View Full Version
Senin, 02 Nov 2009

Prajurit Senior Inggris Keluarkan Peringatan Sebelum Tewas Di Afghanistan

London - Prajurit Senior Inggris yang tewas di Afghanistan memperingatkan bahwa kekurangan helikopter membuat para tentara berisiko menghadapi bom pinggir jalan. Peringatan tersebut dikatakan sesaat sebelum tewas di medan tugas.

Letkol Rupert Thorneloe, perwira komando Batalion I Welsh Guards, tewas pada Juli lalu, pada saat konvoi kendaraannya dihantam oleh bom rakitan di dekat Lashkar Gar, di Afghanistan selatan.

Pada bulan sebelumnya, dia menulis laporan mingguan kepada Kementerian Pertahanan di London, memperingatkan bahwa kekurangan helikopter bisa meningkatkan bahaya bom rakitan itu, kata laporan surat kabar the Daily Mail.

Perdana Menteri Gordon Brown dalam menghadapi badai politik berkaitan dengan jumlah helikopter di Afghanistan menjelaskan, bahwa di sana sudah terdapat jumlah helikopter yang cukup, meskipun pernyataannya itu bertentangan dengan oposisi utama Konservatif.

"Saya telah berusaha untuk menghindar dari keluhan mengenai helikopter-helikopter itu - kita semua tahu bahwa kita tak tidak punya jumlah yang cukup," tulis Thorneloe dalam bocoran emailnya.

"Kami tak bisa memindahkan orang-orang itu, karena dalam bulan ini kami telah mengadakan kesepakatan besar mengenai pemindahan tersebut melalui darat.

"Ini meningkatkan ancaman bom rakitan, dan kami membongkar hal itu," katanya.

Thorneloe menambahkan bahwa jumlah helikopter yang ada saat ini `tak bisa dipertahankan`, untuk mengurusi lebih dari 1.000 tentara.

Total 223 petugas Inggris telah tewas di Afghanistan sejak tahun 2001.

Brown pada awal bulan ini mengumumkan, bahwa 500 prajurit Inggris tambahan akan dikirimkan ke Afghanistan, sehingga jumlah tentara kerajaan itu di negara tersebut mencapai 9.500 orang.

[voa-islam/EBaru]


latestnews

View Full Version