Oleh: Abu Miyskah
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam- keluarga dan para sahabatnya.
Surat Yasin adalah surat ke 36 dari urutan surat dalam Mushaf Al-Qur’an. Terdiri dari 83 ayat. Termasuk surat Makkiyah. Ayatnya pendek-pendek sehingga lebih membekas dalam jiwa orang beriman.
Teman utama surat Yasin tentang tauhid Rububiyah dan Uluhiyyah. Yasin juga mengabarkan akibat buruk yang dirasakan orang-orang yang mendustakan Allah dan rasul-Nya. Surat yang terletak di juz 22 dan 23 ini memberikan perhatian cukup besar terhadap kebangkitan dan perhimpunan di hari Kiamat.
Terdapat banyak sekali riwayat menerangkan keutamaannya yang sangat bombastis. Diklaim keutamaan-keutamaan tersebut bersumber dari hadits. Namun sayang sejumlah muhadditsin (ulama ahli hadits) menilai hadits-hadits tentangnya sebagai hadits Maudhu’ (palsu) dan sebagiannya dhaif jiddan (lemah sekali).
Di antara keutamaan Yasin yang paling sering disebut adalah Qalbu Qur’an. Yasin digelari sebagai jantungnya Al-Qur’an.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang status hadits tentangnya. Yaitu hadits dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda,
قلب القرآن يس، ما قرأها رجلٌ يريد الله والدار الآخرة إلا غفر الله له، اقرأوها على موتاكم
“Jantungnya Al-Qur’an adalah Yasin. Tidaklah seseorang membacanya dengan menghendaki pahala dari Allah dan balasan di negeri akhirat kecuali Allah akan mengampuninya. Bacalah itu atas mayit-mayit kalian.”
Beliau menjawab,
هذا الحديث ضعيف لا يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم
“Hadits ini dhaif (lemah) tidak sahih bersumber dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.” (https://binothaimeen.net/content/9129)
Redaksi serupa diriwayatkan Al-Qadha’i dalam Musnad al-Syihad (1036) dari jalur Mukhlad bin Abdul Wahid. Ibnu Hibbad berkata tentang Mukhlad ini, “munkar hadits jiddan.” (Mizan al-I’tidal: 4/83)
Syaikh Al-Albani mengomentari hadits ini dalam al-Dhaifah (5870) sebagai hadits maudhu’.
Ringkasnya, penyebutkan Yasin sebagai Qalbul Qur’an (jantungnya Al-Qur’an) tidak sah. Hadits yang menerangkannya dhaif jiddan, bahkan dihukumi maudhu’. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]