View Full Version
Kamis, 30 Jul 2009

Di Belanda Umat Beragama Semakin Tinggalkan Tempat Ibadah

Sekitar separuh warga dewasa Belanda masih mengaku beragama. Tapi kunjungan ke rumah ibadah semakin berkurang, entah itu pemeluk Islam, Kristen atau Budha. Laporan Bette Dam.
 
Biro Pusat Statistik Belanda, CBS, mengadakan penelitian besar-besaran untuk mengetahui perilaku ibadah warga Belanda pada periode 2004-2008. Para peneliti mewawancarai 10 ribu warga Belanda berusia 18 tahun atau lebih tua.
 
Kristen dan muslim
58 persen warga dewasa Belanda menjadi anggota gereja, jadi bisa digolongkan sebagai orang beragama. Dari jumlah itu 9 persen ikut Gereja Protestan, 4 persen pengikut Gereja Protestan Calvinis dan 6 persen ikut Gereja Protestan Belanda (PKN).
 
Pemeluk agama Islam juga diteliti. Di Belanda ada 825 ribu warga beragama Islam atau sekitar 5 persen dari jumlah penduduk. 95 persen dari jumlah itu berasal dari luar Belanda dan Eropa.
 
Berbeda dengan pemeluk Agama Kristen, usia rata-rata pemeluk agama Islam yang pergi ke masjid jauh lebih muda. 40 persen muslim yang ke masjid usianya di bawah 18 tahun.
 
Masjid kosong
Hasil penelitian yang paling mencolok adalah semakin menipisnya jumlah orang yang pergi ke tempat ibadah. Tidak hanya gereja saja yang semakin kosong. Jumlah orang yang pergi ke masjid juga semakin menurun.
 
Pada 1999, 34 persen warga Muslim Belanda setidaknya sekali sebulan ke masjid. Jumlah itu pada 1998 turun menjadi 29 persen. Warga Belanda yang pergi ke gereja pada 1999 masih 23 persen. Tahun 2008 jumlahnya turun menjadi 19 persen.
 
Beribadah sendiri
Menurut Juru Bicara CBS Jan Latten, para pemeluk agama lebih sering beribadah dengan cara mereka sendiri. Mereka tidak butuh tempat ibada lagi.
 
Para pemeluk agama semakin sering menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka. Lewat internet mereka bisa mendapatkan 'pembimbing' yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, ustad asli dari Arab atau pendeta dari negara lain.
 
"Saya kira ini berkaitan dengan individualisasi," tandas Latten. Maksudnya masing-masing punya penghayatan agama sendiri. "Di masyarakat kita, makin banyak orang diminta pertanggungjawabannya sendiri. Masing-masing menerapkan norma dan nilai masing-masing. Ini bisa berdampak pada cara kita menjalankan agama," jelas Latten.
 
Radikalisasi
Semakin kosongnya masjid di Belanda menimbulkan tanda tanya. Saat ini di Belanda semakin banyak yang berpendapat terjadi proses radikalisasi Islam. Tapi,  menurut CBS semakin menipisnya pengunjung masjid adalah tanda suksesnya integrasi pendatang muslim ke dalam budaya Belanda.
 
"Mereka dididik dengan cara Belanda," kata Latten. "Mereka masuk sekolah Belanda." Meski demikian, Latten heran kenapa generasi pertama pendatang tidak serajin dulu datang ke masjid.  "Memang di semua umur kunjungan ke masjid berkurang."
 
Bukan masalah
Menurut Emin Ates, Ketua Federasi Budaya Islam Turki di Belanda, semakin menipisnya jumlah warga pendatang berusia lanjut yang ke masjid mungkin karena banyak yang sudah meninggal atau pulang ke negara asal. Namun demikian menurut Ates penurunan ini belum dirasakan di masjid. Para pengelola masjid di Belanda tidak ada yang mengeluh kekurangan jamaah.

[voa-islam/rnw]


latestnews

View Full Version