JAKARTA (VoA-Islam) – Banyak sekali bukti-bukti sejarah yang bernilai tinggi selama masa pemerintahan Sultan Sulaiman Agung dari dinasti Usmaniyah dalam berbagai bidang, seperti pengembangan sains dan hukum, sastra arab, Persia dan Turki. Ketika itu peradaban Turki, Bizantium dan Itali berpadu menghasilkan kejeniusan peradaban Turki Utsmani.
Thomas Carlyle melukiskan perkembangan peradaban Islam sebagai suatu ledakan yang membahana seluruh dunia. Menariknya lagi, seorang Napoleon Bonaparte menegaskan, “Musa telah mewahyukan kewujudan Tuhan kepada kaumnya, Jesus kepada wilayah Romawi, sementara Muhammad ke seluruh kontinen jagat raya.”
Menurut Pakar Ekonomi Syariah Dr. Syafii Antonio, M.Ec dalam launching buku “Ensiklopedia Peradaban Islam” di Jakarta (26/5), suatu yang mengagumkan, dalam peradaban Islam adalah ketika bahasa Arab digunakan sebagai bahasa ilmu, sains, kedokteran dan sastra. Philip K. HItti dalam bukunya “Short History of the Arabs” menjelaskan, selama berabad-abad bahasa Arab sudah menjadi bahasa ilmu pengetahuan, budaya dan bahasa kemajuan intelektual untuk seluruh dunia saat itu, kecuali timur jauh.
Dari abad ke-9 sampai abas ke-12, karya-karya tentang filosofi, sejarah, kedokteran keagamaan, astronomi dan geografi lebih banyak ditulis dalam bahasa Arab daripada bahasa lainnya. Al Qur’an pun menjadi sumber ajaran dan inspirasi dalam membangun peradaban Islam.
Dikatakan Syafii, ada kesan, seolah awal peradaban Islam yang dicetuskan oleh Nabi Muhammad Saw terputus dengan umat Islam masa kini yang berada di wilayah lain. Sebagai contoh, kita kesulitan bila kita ingin mengenal dinasti-dinasti Islam yang pernah berkuasa di Kota Seville pada abad 9 dan 10 Masehi, termasuk universitas apa saja yang berdiri di Cordova, dan siapa saja tokoh ulama dari Valencia dan Toledo di abad 11.
Demikian juga halnya, saat kita hendak mengetahui para ulama yang pernah hidup dan tinggal di Kota Yerusalem, kampus-kampus yang pernah hadir dan membahana di masa dinasti Nizam al-Mulk.
Lebih jauh lagi, kita hampir benar-benar terputus dengan saudara-saudara Cina Muslim, baik di utara, tengah dan selatan mainland Cina. Kita hampir tidak mengenal bahwa ternyata cukup banyak para jenderal Muslim yang berjuang secara diam-diam pada masa Mao Ze Dong dan Deng Xiao Ping, dan mereka istiqomah membela kepentingan umat Islam di Cina.
Jalan satu-satunya untuk mengenal peradaban Islam di Damaskus, Baghdad dan Yerusalem adalah dengan menelaah kitab-kitab kuning seperti: Tarikh at-Thabari, Tarikh al-Baladzuri, Tarikh Ibnu Khaldun, Tarikh Ibn Katsir, atau Thabaqat Ibn Saad yang bagi kebanyakan orang sangat sulit dan tida mudah di dapat di pesantren-pesantren.
“Memang ada beberapa informasi di website, tetapi itu oun terputus-putus dan tidak jaranf hasi karya ilmiah Barat yang seringkali sudah terdistorsi. Mengingat begitu luas dan besarnya cakupan peradaban Islam ini, saya mengkategorikannya berdasarkan kota pusat-pusat peradaban yang tidak mengikuti rentang kronologis waktu,” kata Syafii Antonio.
Untuk tahap awal, ada 10 kota yang dibahas, yaitu: Makkah, Madinah, Yerusalem, Damaskus, Baghdad, Kairo, Istanbul, Persia, Anadalusia, dan Cina Muslim. Dengan bukti-bukti sejarah ini, tak dapat dipungkiri, bahwa peradaban Islam adalah salah satu peradaban yang paling unik, terlahir paling muda, menyebar paling cepat, mencakup wilayah yang paling luas, dianut oleh sangat banyak jenis suku bangsa dan ras, muncul dalam berbagai aspek yang sangat beragam, baik dalam bidang sastra, kaligrafi, arsitektu, busana dan berbagai disiplin keilmuan.
Lebih dahsyat lagi, semangat yang dikandung Al Qur’an yang bersifat universal dan penuh nilai-nilai, bertemu dengan budaya asal penganut Islam, seperti di Turki, Bosnia, Afrika, Maroko dan Indonesia. Peradaban Islam kemudian terwujud dalam bentuk akulturasi yang sangat unik dan menawan.
“Kita bisa menjadikannya sebagai motivasi dan bekal untuk mengejar berbagai ketinggalan dan kembali memimpin peradaban dunia,” ungkap Syafii Antonio. Desastian