View Full Version
Selasa, 04 Aug 2009

Tahanan Xinjiang Sekarang Lebih Dari 1500 Orang

Polisi China baru-baru ini menahan 319 orang sampai akhir bulan kerusuhan di Xinjiang, menurut laporan kantor berita negara.

Ini menunjukkan jumlah total orang yang telah di tahan mencapai lebih dari 1500 orang walaupun tidak jelas berapa banyak orang yang telah di lepaskan.

Kekerasan antara Suku Muslim Uighur dan Komunis China Han mengakibatkan 200 orang lebih tewas.

Sementara itu, Beijing mengklaim bahwa keluarga aktivis Uighur yang di asingkan, Rabiya Kadeer, telah menulis surat mengkritiknya terlibat dalam kerusuhan.

Beijing telah berulang kali menyalahkan Rabiya Kadeer, pemimpin Kongres Dunia Uighur, karena memicu kekerasan, sebuah klaim yang selalu di sangkalnya dengan keras.

Seorang juru bicara untuk kongres mengatakan surat tersebut palsu.

Kerusuhan Yang Membara.

Kerusuhan di Xinjiang merupakan kerusuhan entis terburuk yang terjadi di China pada dekade ini.

Kerusuhan di mulai pada 5 July selama  protes atas keributan di Selatan China dimana 2 orang Muslim Uighur tewas.

Pemerintah China mengatakan 197 orang tewas pada saat kerusuhan dan lebih dari 1700 orang terluka.


Pemerinta China mengatakan kebanyakan yang tewas adalah dari suku Han China. tetapi Kongres Dunia Uighur mengklaim bahwa lebih banyak Muslim Mighur yang terbunuh.


Kebanyakan yang di tahan baru-baru ini sebagai hasil dari sebuah introgasi dari masyarakat, kata Xinhua.

Setelah kerusuhan, media lokal mempublikasikan daftar orang-orang yang di cari dan orang mendesak masyarakat untuk menyerahkan tersangka yang masih bersembunyi.

Tidak jelas jumlah mereka yang di tahanan lebih banyak dari Muslim Uighur atau Han, atau jika di antara mereka telah di tahan atau di lepaskan.

Surat Anak-anak.

Sebagai Kepala Kongres Dunia Uighur, Rabiya Kadeer selalu di tuduh oleh pemerintah China biang kerusuhan di Xinjiang, dan di salahkan sebagai dalang kerusuhan July.

Menurut media China, anak lelaki dan perempuan Rabiya Kadeer, Khahar dan Roxingul, serta adik laki-laki mereka Memet telah menulis surat menyalahkan ibu mereka atas kerusuhan tersebut.

"Karena kamu, banyak orang tidak bersalah dari semua kelompok suku kehilangan hidup mereka di Urumqi pada 5 July, dengan kerusakan besar rumah, toko dan kendaraan," Xinhua mengutip yang di katakan sebuah surat.

"Kami ingin hidup aman dan damai, tolong pikirkan kebahagiaan kami dan cucu anda. Jangan rusak hidup bahagia kami di sini, jangan ikuti provokasi dari beberapa orang di negara-negara lain.

Sulit untuk membuktikan keaslian surat-surat tersebut, tetapi Dilxat Raxit, seorang juru bicara untuk Kongres Dunia Uighur yang berbasis di Jerman, denga cepat menolak itu sebagai fakta.

Tidak mungkin bahwa salah satu anggota keluarganya akan menulis surat seperti itu, katanya kepada wartawan.

5 dari 11 anak Rabiya Kadeer masih tinggal di Xinjiang, dan menurut kelompok hak asasi manusia mereka telah mengalami berbagai macam pelecehan di sebabkan aktivitas ibu mereka.

Anak tertuanya, Khahar, di laporkan di denda dan di paksa menutup bisnis ibunya dan dua orang anaknya yang lain telah di penjara, karena pajak, yang lainya karena kegiatannya untuk memisahkan diri dari China.(aa/bbc)


latestnews

View Full Version