View Full Version
Kamis, 25 Apr 2013

Rezim Syiah Membantai Sunni, 100 Orang Tewas

Jakaarta (voa-islam.com) Jumlah korban tewas  dua hari bentrokan di  Irak
mencapai 100 orang tewas, akibat serangan militer terhadap kamp pengunjuk rasa di Kirkuk di utara Irak,Rabu (24/4/2013) .

Ini merupakan jumlah korban tewas yang paling besar, sejak pasukan Amerika Serikat meninggalkan "Negeri 1001 Malam" itu. Dari 100 korban yang tewas  di seluruh Irak, sebagian besar  para penduduk yang berada di sebuah kamp, menjadi basis gerakan kaum Sunni Irak.

Demonstran Sunni yang menentang rezim Syiah Irak yang dipimpin Nuri al-Maliki dengan menggunakan senjata berat, melawan Sunni Irak,  yang menuntut keadilan dan jaminan keamanan.

Demonstrasi damai berubah menjadi perang, tak lama sesudah pasukan menggunakan senjata berat menghadapi para demonstran, sedikitnya 56 orang di sebuah kamp protes di provinsi Kirkuk, Selasa.

Tentara menyerbu kamp di mana Muslim Sunni melakukna protes selama berbulan-bulan terhadap apa yang mereka lihat sebagai marjinalisasi terhadap kelompok Sunni oleh rezim Syiah. Serangan yang brutal itu mendorong para pemimpin kelompok  Sunni menyerukan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Nuri al-Maliki.

Banyak korban tewas dalam bentrokan susulan yang meluas  di  kota Hawija dekat Kirkuk, 170 km utara Baghdad. Konflik ini dikawatirkan akan mendorong terjadi perang antara kelompok Sunni - Syiah di Irak.

Situasi ini akan semakin diperburuk oleh konflik di Suriah, dan kelompok milisi Hesbulah juga ikut membantu rezim Bashal al-Assad, yang terus melakukan pembantaian warga sipil secara brutal.

"Tentara menggunakan helikopter. Kami juga mendengar bahwa orang-orang bersenjata yang bertanggung jawab atas setidaknya satu kantor polisi dan bahwa ratusan orang telah melarikan diri dari daerah itu", ujar seorang koresponden Aljazeera dari Kirkuk.

Kelompok Sunni mengambil alih pangkalan militer dan membakar sebuah masjid Syiah  di Sulaiman yang terletak 160km utara Baghdad, sebelum helikopter militer mengusir para pejuang dari kota.

Setidaknya 18 tewas, termasuk 10 orang dari kelompok Sunni dan lima tentara, kata para pejabat. Penyergapan terhadap konvoi militer dekat Tikrit dengan bom yang diletakkan dipinggir jalan, serta tembakan roket oleh kelompok Sunni menewaskan tiga tentara Irak.

Konflik Sunni - Syiah

Kerusuhan meningkat dengan sangat drastis antara Sunni-Syiah, dan nampaknya akan berkembang menjadi perang terbuka di Irak. Hal  ini, akibat tidak ada pembagian kekuasaan yang adil, dan sengaja  rezim Nuri al-Maliki memarjinalkan kelompok Sunni dan Kurdi dari kekuasaan, sejak Amerika Sereikat meninggalkan Irak.

Ribuan Muslim  Sunni melakukan protes yang berlansung sejak Desember, dan kalangan Sunni semakin tidak merasa nyaman dengan rezim Syiah Nuri al-Maliki yang dengan sengaja dan sistematis, mengeleminir kalangan Sunni, dan buka hanya dari kekuasaan semata, tetapi diberbagi bidang dan lapangan.

"Kami telah berusaha mengendalikan diri,  tetapi  pasukan pemerintah terus menyerang kami, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, dan semua  bisa lepas kontrol," kata Abdul Aziz al-Faris, seorang pemimpin Sunni di Hawija.

Al-Maliki telah menawarkan beberapa konsesi kepada kalangan Sunni, termasuk reformasi yang diusulkan tentang undang-undang anti-terorisme, tetapi banyak pemimpin Sunni, yang mengatakan mereka tidak cukup untuk menenangkan para demonstran. af/hh/aljz


latestnews

View Full Version