View Full Version
Rabu, 02 Dec 2009

Belanda Ikut-ikutan Ajukan Pelarangan Menara Masjid

Belanda (voa-islam.com) - Menyusul pelarangan pendirian menara masjid baru di Swiss yang kecam seluruh umat Islam di dunia, kini Belanda juga menarik perhatian publik karena ikut-ikutan mengajukan mosi pelarangan menara masjid oleh sebuah kelompok kecil Kristen Kanan SGP di parlemen.

Sebuah gambaran jelas bahwa rasa anti Islam yang terus menguasai debat politik, dan hal itu kembali diperkukuh. Bukan hanya partai populis kanan PVV pimpinan Geert Wilders saja yang memanfaatkan larangan Swiss terhadap pendirian menara mesjid, untuk memunculkan diskusi mengenai hal ini dan mendesak pemerintah Belanda agar menggelar referendum seperti di Swiss, sekarang partai Kristen kanan SGP juga turut memperbesar api politik.

SGP sendiri sebelum ini juga bermasalah, karena partai itu menolak perempuan menjadi anggota parlemen Belanda atas dasar agama. Walaupun sekarang partai ini sudah membolehkan perempuan jadi anggota penuh, tapi mereka tetap tidak boleh menduduki fungsi politik.

Anggota parlemen fraksi SGP, Kees van der Staaij dalam mosinya meminta pemerintah agar bersikap hati-hati dalam pembangunan menara masjid. Anggota parlemen itu tampaknya ingin memainkan 'rasa tidak nyaman terhadap simbol-simbol agama seperti ini' di kalangan warga asli Belanda.

''Ketidaknyamanan terhadap 'warga baru Belanda' di kalangan warga asli, itu tujuan kami. Karena kabinet sendiri sudah menyatakan akan meningkatkan perhatian terhadap rasa tidak nyaman dan keterkucilan itu. Dalam kerangka inilah kami berkata: jadi anda juga harus punya perhatian bahwa pembangunan minaret dan mesjid-mesjid besar juga menyumbang pada rasa tidak nyaman itu".

Kees van der Staaij, selain meminta agar pembangunan menara masjid dilarang, juga mendukung anti pendatang di kalangan penduduk Belanda yang digembar-gemborkan pihak populis seperti Geert Wilders.

Kees van der Staaij, selain meminta agar pembangunan menara masjid dilarang, juga mendukung anti pendatang di kalangan penduduk Belanda yang digembar-gemborkan pihak populis seperti Geert Wilders. 

"Kalau anda lihat bahwa azan tidak didengungkan selama bertahun-tahun di Belanda dan mereka menerimanya, maka pada saat ketegangan dan ketersaingan meningkat seperti sekarang ini, dan anda masih mau menambahinya lagi dengan azan atau membangun mesjid besar? Itu akan semakin menambah polarisasi dan bukannya masyarakat yang damai". kata van der Staaij.

Menurut Van der Staaij, azan yang dikumandangkan dari sebuah minaret berbeda dari bunyi lonceng gereja. Menurutnya sejumlah mesjid melebihi batas-batas toleransi. Di samping itu, minaret dan mesjid adalah sesuatu yang asing.

"Sebenarnya dari bentuk bangunan sendiri, bisa dipertanyakan apakah hal itu cocok dengan budaya Belanda. Apakah anda tidak bisa menyesuaikannya?"

Van der Staaij tidak takut akan reaksi radikal dari pihak Islam. Ia mengatakan masyarakat Muslim Belanda lebih bisa menerima diskusi mengenai menara mesjid ini ketimbang kebanyakan warga asli Belanda. (aa/rnw)

Foto: Mesjid di Den Haag (Flickr / Roel1943)


latestnews

View Full Version