View Full Version
Selasa, 05 May 2015

Mungkinkah Kerjasama Antara ISIS Dengan Nuri al-Maliki?

BAGDAD (voa-islam.com) - Irak bukan hanya bersiap perang melawan ISIS, tapi Perdana Menteri Haidar al-Abadi akan menghadapi perang sesudah memenangkan perang di Tikrit, yaitu Haidar harus perang melawan mantan Perdana Menteri Nuri al-Maliki. 

Sekarang, pasukan tentara, pasukan keamanan dan milisi Syiah dimobilisasi ke provinsi Anbar. Tapi ada yang lebih dahsyat dibandingkan memperebutkan Anbar dari tangan ISIS, yaitu perang bakal terjadi antara pasukan Haidar al-Abadi dengan pasukan mantan Perdana Menteri Nouri al-Maliki.

Maliki terus melancarkan kampanye politik dan media secara luas, dan berusaha menghasut rakyat melawan Haidar. Abadi tampaknya bingung dan kadang-kadang mengambil  sikap bertentangan, karena tekanan yang  berbagai kalangan terhadap dirinya

Perdana Menteri al-Abadi menghadapi masalah lebih besar dibandingkan dengan di Anbar. Rival politiknya akan mengejar pasukan yang mengancam Baghdad, dan ISIS akan memperluas pengaruhnya.

Al-Abadi telah mundur dari mempersenjatai suku-suku Sunni dan hanya memberi mereka senjata sederhana karena tekanan oleh pihak Syiah ekstrimis. Untuk mengatasi masalah tersebut, Amerika menawarkan diri untuk melakukan tugas mempersenjatai suku-suku Anbar yang menentang ISIS, tapi setelah saingannya mengkritik dia, Abadi harus menolak tawaran AS dengan itu dan pemerintah Amerika mundur.

Semua pertempuran yang  terjadi pertama akan mengorbankan rakyat Irak dan negara Irak,   dan hanya menguntungkan kepentingan ISIS dan proxy Iran.

Pertempuran Anbar adalah bagian dari perang yang dapat memperpanjang sebagai organisasi "teroris" berada di beberapa daerah, seperti kota Mosul yang masih diduduki oleh ISIS, dan yang akan menjadi yang paling sulit untuk membebaskan sebagai pemerintah Irak mungkin harus mencari bantuan dari negara-negara seperti AS dan mungkin Turki dan Iran untuk mengembalikannya.

Bahkan setelah Mosul dibebaskan, ada beberapa daerah yang akan memakan waktu lama untuk membebaskan. Oleh karena itu, Perdana Menteri Al-Abadi harus berpikir di luar Anbar dan harus menyadari bahwa ia akan kalah dalam pertempuran dengan saingan politiknya (al-Maliki),  jika ia kehilangan kendali melawan ISIS, dan al-Maliki akan muncul sebagai pemenang atas mereka, dan ini akan memperkuat posisi ISIS di Irak. (jj/aby/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version