View Full Version
Ahad, 16 Dec 2012

Mayoritas Rakyat Mesir Mendukung Konstitusi Baru

Kairo (voa-islam.com) Sebelumnya begitu dahsyatnya serangan kalangan kubu nasionalis, sekuler, dan liberal terhadap kalangan Islamis yang  menguasai konstituante, dan berhasil menyusun draf yang baru konstitusi Mesir, dan mereka berusaha menggagalkan referendum dengan gerakan massa diikuti puluhan ribu pendukung. Tetapi, kenyataannya dalam penghitungan awal, rakyat Mesir menyetujui konstitusi yang baru.

Sekalipun kelompok Islamis di parlemen masih harus berjuang dengan keras, di putaran kedua, karena kemenangan yang pro konstitusi yang baru masih menang tipis. Di putaran kedua kalangan Islamis harus mengerahkan kekuatannya untuk memberikan ligitimasi kepada konstitusi yang baru, sehingga memperoleh kemenangan yang mutlak dan menyakinkan.

Hasil resmi awal menunjukkan referendum konstitusi Mesir bahwa 61 persen suara mendukung konstitusi yang baruk, sementara itu hanya  38,7 persen yang menentangnya, setelah menghitung 58 persen suara, seperti dilaporkan oleh Al Arabiya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan terhadap konstitusi Mesir yang baru, menang tipis. Di mana konstitusi baru itu dipersiapkan oleh kalangan Islam dan kalangan nasionais, sekuler dan liberal, begitu dahysatnya mereka menolak draf rancangan yang sudah disyahkan oelh presiden.

Mereka kubu yang menentang membentuk Front Penyelamatan, yang dipimpin Mohamad el-Baradey, yang memimpin gerakan anti konstitusi baru yang dituduh oleh kalangan nasionalis, sekuler dan liberal telah me nciptakan perpecahan bagi rakyat Mesir.

Padahal, draf yang baru itu telah memuat semua ketentuan yang bersifat konprenhesif, dan bahkan membatasi jabatan presiden hanya dua periode, dan memasukkan Syariah Islam sebagai sumber hukum tertinggi undang-undang Mesir. Inilah yang membuat kubu sekuler dan liberal marah.

Hasil didasarkan pada penghitungan tidak resmi, jika dikonfirmasi untuk putaran ini dan  tahap kedua hari Sabtu, dapat memberikan kepada tokoh Islam, yang sekarang menjadi Presiden Mohamed Mursi masih menunjukkan yang terbatas, dan menunjukkan kuatnya kalangan yang  menentang terhadap konstitusi yang baru Mesir, serta memang  Mursi perlu membangun konsensus antara kekuatan politik di Mesir, di tengah sulitnya kondisi ekonomi Mesir.

Putaran kedua referendum yang akan diadakan Sabtu depan, setelah hasil resmi diumumkan oleh KPU Mesir. Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Tertinggi (SEC) Zaghloul El-Balshi mengatakan kepada harian milik swasta Mesir Independen bahwa "sekitar 50 persen dari 25 juta pemilih yang terdaftar dalam sepuluh gubernuran sudah menggunakan hak suara dalam tahap pertama pemilu sudah sebagai. "

Jamaah Ikhwanul Muslimin yang mendukung Presiden Mohammad Mursi mengatakan bahwa, berdasarkan angka resmi, ternyata polling itu sekitar 60 persen memberikan dukungan kepada konstitusi yang baru.

Mursi dan para pendukungnya mengatakan bahwa konstitusi sangat penting untuk memindahkan transisi demokrasi Mesir ke depan. Para penentang mengatakan hukum  Islam dan menginjak-injak hak-hak minoritas, termasuk Kristen yang membentuk 10 persen dari populasi.

Pemungutan suara berlangsung secara damai dengan antrian panjang  di Kairo dan kota-kota lain dan kota-kota di mana  pemungutan suara diadakan. Pemungutan suara itu menghadapi kesulitan, karena banyak hakim yang diperlukan mengawasi pemungutan suara dipentaskan boikot untuk menyuarakan oposisi mereka.

"Berdasarkan hitungan sementara hasil referendum adalah 56,5 persen untuk suara 'ya'," uangkap  pejabat senior di Partai Kebebasan dan Keadilan yang berada di kantor pusat, menyatakan kepada Reuters.

Ikhwan dan partainya, yang mendukung Mursi dalam pemilihan Juni, memiliki perwakilan di hampir semua TPS di seluruh 10 wilayah, termasuk Kairo, di mana ini putaran pemungutan suara diadakan.

Pejabat, yang meminta untuk tidak diidentifikasi, mengatakan penghitungan itu berdasarkan penghitungan dari lebih dari 99 persen tempat pemungutan suara dalam putaran ini. Nampaknya, kalangan nasionalis sekuler gagal menghancurkan perubahan yang ingin dilakukan oleh kalangan Islamis Mesir. af/hh.


latestnews

View Full Version