View Full Version
Sabtu, 16 Nov 2013

Blok Anti Kudeta Membuat Usulan Baru Rencana Mengatasi Krisis Mesir

Cairo (voa-islam.com) Pendukung Presiden Mohammad Mursi melakukan gerakan  protes baru pada hari Jumat. Aksi demonstrasi pertama sejak berakhirnya undang-undang darurat Kamis, di mana pemerintah dengan menggunakan kekuatan militer memadam aksi demonstrasi, dan gagal, Jum'at, 15/11/2013.

Demonstrasi yang berlangsung hari Jumat, digerakkan oleh “Aliansi Nasional untuk Pertahanan Legitimasi”, blok pendukung utama Mursi, dan mendesak para hakim Mesir mengeluarkan "Kieputusan peradilan” membebaskan Presiden Mursi.

Selama berlangsungnya darurat militer  141 hari, demonstran pro-demokrasi melakukan unjuk rasa hampir setiap hari, dan mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai peristiwa Juli 3, adalah tindakan “kudeta militer” yang menumbangkan Presiden Mesir Mohmmad Mursi, sebagai presiden pertama  pertama yang terpilih secara bebas .

Para pendukung  Presiden Mursi, melambaikan gambar presiden yang terguling, dan para demonstran berbaris dari Masjid Salaam di Kairo Nasr City menuju istana presiden Ittihadiya .

Aksi demo berangkat dari Masjid Maraghi di distrik Helwan selatan Kairo , di mana demonstran meneriakkan lagu-lagu mengutuk hukuman penjara yang sangat keras yang dijatuhkan kepada demonstran anti - kudeta .

Awal pekan ini , 12 dari pendukung presiden terguling masing-masing dihukum 17 tahun penjara, karena berusaha menyerbu kampus Universitas al-Azhar Kairo, pada bulan Oktober .

Demonstrasi serupa terlihat di Giza City,  dan  di pinggiran ibukota untuk menuntut pemulihan Presiden  Mursi sebagai presiden.

Berteriak menyanyikan rezim militer Mesir yang secara luas dilihat sebagai telah berada di balik pemecatan Mursi itu, demonstran pro-demokrasi juga berbaris di kawasan Seyouf,  Alexandria .

Para pengunjuk rasa mnenggunakan simbol  Rabaa, sebagai tanda sekarang terkenal dalam ingatan ribuan demonstran pro-demokrasi tewas dalam kekerasan berdarah  pada 14 Agustus, saat berlangsung aksi damai di kota-kota Cairo. Sementara itu, demonstran pro - militer , menggelar aksi mereka  di dekat Masjid Ibrahim Qaed, di  pusat kota Alexandria dalam mendukung militer dan Jendral Abdul Fattah al - Sisi.

Demonstrasi anti - kudeta juga dipentaskan di kota-kota kanal Suez dan Ismailia, Delta Nil Provinsi Menoufiya dan Mansoura dan di provinsi selatan Beni Sueif .

Demonstrasi hari Jumat berlangsung satu hari setelah berakhirnya keadaan darurat yang diberlakukan oleh pemerintah dukungan militer pada bulan Agustus.

Blok Anti Kudeta Usulan Rencana Mengatasi Krisis Baru

Sebuah koalisi kelompok menyerukan mengembalikan  Presiden Mohamed Mursi akan mengusulkan jalan baru pada hari Sabtu dengan tujuan mengatasi krisis politik Mesir yang berlangsung  panjang.

" Aliansi Nasional untuk Mempertahankan Legitimasi akan mengeluarkan resolusi sebuah jalan baru untuk menyelesaikan krisis saat ini”,  Amr Farouq , juru bicara dari Partai Wasat yang merupaan anggota blok anti - kudeta , ujarnya  kepada kantor berita Turki, Anadolu .

Dia mengatakan jalan baru akan sejalan dengan “kerangka konstitusional” , tetapi dia menolak menjelaskan  lebih rinci.

“Koalisi akan mengundang kekuatan politik yang ada bertujuan  membicarakan visi dalam  rangka menyelesaikan krisis, " katanya .

Tapi Magdi Qurqur , seorang pemimpin dari koalisi anti - kudeta , mengatakan konsep baru tidak akan menyertakan proposal baru untuk mengatasi krisis .

“Kami hanya akan mengumumkan prinsip-prinsip umum yang kita mengkalkulasi  dalam perlawanan kami terhadap kudeta , " katanya kepada Anadolu. Magdi Salem , pemimpin koalisi yang lain, mengatakan visi baru akan diarahkan ke opini publik , bukan pemimpin kudeta”, ujarnya.

Mesir tetap dalam keadaan kacau sejak rezim militer menggulingkan Presiden Mursi yan gterpilih secara demokratis yang terus-menerus diguncang aksi  protes oposisi yang dikendalikan oleh Zionis-Israel. Perdana Menteri Turki, Erdogan, mengatakan memiliki bukti-bukti yang cukup campur tangan Zionis-Israel dalam penggulingan Presiden Mursi.

Kudeta militer merupakan tindakan perubahan yang inkonstitusional, dan                                                                 tidak memiliki landasan yang sah. Maka pemerintah ad-interim yang sekarang dibentuk oleh rezim militer harus bubar.

PEMBANTAIAN  

Pada hari Kamis , juru bicara ahli  forensik Hisham Abdel - Hamid dikutip media lokal mengatakan bahwa jumlah korban tewas hampir 6.000.  Angka ini termasuk 627 tewas selama berlangsungnya kekerasan terhadap anti – kudeta, yang melakukan aksi damai di  Rabia al- Adawiya Square,  Giza, dan Nahda Square.

Dibagian lain, para pemimpin aliansi anti kudeta mengumpulkan 30  juta tanda-tangan,  menentang kudeta militer, dan memulihkan kembali hak-hak konstitusional Presiden Mohammad Mursi. Af/h



latestnews

View Full Version