View Full Version
Kamis, 21 May 2015

Ulama Syiah Irak Muqtada al-Sadr Bersumpah Akan Jadikan Irak Kuburan ISIS

BAGDAD (voa-islam.com) - Ulama terkemuka Syi'ah Irak Moqtada Al-Sadr bersumpah  melindungi semua tempat suci Syi'ah di seluruh Irak dari ancaman Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) yang dipimpin Abu Bakar Al-Baghdadi, tegasnya, Rabu, 20/5/2015.

Dalam sebuah rekaman audio yang dirilis oleh IS setelah jatuhnya Ramadi pada hari Jumat, di mana pemimpin IS Abu Bakr Al-Baghdadi, mengancam, "Setelah Ramadi akan menguasai Baghdad dan Karbala", ujar Bagdadi.

Kedua kota adalah tempat suci golongan Syiah sekarang dalam ancaman IS. Di mana  Karbala dianggap oleh kaukm Syi'ah sebagai tempat paling suci di bumi setelah kota Mekah, Madinah dan Yerusalem.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa, Sadr berjanji bahwa IS akan menderita "kekalahan besar",  jika "berani bahkan menyentuh" ​​salah satu tempat suci Syiah di kota Irak  itu.

Ulama Syiah terkemuka yang memimpin Partai 'Gerakan Sadr', kelompok agama dan politik yang populer di Irak, serta Brigade Perdamaian, bagian dari mayoritas pasukan 'Mobilisasi Populer' (Sya'ab)  pro-pemerintah Irak.

Dalam pernyataannya, Sadr mengatakan pejuang Syiah telah dikumpulkan dari seluruh negara untuk "melindungi tempat-tempat suci di Samarra yang terletak 78 mil, atau 125 kilometer, sebelah utara Baghdad, Karbala, dan di wilayah  lain",  tambahnya.

Sadr juga bersumpah akan menjadikan kuburan tanah Irak bagi para pejuang IS, tandas ulama Syiah. Sadr yakin akan dapat mengalahkan IS di Ramadi. Sementara itu, Amerika Serikat telah mengirim ribuan  rudal anti tank untuk menghagdapi IS di Ramadi.

Peringatan Sadr tak lama sesudah  IS mengambil alih Ramadi pada hari Jumat, ibukota provinsi Anbar, wilayah provinsi terbesar Irak.Jatuhnya Ramadi ini mengingatkan dengna jatuhnya kota Mosul, yang sangat luar biasa oleh IS, di tengah apa yang banyak telah disamakan dengan terulangnya Juni lalu.

Ribuan tentara pemerintah Irak dan anggota polisi Anbar dilaporkan melarikan diri pos mereka dalam menghadapi serangan ISIS di kota Ramadi. Mereka sudah kehilangan moral. Tak lagi berani  ber tempur melawan IS.

Perdana Menteri Haider Al-Abadi, Sabtu menyerukan ribuan milisi Syi'ah berangkat ke Ramadi membebaskan kota itu dari ISIS. Milisi Syiah, bersama dengan pasukan pemerintah Irak, telah terlibat dalam operasi untuk merebut kembali daerah-daerah di negara yang diduduki oleh IS. Korban telah banyak berjatuhan akibat perang yang sangat dahsyat.

Kemenangan  IS atas Ramadi sesudah dikalahkan dari Tikrit, sebagai kemenangan terbesar IS. IS merebut kota Ramadi telah menimbulkan gempa politik di Washington. Obama seperti linglung menghadapi IS, meskipun telah melakukan ratusan serangan udara terhadap IS di Ramadi..

Mohamed Jamil Al-Miyahi, tokoh senior di Islamic Supreme Council Syi'ah Irak (ISCI), mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa rekaman Baghdadi, jika asli, adalah ancaman yang sangat serius bagi kelompok Syi'ah di Irak.

Jadi perang di Irak, bukan lagi, perang Irak melawan IS, tapi perang antara Sunni-Syi'ah.  Syi'ah memang penjahat terkutuk, yang  terus berkhianat dengan Zionis, menghancurkan dunia Islam. [al-fatih/saqt/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version