View Full Version
Senin, 12 Apr 2010

Imam Nasional Brunei: Jangan Berlebihan dalam Berlelucon

Brunei Darussalam (Voa-Islam.com) - Para Imam nasional Brunei Darussalam mengingatkan umat Islam untuk tidak berlebih-lebihan dalam berlelucon karena hal itu dapat menyakiti sesama manusia.

Hal itu mereka sampaikan dalam kotbah saat pelaksanaan shalat Jum'at pekan kemarin

"Islam mendorong umat untuk membina dan memperkuat hubungan dengan satu sama lain sehingga hidup ini akan penuh diberkahi dengan cinta, persatuan dan harmoni. Kami juga mendorong untuk menyenangkan orang di sekitar kita. Salah satu cara adalah melalui humor, "kata imam dalam khotbah tersebut.

Mereka menyatakan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam sebagai orang yang senang berbagi untuk kesedihan, kesulitan dan kemalangan orang lain dan banyak bergurau di masa lalu untuk menyenangkan orang-orang di sekelilingnya.

Bagi seseorang, untuk memperoleh perdamaian dan kesejahteraan, imam menambahkan, ia membutuhkan hiburan dan merupakan perilaku mulia dalam Islam bagi seseorang untuk selalu menyenangkan orang lain.

"Karena itu, Islam melarang Muslim untuk terlalu berlebih-lebihan dalam humor karena akan menyebabkan mereka tertawa berlebihan dan membuat mereka lalai dari beribadah dan mengingat Allah Subhananu Wata'ala," kata imam.

..Islam melarang Muslim untuk terlalu berlebih-lebihan dalam humor karena akan menyebabkan mereka tertawa berlebihan dan membuat mereka lalai dari beribadah dan mengingat Allah..

Imam menambahkan bahwa meskipun bergurau diperbolehkan oleh syara '(hukum syariah Islam), ada batas-batas dan kondisi yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan untuk menjaga umat Islam dari terbawa dengan lelucon mereka.

Muslim tidak diizinkan untuk berlelucon sampai sebatas kehilangan sopan santun dan rasa hormat, kata imam.

Jemaat juga diberitahu bahwa ketika membuat lelucon, maka itu harus ditujukan untuk membina hubungan yang lebih erat antara Muslim dan mengimbangi orang, dengan syarat bahwa itu adalah kebenaran.

Lelucon tidak boleh mengandung hal-hal yang dapat menakut-nakuti sesama Muslim, tidak harus juga mengandung penghinaan, olok-olok dan tidak menyakiti orang lain.

Para imam juga mengingatkan bahwa individu tidak boleh mengolok-olok hal-hal serius seperti nikah (solemnisation), talak (cerai) dan rujuk (rekonsiliasi) yang kemungkinan hal tersebut bisa menjadi kenyataan.

"Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan lelucon Anda dan tidak melampaui batasan karena hal itu dapat menyebabkan perdebatan, perkelahian dan permusuhan yang pada akhirnya akan menyebabkan jatuh di kalangan umat Islam," kata sang pengkhotbah. (bfm)


latestnews

View Full Version