View Full Version
Selasa, 06 Oct 2009

40,000 Mata-mata Iran Tersebar di Negara-negara Teluk Arab

Dubai - Seorang mantan mata-mata dari pasukan Garda Revolusi Iran pada hari Senin mengungkapkan adanya ribuan sel intelijen Republik Syiah Iran di sebagian besar negara-negara Arab, terutama yang berada di Teluk Arab.

Mantan agen rahasia yang menolak di sebutkan namanya demi alasan keamanan itu  mengatakan ada 40,000 mata-mata Iran di negara-negara Teluk Arab, 3000 dari mereka berada di Kuwait. Dia juga menambahkan bahwa banyak dari mereka adalah tentara bayaran untuk pelayanan terbatas sementara lainnya merupakan pegawai tetap dalam pasukan Garda Revolusi Iran.

Mantan agen tersebut menyangkal bahwa sel intelijen Iran di negara-negra Arab merupakan sel tidur dan mengatakan mereka senantiasa bekerja secara teratur mengumpulkan informasi tentang kemampuan militer negara Teluk, infrastruktur, dan lembaga-lembaga ekonomi utama. 

"Sel -sel tersebut di latih dengan ketrampilan sama untuk menenun Karpet Persia, mereka biasanya terdiri dari empat anggota di tambah seorang komandan dan tidak ada seorangpun dari mereka menyadari misi-misi dan tugas-tugas lainnya.

Mata-mata tersebut, berasal dari Arab - kebanyakan dari kota Ahwaz, mengatakan bahwa ia memulai  pekerjaanya sebagai seorang agen yang menyamar bagi pasukan elit Garda Revolusi Iran dua tahun sebelum perang Iran - Irak berakhir pada tahun 1988.

"Aku tertipu pada awalnya dengan slogan-slogan bahwa Republik Syiah Iran membela Islam," katanya menjelaskan alasannya untuk bergabung di intelijen.

Sementara dalam pelayanan tugas utamanya adalah untuk mengawasi dan memberikan informasi tentang pemimpin oposisi Iran di negara-negara Teluk Arab, katanya.

Berhenti

Mantan agen yang menyamar tersebut berasal dari Arab, kebanyakan dari kota Ahvaz, kota di provinsi barat daya Iran, Khuzestan, yang merupakan rumah bagi Partai Renaisans Arab Ahwaz yang berbasis di Kanada yang menyokong perlawanan terhadap pemerintah Iran.

Ia berkata bahwa ia memutuskan untuk keluar dari intelijen ketika ia "menyadari bagaimana otoritas tentara mendiskriminasikan tentara Ahwazi yang berperang bagi Iran di perang melawan Irak," dia menambahkan bahwa tentara Arab Ahwazi yang terluaka biasanya di berikan perawatan di tanah, sedangkan tentara asal Iran asli Persia di berikan perawatan di tempat tidur rumah sakit.

Ketika Ia mengajukan pengunduran diri kepada pihak otoritas intelijen Iran, hal itu di tolak berkali-kali dan ia selalu di awasi selama lima tahun sebelum akhirnya di buang dan di biarkan tinggakl di negara asing, katanya kepada Alarabiya.net.

Mantan agen tersebut menunjukkan dokumen yang menjelaskan beberapa misi intelijennya dan perintah dari pasukan Garda Revolusi Iran, tetapi meminta dokumen-dokumennya tidak di publikasikan untuk keamanan pribadi. (arby) 


latestnews

View Full Version