View Full Version
Kamis, 16 Jul 2009

Tentara Israel bicara tentang Gaza

(voa-islam.com) - Tentara Israel menggambarkan penggunaan aturan tempur yang "permisif" yang akhirnya makan korban sipil dalam serangan militer di Gaza yang lalu.

Mereka mengatakan mendapat desakan agar menembak bangunan manapun atau siapapun yang nampak mencurigakan dan ditekankan bahwa warga sipil seringkali dipakai sebagai tameng manusia.

Memecah Kesunyian, sebuah kelompok kampanye terdiri dari sejumlah tentara, mengumpulkan pengakuan tanpa nama ini.

Pemerintah Israel membantah melanggar hukum perang dan menuding laporan ini semata-mata kabar burung.

Memecah Kesunyian menggambarkan sebagian besar kesaksian para tentara yang ambil bagian dalam operasi Cast Lead di Gaza tersebut, dengan gambaran serdadu yang "sadar, penuh penyesalan dan syok".

Banyak kesaksian diantaranya sejalan dengan berbagai temuan yang disuarakan kelompok hak asasi manusia dimana serangan pasukan Israel di Gaza tidak pandang bulu dan sangat berlebihan. 

Menurut kesaksian dari 14 tentara wajib militer dan 12 tentara cadangan:

  • Aturan tempur dibuat tidak jelas atau mendorong tentara agar tentara melakukan apapun demi menyelamatkan diri mereka tidak peduli apakah sipil Palestina menjadi korban atau tidak
  • Warga sipil dipakai sebagai tameng manusia, sudah berada dalam gedung sebelum para tentara
  • Sejumlah besar bangunan dan rumah tinggal dimusnahkan. Sejumlah pernyataan menyebut ini dilakukan karena rumah-rumah tersebut mungkin dipasangi jebakan, atau merupakan terowongan yang disamarkan. Kesaksian menyebut sebuah kebijakan yang dinamai "untuk besok", dimana daerah sekitar perbatasan diratakan agar operasi militer berikutnya lebih mudah
  • Banyak tentara umumnya punya sikap agresif, buruk disiplinnya
  • Vandalisme terhadap properti warga Palestina meluas
  • Tentara menembaki tank air cuma karena bosan, padahal ditengah situasi kekurangan air parah untuk warga Gaza
  • Fosfor putih dipakai sebagai senjata terhadap warga sipil tanpa perhitungan dan sembarangan
  • Banyak tentara mengatakan sesungguhnya hanya ada sangat sedikit kontak senjata langsung dengan militan Palestina

Laporan tersebut menyatakan tentara Israel dan orang yang membenarkan serangan mereka tengah "merosot bersama pada tebing moral yang licin".

"Ini merupakan seruan darurat agar masyarakat Israel dan para pemimpinnya sadar dan mulai menginvestigasi hasil perbuatan kita," demikian pernyataan Memecah Keheningan.

Pejabat tinggi militer Israel sudah panjang lebar menjelaskan bahwa mereka berupaya melindungi warga sipil, bahwa Hamas membahayakan kelompok non-tempur dengan menembak dari wilayah sipil dan bahwa rumah tinggal dan bangunan dihancurkan hanya bila memang ada kebutuhan spesifik bagi militer untuk melakukannya.

Israel mengatakan tujuan operasi militer selama 22 hari tersebut - berakhir 18 Januari 2009 - adalah untuk mengakhiri kiriman serangan roket dari Gaza yang ditujukan ke kota bagian selatan negeri itu.

Kelompok hak asasi manusia Palestina menyatakan sekitar 1.400 warga sipil Palestina tewas dalam operasi militer ini. Tiga belas tentara Israel tewas dalam konflik ini, termasuk 10 tentara di Gaza.

Menurut PBB, serangan tersebut merusak atau menghancurkan lebih dari 50.000 rumah, 800 bangunan industri, 200 sekolah, 39 masjid dan dua gereja.

Penyelidikan

Menanggapi laporan ini, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Avital Leibovich mengatakan: "Angkatan bersenjata Israel menyesalkan satu lagi organisasi kemanusiaan yang membuat laporan berdasarkan kesaksian anonim dan umum tanpa menyelidiki kredibilitas sumbernya." 

Leibovich membantah laporan tersebut sebagai "berita burung dan omong kosong belaka".

"Angkatan bersenjata Israel mengharapkan tiap tentaranya mengarahkan dugaan apapun pada otoritas berwenang," tambah Leibovich. "Ini makin menunjukkan pentingnya untuk tidak melukai kelompok non-tempur. Kami memiliki nilai etis yang tidak bisa dikompromikan yang akan terus menjadi petunjuk dalam tiap misi kami."

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menyelidiki perilaku tentara Israel dalam operasi militernya di Gaza, dimana baik tentara Israel maupun Hamas, kelompok militan Palestina yang emngusai wilayah ini, menghadapi tudingan melakukan kejahatan perang.
 
Jumlah warga Palestina yang tewas selama operasi militer Israel di Gaza, 27 Des sd 18 Sebuah penyelidikan internal oleh militer Israel menyatakan mereka berperang sesuai aturan, meski terjadi kesalahan, seperti tewasnya 21 orang pada sebuah rumah yang salah sasaran.

Sekjen PBB Ban Ki-moon telah meminta lebih dari $ 11 juta dollar dana kompensasi dari Israel karena menghancurkan bangunan PBB di Gaza. Sebuah investigasi terbatas PBB mempersalahkan Israel pada enam dari embilan serangan Israel terhadap fasilitas milik PBB, yang makan korban warga sipil yang mengungsi disana.

Sementara itu, sebuah komisi pencari fakta bentukan Liga Arab meyimpulkan terdapat lebih dari cukup fakta untuk menyeret Israel ke mahkamah perang akibat kejahatannya terhadap kemanusiaan, dan bahwa "kepemimpinan Israel juga bertanggungjawanb atas kejahatan ini".

Juga dikatakan bahwa militan Palestina bersalah atas kejahatan perang karena menembakkan roket ke arah warga sipil.

(sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/07/090715_castlead.shtml)


latestnews

View Full Version