View Full Version
Rabu, 30 Dec 2009

Tentara Amerika Kehabisan Tenaga dalam Perang

Pengiriman lebih dari 30.000 pasukan tambahan AS ke Afghanistan adalah sebuah parodi bagi rakyat negara itu yang telah menderita selama delapan tahun pendudukan yang brutal. Ini juga pukulan telak bagi tentara AS dalam menghadapi dekatnya waktu pengiriman.

Saat presiden Barack Obama bersiap untuk eskalasi lebih lanjut yang akan membawa jumlah pasukan di Afghanistan lebih dari 100.000, ia mempunyai kekuatan militer yang sudah terlalu lelah dan kepayahan dengan dua peperangan.

Banyak dari kalangan secara terbuka menyatakan bahwa mereka sudah merasa cukup dengan perang yang mereka ikuti, bersekutu dengan veteran antiperang dan aktivis untuk menyerukan diakhirinya perang yang dikomandoi AS di Irak dan Afghanistan, dengan beberapa tentara yang masih tugas aktif dan secara terbuka menolak untuk ditugaskan.

..Obama mempunyai kekuatan militer yang sudah terlalu lelah dan kepayahan dengan dua peperangan...

Gerakan militer yang menolak perang ini adalah sebuah kewajaran di negeri yang semakin terperosok dalam perang tak berujung ini.

"Mereka memindahkan saya dari satu perang ke perang selanjutnya," kata mereka.

Eddie Falcon, veteran Irak dan Afghanistan

Arsitek perang ini akan baik -disarankan untuk mendengarkan keprihatinan para prajurit dan para veteran yang telah bertugas melaksanakan kebijakan perang mereka di lapangan.

Banyak dari mereka yang dikerahkan sudah menghadapi beberapa zona perang: Divisi Airborne ke-101, yang akan dikerahkan ke Afghanistan pada awal 2010, akan menghadapi tur tempur kelimanya sejak tahun 2002.

"Mereka akan mulai menggerakkan para prajurit yang telah bertugas di Irak ke Afghanistan, sama seperti mereka memindahkan saya dari satu perang ke berikutnya," kata Eddie Falcon, anggota Veteran Irak Penentang Perang (IVAW), yang bertugas di Irak dan Afghanistan.

..Angka bunuh diri Marinir meningkat dua kali lipat antara 2006 dan 2007, dan tentara bunuh diri berada pada tingkat tertinggi...

"Prajurit akan mulai datang kembali dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), kehilangan anggota badan, masalah dengan alkohol, dan depresi."

Banyak dari pasukan ini masih menderita dampak mental dan fisik dari penyebaran sebelumnya.

Angka PTSD dan tingkat cedera otak traumatik antara yang dikerahkan ke Irak dan Afghanistan telah amat tinggi, dengan sepertiga pasukan kembali melaporkan masalah-masalah mental dan 18,5 persen dari seluruh anggota layanan kembali berjuang padahal sedang mengidap PTSD atau depresi, menurut sebuah studi oleh Rand Corporation.

Angka bunuh diri Marinir meningkat dua kali lipat antara 2006 dan 2007, dan tentara bunuh diri berada pada tingkat tertinggi sejak pencatatan terakhir disimpan pada tahun 1980. [zak/voa-islam/alj]


latestnews

View Full Version