BEKASI (voa-islam.com) - Ustadz Anung Al-Hamat, Lc. M.PD.I, penulis buku “Mewaspadai Penyimpangan Neo Murjiah” menegaskan bahwa dirinya telah melakukan berbagai upaya untuk berdialog secara terbuka. Namun hingga ini hal itu tak pernah disambut dan terealisasi.
Hal itu diungkapkan ustadz Anung Al-Hamat usai menjadi pembicara bedah buku yang ditulisnya, di masjid Islamic Center, Kota Bekasi.
“Jadi upaya-upaya itu sudah dilakukan tetapi mereka menutup diri,” ujarnya kepada voa-islam.com, Ahad (25/11/2012).
Peneliti berbagai firqah sesat ini juga membenarkan bahwa umumnya kelompok yang berpaham sesat seperti murjiah kerap bersikap eksklusif dan tak mau berdialog.
“Betul, itu yang terjadi pada sifat mereka. Ketika mereka membuat buku dan buku itu kita akan bedah bersama penulisnya mereka menolak. Lalu ketika kita mengeluarkan buku, lalu kita sebagai penulisnya siap berdialog dengan mereka juga tetap menolak,” ungkapnya.
...sekaliber apa pun ustadz itu kalau bukan dari kalangan mereka dikatakan majhul
Menurutnya selain vonis ahlul bid’ah yang gencar dilontarkan oleh kelompok yang mengaku sebagai salafi (salafi maz’um), tudingan majhul (tak dikenal) kepada para ustadz atau da'i di luar kalangan mereka juga mendasari sikap eksklusif tersebut.
Padahal, lanjut ustadz Anung, kaidah tersebut saat ini tak bisa digunakan karena para ustadz yang diberi label majhul juga memiliki latar belakang dan pendidikan yang jelas.
“Itu sebenarnya kaidah jarh wa ta’dil yang sebenarnya diberlakukan oleh ulama terdahulu ketika masa pengkodifikasian hadits, periwayatan hadits atau menyusunan hadits. Adapun sekarang kata-kata majhul yang diarahkan kepada para ustadz itu tidak bisa digunakan,” jelasnya.
Ia pun menyayangkan pemberian label majhul sebagamana sejumlah komentar melalui pesan singkat yang pernah dilayangkan kepadanya serta para ustadz lainnya.
“Seperti dijelaskan oleh ustadz Achmad Rofi’i tadi, sekaliber apa pun ustadz itu kalau bukan dari kalangan mereka, dikatakan majhul,” tuturnya.
Profil Ustadz Anung Al-Hamat
Untuk menepis tudingan majhul, ustadz Anung sebenarnya telah mencantumkan biodata dalam buku yang ditulisnya itu. Berikut ini profil singkat ustadz Anung Al-Hamat. Lc, M.PD.I.
Anung Al-Hamat, lahir di Majalengka Jawa Barat, 13 Agustus 1977. Pada bulan September 1997 melancong ke Mesir dengan Kuliah di Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar Cairo-Mesir dan lulus pada bulan Mei 2001.
Selain mengikuti kuliah formal juga aktif menghadiri beberapa kajian para masyayikh (TALAQI) -minimalnya menghadiri khutbah jum’at dan kajian ba’da jum’at- seperti:
Gelar M.Pd.I nya diraih dari Universitas Ibnu Khaldun Bogor-Jawa Barat Jurusan Pendidikan dan Pemikiran Islam. Adapun aktivitas mengajarnya; mengajar di Kampus yang ada di Jajaran UNMA (Universitas Majalengka) Januari 2002-2004, mengajar bahasa Arab di STAIN Cirebon (thn 2003-2004), mengajar di Azhari Islamic School Menteng (Mei 2004-Juli 2005), Wakil Direktur Pesantren Tinggi Al-Islam Pondok Gede Bekasi Juli 2005-hingga pensiun (Oktober 2012), STID M. Natsir DDII (2007-2011) dan beberapa kampus lain.
Sekarang ia sedang meneruskan kuliah Program S3 (Doctor) Jurusan Pendidikan Islam di Kampus Universitas Ibnu Khaldun Bogor-Jawa Barat. [Ahmed Widad]