View Full Version
Senin, 04 Apr 2011

Effendi Choirie: Revolusi Tinggal Dua Langkah Lagi

Belum reda berita Dewan Revolusi Islam yang disebut-sebut menggulirkan revolusi di Indonesia, kini lahir Dewan Penyelamat Bangsa (DPB) dengan spirit yang tak jauh berbeda.

Sejumlah tokoh elite politik baik, berasal dari kalangan DPR, sipil, hingga aktivis, antara lain: Laode ida, Bambang Soesatyo, Lily Wahid, Effendi Choirie, Justiani, Permadi, Fuad Bawazier, Adhie Massardi, dan Mayjen (Purn) Saurip Kadi.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Dewan Penyelamat Bangsa, Apud dan Silum dari voa-islam.com mewawancarai salah satu Deklarator DPB, Effendi Choirie usai menjadi pembicara dalam diskusi politik yang digelar Pusat Kajian Strategi Politik dan Pemerintahan (PKSPP) di Jakarta, Ahad (4/3/2011).Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) asal Gresik Jawa timur yang akrab disapa Gus Choi ini, revolusi di Indonesia tinggal dua langkah lagi. Inilah petikan wawancaranya:

Dewan Penyelamat Bangsa lahir bersamaan dengan momen Dewan Revolusi Islam. Apa tujuannya?

Kami sebelumnya tidak tahu lahirnya Dewan Revolusi. Inspirasi kata "Dewan" juga bukan lahir dari situ. Inspirasinya, karena para anggotanya banyak anggota dewan dari DPR dan DPD. Lalu ada seorang tentara namanya Jenderal Saurip Kadi yang satu angkatan dengan SBY mengusulkan pakai nama Dewan Penyelamat Bangsa.

Mengapa kita menggunakan kata "Penyelamat," karena bangsa Indonesia ini memang harus diselamatkan. Orang yang tidak mengerti memang tidak terasa kalau perjalanan bangsa ini salah. Banyak yang salah dalam perjalanan negara kita ini.

Untuk mencapai tujuan nasional saja tidak bisa. Ini karena perjalanannya salah. Kita punya garam, masak impor garam. Kita punya petani padi, masak negara impor beras. Kita punya peternak, masak negara impor sapi? Kita punya semuanya dengan tanah yang subur makmur, masak jadi negara pegimpor?

Kita punya menyok (ketela, red.) yang bisa ditanam di mana saja, masak negara impor menyok?

....Negeri kita ini surga, tapi kita tidak mensyukuri dan tidak mengelola ini. Taman surga itu ada di Indonesia, tapi tidak dikelola dengan baik. Ini kan kacau!....

Negeri kita ini surga, tapi kita tidak mensyukuri dan tidak mengelola ini. Ini mazro'atul akhirah. Taman surga itu ada di Indonesia, tapi tidak dikelola dengan baik. Ini kan kacau!

Apa motivasi Dewan Penyelamat Bangsa ini?

Salah satu motivasi Dewan Penyelamat Bangsa ya seperti ini. Kita bersama-sama dengan kekuatan yang lain ingin menyelamatkan negara. Caranya ada dua. Cara pertama, kalau bisa konstitusional. Cara kedua, kalau rakyatnya sudah menghendaki gerakan people power, ya kita bersama-sama dengan rakyat. Wong rakyat itu tertinggi (di atas negara).

Tapi setelah itu siapa pemimpinnya?

Nah, itu pertanyaannya. Setiap revolusi di Indonesia tidak pernah siap. What next? Siapa pemimpinnya, selalu itu permasalahannya?

Kendalanya kan masalah figuritas?

Betul. Sekarang ini, secara issu, memang sudah substantif. Isunya sangat banyak dan mendasar semua. Semua isu itu fundamental semua. Tetapi belum ada yang bisa menjadi pemicu bersama-sama.

Tapi sebenarnya pemicu itu bisa diciptakan kalau semua tentara ikut terlibat. Kan semua revolusi kita ini, tentara ikut terlibat. Awalnya lewat belakang, tapi setelah itu di depan.

Misalnya kayak revolusi Pak Harto kemarin, ya tentara itu. Ketika mahasiswa mengepung DPR, tentara menyuruh demonstran masuk. Kalau DPR dikepung, ya sudah DPR tidak bisa berbuat apa-apa mereka.

Besok juga harus begitu. DPR ini kalau dikepung selama sepuluh hari, tidak bisa apa-apa, selesai sudah.

Jadi harus meniru 1998?

Iya, sudah banyak cara. Sudah banyak contoh, tinggal melaksanakan.

Tapi bagaimana soal figur?

Ya, kemarin (tahun 1998, red.) kan ada figur Pak Amien Rais dan semua tokoh bersatu menggulingkan Pak Harto. Masalahnya sekarang para tokoh belum bersatu. Pak Amien Rais dan partainya malah koalisi dengan SBY. Jadi sulit kan?

....Menurut perkiraan banyak orang, ini (revolusi, red) tinggal dua langkah lagi. Diskusi dan wacana sudah matang di mana-mana. Tinggal koordinasi, terus figurnya kolektif, ditambah dengan dana yang cukup....

Tapi itu tidak mustahil. Menurut saya ini (revolusi, red.) tidak mustahil terjadi. Menurut perkiraan banyak orang, ini tinggal dua langkah lagi. Diskusi dan wacana sudah matang di mana-mana. Tinggal koordinasi, terus figurnya kolektif, ditambah dengan dana yang cukup, lalu massa elemen masyarakat bergerak mengepung DPR dan Istana apapun yang terjadi. Beberkan isu-isu.

Sekarang ini kan semua elemen masyarakat sudah tidak percaya pemerintah?

Tinggal kelompok menengah ke atas, terutama pribumi yang punya dana untuk supporting gerakan mahasiswa. [silum, apud]


latestnews

View Full Version