View Full Version
Rabu, 12 Dec 2012

Dialog Nasional dan Boikot Refefendum Oleh Nasionalis Sekuler

Kairo (voa-islam.com) Militer Mesir mencoba menjembatani konflik politik antara kalangan Islamlis dengan nasionalis sekuler, dan ingin menyelenggarakan dialog nasional. Tujuannya ingin mencari titik temu antara kalangan Islamis dengan nasionalis-sekuler yang sekarang ini terus melakukan tekanan yang hebat, menggagalkan rencana referendum konstitusi yang baru.

Militer Mesir membatalkan rencana pertemuan dialog nasionalis, yang ingin mengakhiri krisis politik di Mesir. Ditundanya pertemuan oleh militer Mesir itu, karena kalangan oposisi secara terang-terangan menolak hadir dalam pertemuan dialog nasional itu. Militer yang berdiri dalam posisi netral berusaha  ingin agar krisis politik yang ada sekarang tidak berlarut-larut dan menimbulkan bencana bagi Mesir.

Sementara itu, kalangna oposisi yang tergabungg Front Penyelamat Nasional yang dipimpin oleh Mohamad el-Baradei, yang merupakna "pion" Israel dan Amerka, terus mengumandangkan penolakannya terhadap berbagai upaya dialog, termasuk terhadap usaha yang dilakukan oleh fihak militer.

Kalangan oposisi yang dipimpin Mohammad el-Baradei, menganggap sudah terlambat dialog nasional, dan tidak ada lagi kepentingannya. Oposisi hanya ingin Presiden Mohammd Mursi, mengundurkan diri, karena sudah bertindak salah, dan  melakukan pengkhianatan terhadap revolusi. Oposisi juga menyerukan baikot terhadap referendum konstitusi baru yang akan digelar pada 15 Desember mendatang.

Dibagian lain, Presiden Mursi bertekad akan melanjutkan rerendum yang akan berlangsung pada 15 Desember mendatang. Meskipun Mursi membatalkna dekrit 22 Nopember lalu. Kalangan oposisi menuduh Mursi bertindak otoriter dan akan menjelma sebagai "Fir'aun" baru. Kaum oposisi terus melakukan ofensif gerakan dengan melakukan aksi demonstrasi yang luas di seluruh kota Mesri.

Kalangan Islamis Mesir yang terdiri dari Ikhwanul Muslimin, Salafi, Jamaah Islamiyah, dan sejumlah kekuatan Islam lainnya, terus menggalang kekuatan utama mereka menghadapi monuver politik yang tiga "trio" anti Islam, yaitu Amr Mousa (Koptik), Hamdeen Sabhsi (Sosialis), dan Mohammad el-Baradei (liberal), yang ingin menghentikan langkah-langkah dari kalangan Islamis, yang sekarang telah berhasil konsitusi baru, dan masuknya Syariah Islam dalam konstitusi yang baru, dan Syariah Islam menjadi sumber hukum tertinggi.

Trio oposisi Amr Mousa (Koptik), Hamdeen Sabhi (Sosialis), dan Mohammad el-Baradei. menyerukan penolakan terhadap referendum. Inilah perang terbuka antara kaum Islamis dengan nasionalis sekuler di Mesir. ha/af


latestnews

View Full Version