View Full Version
Kamis, 30 Aug 2012

Presiden Mesir Mursi : Rezim Bashar al-Assad Harus Pergi

Presiden Mesir Mohamad Mursi, menyerukan intervensi internasional untuk menghentikan pertumpahan darah di Suriah, tegasnya. Mursi  mengatakan pernyataannya itu  di depan delegasi KTT Non-Blok, yang dihadiri  120 negara, yang berlangsung di Teheran. "Adalah tugas kita berdiri melawan "rezim yang menindas" Bashar al-Assad", serunya, dan kemudian diikuti delegasi Suriah melakukan walk out.

Presiden Mohamed Mursi, mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad telah kehilangan legitimasi politik. Al-Assad telah kehilangan legitimasi kekuasaannya selama penindasan  yang melawan perjuangan oposisi yang berjalan selama 17 bulan, dan telah menewaskan 40 ribu rakyatnya. Sebuah penindasan dengan kekerasan yang belum ada taranya dalam sejarah, tambah Mursi.

Kritikan yang sangat keras Mursi dalam pertemuan puncak para pemimpin Negara-Negara Non Blok, yang berlangsung di Teheran, Iran, mendorong menteri luar negeri Suriah menuduh pemimpin Mesir itu menghasut pertumpahan darah di Suriah.

"Mengakhiri pertumpahan darah di Suriah adalah tanggung jawab kita semua. Kita harus tahu bahwa pertumpahan darah tidak bisa berhenti tanpa campur tangan efektif dari kita semua," kata Mursi.

"Kita semua harus mengumumkan solidaritas dengan penuh perjuangan dari mereka yang mencari kebebasan dan keadilan di Suriah. Simpati kita terhadap rakyat Suriah harus menjadi sebuah visi politik yang jelas, dan mendukung transisi damai menuju sistem pemerintahan yang demokratis, serta mencerminkan tuntutan rakyat Suriah untuk kebebasan", ungkap Mursi.

Komentarnya mendorong Menteri Luar Negeri Suriah Walid al Moualem meninggalkan pertemuan, dan mengeluh bahwa Mursi telah menghasut para pejuang untuk "terus menumpahkan darah Suriah", ungkap televisi pemerintah Suriah.

Kemarahan para pemimpin Arab itu, diwujudkan oleh pidato Presiden Mesir, Mohamad Mursi, yang menginginkan segera digulingkannya Bashar al-Assad yang sudah begitu banyak menumpahkan darah rakyat Suriah. Ini merupakan tanggung jawab para pemimpin Arab mengakahiri konflik, yang sudah berlangsung selama 17 bulan, dan memakan begitu banyak korban, tanpa henti. mh.


latestnews

View Full Version