. Kontroversi Gus Dur- Wahabi: Siapa yang Aneh?
  3. KH Kholil Muhammad: Semoga Tak Ada Lagi Kiai Nyeleneh Setelah Gus Dur
  4. PKB: Pengganti Gus Dur Adalah Anak Ideologisnya
  5. Menelisik Angka Kematian Gus Dur yang Ajaib?
  6. Bukan Cuma Gusdur, Kita Semua Juga Bisa...

latestnews

View Full Version