Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Sebagai makhluk sosial manusia selalu saling membutuhkan kepada sesama. Ini buah dari interaksi sesama mereka. Terkadang tidak sedikit manusia mendapatkan hidayah dari proses interaksi tersebut.
Perkara sepele diantara mereka bisa menjadi penghantar hidayah dan ketaatan; melempar senyum, membuat rasa nyaman, dan banyak lagi contoh contoh kebaikan yang mampu menghatarkan hidayah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956, ia berkata: “Hasan gharib”. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib)
Kalau sulit sunggingkan senyuman, jangan sampai kita tampakkan wajah masam dan sinis. Tampilkan wajah yang indah, menyenangkan, dan menenangkan untuk dipandang. Karena menampakkan keceriaan wajah kepada saudara kita akan mendapatkan pahala sama seperti pahala orang yang bersedekah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْق
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu terhadap saudaramu.” (HR. Muslim no. 2626)
Jika ada kawan datang minta bantuan dan kita mampu membantu, baik secara materi maupun non materi, maka lakukan. Bisa jadi itu peluang amal soleh yang sengaja Allah berikan kepada kita. Dengan itu, bisa jadi sebab, -semisal secuil makanan, seteguk air, seuntai nasehat- bisa meredam siksa neraka di akhirat kelak.
[Baca: Kenapa Kita Harus Bersedekah Hari ini?]
Terlebih jika kita berkecukupan sehingga mampu membebaskan hutang saudara muslim kita yang tersiksa dengan kondisi itu, artinya kita sudah memudahkan segala urusan saudara kita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
“Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebtu menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)
Mari berlomba mengais amal soleh yang Allah tebar di sekitar kita. Peka lah terhadap penderitaan orang lain yang tak sebaik nasib kita, lapangkan hati menaruh rasa iba, dan ringankan tangan merubah penderitaannya.
[Baca: Belanja ke Pedagang Miskin Termasuk Sedekah Tersembunyi]
Rizki itu bukan saja dari nilai materi yang kita peroleh. Kesehatan yang Allah berikan itu juga bagian rejeki. Kesempatan dan peluang membantu saudara kita yang menjadi sebab kondisi kita lebih baik; itupun rizki. Termasuk peluang kita mampu bersedekah itu rejeki.
Semoga Allah Ta'ala selalu meringankan usaha-usaha kebaikan pada diri kita juga saudara saudara kita. Wallahu a'lam. [PurWD/voa-islam.com]
#AbuMiQdam/AkhlaqMulia