View Full Version
Kamis, 28 Jan 2010

Konflik dengan Tentara Hanoi, Umat Katolik Wajib Cabut Semua Salib di Gunung

HANOI (Voa-Islam.com) – Perseteruan umat Nasrani tidak hanya terjadi dengan umat Islam. Di Vietnam, umat Katolik konflik dengan pemerintah, polisi dan tentara.

Dua pekan lalu, Salib besar di pemakaman Paroki Dong Chiem Hanoi dibom ,oleh polisi dan tentara (06/01/2010). Jemaat yang datang ke lokasi setelah mendengar ledakan keras itu dipaksa mundur dan dipukuli oleh polisi.

Kemarin, dengan pengawalan polisi, beberapa orang penganut Katolik dari Dong Chiem, mendaki gunung untuk mengungsikan salib dan gambar yang telah mereka pasang setelah pemboman 6 Januari.

Media pro pemerintah (Ha Noi Moi, An Ninh Thu Djo, Radio Voice of Vietnam, Hanoi televisi), kemarin justru memberikan kabar yang baik-baik, dengan menceritakan daftar keberhasilan pemerintah. Diceritakan di media itu bahwa pada hari Minggu (24/01/2010), setelah sebuah periode panjang, menurut pejabat dari kota An Phu dan County Duc-Ku, di bawah kepemimpinan pastor paroki Nguyen Van Huu dan Nguyen Van Lien, umat Katolik dengan sukarela mencabut semua salib dari gunung Che.

Namun rekonstruksi peristiwa ini ditolak oleh dua pastor tersebut, karena sepanjang peristiwa terjadi, ia dicaci-maki di depan umum melalui pengeras suara. Bahkan berulang kali ia dilecehkan polisi dengan serangkaian perintah dalam rekonstruksi, ditambah interogasi berjam-jam sebelumnya.

...dalam pengeras suara diumumkan keputusan para pemimpin lokal Partai Komunis beserta otoritas sipil dan militer untuk menghapus semua salib yang ada di gunung...

Pada hari Jumat, kata kepala paroki, dalam pengeras suara diumumkan keputusan para pemimpin lokal Partai Komunis beserta otoritas sipil dan militer untuk menghapus semua salib yang ada di gunung pada hari Minggu (24/01). Suatu kelompok umat dipaksa oleh pejabat untuk melaksanakan keputusan itu, di bawah pengawasan ketat polisi.

“Itu tidak kami lakukan secara sukarela. Kami protes terhadap penghapusan salib,” ujarnya.

”Kabar gembira bagi penduduk setempat, setelah memenangkan pertempuran, ratusan polisi dan aktivis yang menduduki desa sekarang telah pergi, untuk kembali ke kehidupan normal," kata media pemerintah.

Tapi tampaknya mereka tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri serangan mereka terhadap Katolik. Romo Peter Redemptorist Nguyen Van Khai, sekarang hidup tertekan karena tuduhan mengorganisasi peziarah ke Dong Chiem dan membesar-besarkan insiden tersebut dengan motif politik.

Mereka tidak mengakhiri kampanye melawan Uskup Agung Hanoi, Mgr Joseph Ngo Quang Kiet dan melawan Raroki Redemptorist Thai Ha. Dia sekarang sedang dituntut untuk mendapatkan hukuman berat karena memenuhi syarat sebagai "penghasut kerusuhan.” [speronews]


latestnews

View Full Version