View Full Version
Rabu, 30 Jun 2010

Menag Aljazair Kecam Para Imam Enggan Hormati Lagu Kebangsaan

ALJAZAIR (voa-islam): Menteri Agama dan Wakaf Aljazair Abou Abdellah Ghulamullah memperingatkan sejumlah imam karena menolak berdiri untuk "lagu kebangsaan" karena ajaran bid'ah, dan itu selama seminar yang diselenggarakan oleh "Dar Al-Imam," di ibukota Aljazair.

Menteri Agama dan Wakaf, seperi dilaporkan oleh surat kabar Aljazair " Al-Khabar": Jika saya berdiri untuk lagu kebangsaan, apakah berarti akidah saya rusak ?, karena saya mensucikan perkara ini, dan siapa yang tahu kalau saya mengkultuskan lagu kebangsaan seperti orang Buddha mengkultuskan patung, pengkultusan di sini bukan akidah tetapi menghormati para syuhada.

Menteri Aljazair bertanya-tanya "mengapa ada kecenderungan kepada keganjilan ?, saya tidak tahu apakah itu untuk mencari keunggulan tapi saya tahu keunggulan ada dalam ilmu pengetahuan, adapun apa yang terjadi sekarang adalah keunggulan setan, karena orang yang menyebabkan perpecahan umat islam tidak layak menjadi imam"

Selanjutnya Menteri berkata kepada para imam: "Anda harus jujur dengan diri Anda sendiri dan  menarik diri siapa yang menganggap akidahnya yang benar."

Menteri menggambarkan apa yang dilakukan sebagian orang adalah bentuk penipuan dan tidak seharusnya kalian jatuh dalam kesalahan memvonis seperti ini ... dengan perilaku seperti ini kita akan kembali ke tahun sembilan puluhan, tetapi jika tidak malu,lakukan apa yang Anda inginkan."

Perlu diingat bahwa tahun sembilan puluhan merupakan periode kekerasan di Aljazair, setelah pemilihan umum yang  dimenangkan oleh para aktivis Islami di batalkan.

Para imam dinggap "orang bodoh":

Adapun Presiden Dewan Ilmiah di wilayah Aljazair, Dr Ammar Thalibi berkata: "Para imam ini mengklaim bahwa ini adalah bid'ah ... padahal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dahulu biasa mendengarkan sya'ir, dan Hassan bin Tsabit adalah penyair Islam," katanya.

Dia menyatakan bahwa tindakan para imam tersebut tidak berdasarkan pada landasan syar'ie, sebelum perilaku mereka digambarkan sebagai perilaku "bodoh", dia menambahkan "Biar saya katakan bahwa tidak ada fikih dan tidak ada pemahaman dalm topik seperti ini" menurut klaimnya.

Thalibi menganggap perilaku tersebut adalah abnormal, dan bahwa rumah-rumah sya'ir untuk lagu kebangsaan merupakan "simbol bagi tahap penting dalam sejarah Aljazair," dia memberikan contoh dalam perkataannya: "Bendera nasional ini juga bid'ah?", Ini adalah simbol dan kita membela simbol tersebut"

Para ulama menegaskan bahwa tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk berdiri menghormati bendera nasional apapun atau ucapan salam nasional apapun, bahkan itu merupakan bid'ah tercela yang tidak pernah ada di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tidak juga pada zaman Khulafaur Rasyidin radhiallahu anhum, bahkan itu bertentangan dengan kesempurnaan Tauhid yang wajib dan keikhlasan dalam mengagungkan Allah semata, dan untuk menghindar dari kesyirikan, dan penyerupaan dan taklid kepada orang-orang kafir dalam tradisi mereka yang jelek dan menyaingi mereka dalam sikap berlebihan terhadap atasan dan upacara mereka, dan para ulama menekankan bahwa Nabi shallalahu 'alaihi wasallam telah melarang menyerupai mereka dan meniru mereka.

(ar/islammemo)


latestnews

View Full Version