View Full Version
Kamis, 23 Feb 2012

Habib Rizieq: Yang Tadinya Tidak Simpatik Menjadi Simpatik pada FPI

JAKARTA (VoA-Islam) – Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab di markas FPI Petamburan III, Jakarta, menyesalkan dengan pemberitan di televisi yang secara tidak seimbang memojokkan FPI, terkait penyerbuan gerombolan preman yang mengatasnamakan masyarakat dayak di Bandara Palangkaraya, Kalimanten Tengah.

“FPI yang  jadi korban , tapi FPI yang dihujat, ini menarik. Konyolnya lagi, ada stasiun televisi yang memutar  tayangan aksi FPI tahun 2001, saat FPI melakukan perusakan terhadap tempat billiard di Jakarta. Ketika itu, Ustadz Ja’far ditangkap dan sudah diadili oleh pengadilan, setidaknya ada delapan ustad yang ditangkap. Aneh, kenapa Televisi terus memutar tayangan yang sudah sangat lama tersebut, kayak sudah kehabisan film saja. Hahaahaa,” ungkap Habib kecewa.

Belum lagi, insiden Monas yang sebetulnya sudah selesai, dimana Habib dan  Munarman sudah ditahan dan divonis penjara. Habib Rizieq melihat, ada konspirasi besar dari kelompok liberal yang merasa langkahnya terganggu dengan kehadiran FPI, sehingga mereka tidak bisa menjalankan program-program liberalisasi di bidang agama. Mereka berkonspirasi untuk menghancurkan FPI. Setiap kali ada kesemptan sekecil apapun, mereka akan berteriak: ganyang FPI habis-habisan.

Bagi FPI, kata Habib, serangan di bandara Palangkaraya, itu menggelikan dan sekaligus sangat menuntungkan FPI. Mereka yang tadinya tidak simpatik malah simpatik pada FPI, atau yang tadinya sudah simpatik menjadi semakin simpatik pada FPI. Masyarakat Indonesia bukanlah masyarakat yang tolol, mereka bertanya-tanya, kenapa FPI yang jadi korban kok malah diganyang dan minta dibubarkan. Sedangkan masyarakat dayak yang  jelas-jelas mengepung dan mejebol bandara, bahkan berupaya untuk melakukan pembunuhan kok malah dibiarkan, dan terkesan ada pembenaran.

“Ini sangat menguntungkan FPI. Karena itu FPI tidurnya tetap nyenyak. Tapi bagi kawan-kawan di luar FPI, atau simpatisan FPI, justru malah gusar, saking cintanya pada FPI, ketika ada kelompok liberal yang bernafsu FPI bubar,” ujar Habib.

Satu hal yang disesalkan Pimpinan FPI itu adalah sikap Mendagri Gemawan Fauzi yang terlalu cepat mengeluarkan teguran kedua terhadap FPI di momentum yang tidak tepat. “FPI sudah mendatangi Kemendagri untuk berdialog. Kita paparkan apa yang terjadi di Palangkaraya. Di akhir pertemuan, Menteri minta maaf, karena tidak tahu informasi sedalam ini. Walau Mendagri minta maaf seribu kali, tetap saja teguran kedua sudah dikeluarkan,” ujar Habib kesal. Desastian


latestnews

View Full Version