View Full Version
Rabu, 07 Jul 2010

Kasihan,Gabung Pemerintah Mantan Gubernur Taliban Malah Dicuekin

KABUL (voa-islam.com): Mantan gubernur Taliban - sekarang menjadi pejabat pemerintah Afghanistan - mengkritik proses perdamaian dan menggambarkannya sebagai "lelucon dan membuang-buang waktu dan uang" menekankan bahwa pemerintah Kabul tidak akan dapat mewujudkan perdamaian hanya dengan membujuk anggota muda Taliban tanpa pemimpinnya.

Mullah Abdul Salam (59 tahun) dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters di Kabul mengatakan bahwa "Afghanistan tidak akan menikmati perdamaian hanya melalui anggota muda Taliban."

Dia menekankan bahwa perdamaian yang diharapkan pemerintah Afghanistan dan negara-negara di dunia tidak mungkin dicapai selama pimpinan Taliban ikut serta dan perkataan mereka tidak ditanggapi".

Banyak pengamat menilai bahwa upaya yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk menghabisi Taliban dan menciptakan pemerintahan yang stabil di Afghanistan sudah menjadi hal yang membuang-buang waktu dan uang.

Meskipun hampir sembilan tahun sejak serangan 11 September, pimpinan Al-Qaeda Osama bin Laden dan para petinggi Taliban masih bebas dan pergerakan Taliban terus berlanjut, bahkan kebencian terhadap pasukan asing dan pemerintah Kabul - yang dianggap banyak orang sebagai korup atau tidak memiliki kemampuan - menjadi ciri dominan dari masyarakat Afghanistan.

Dan pemerintah Barat ingin keluar dan menarik pasukannya dan melatih pasukan Afghanistan untuk menggantikan mereka, tapi mungkin karena takut pasukan Afghanistan tidak mampu menjalankan misinya setelah penarikan pasukan internasional, maka Presiden Afghanistan Hamid Karzai menawarkan usulan perdamaian kepada Taliban.

Usulan Perdamaian:

Usulan perdamaian tersebut mencakup amnesti dan integrasi pejuang muda yang menerima konstitusi Afghanistan dan menghapus nama beberapa pemimpin Taliban dari daftar hitam PBB-dan menyediakan untuk mereka suaka di negara-negara Muslim yang bersahabat atau di negara lain.

Tapi Abdul Salam berpendapat bahwa langkah-langkah sederhana ini tidak menarik Taliban, terutama karena mereka punya keyakinan bahwa mereka sedang menuju kemenangan dalam pertempuran.

Dia menambahkan bahwa komando gerakan yang berbasis di kota Quetta Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan adalah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rencana peperangan dan kesatuan "dan ketaatan dalam rantai komandonya" merujuk kepada perbedaan nyata antara para pejabat Afghanistan dan pejabat Barat.

Dia menambahkan bahwa pesantren-pesantren diniyah di Pakistan menawarkan banyak orang untuk melakukan serangan yang tidak memerlukan banyak biaya terhadap pasukan Afghanistan dan asing, sementara Barat menghabiskan miliaran dolar untuk membiayai konflik tersebut.

Mullah Abdul Salam adalah salah satu mantan pejabat Taliban yang bergabung dengan pemerintah Karzai sejak penggulingan Taliban pada akhir tahun 2001 setelah serangan 11 September.

Abdul-Salam - yang duduk bersila di tikar dengan jenggot panjang dan dicat agar sesuai dengan turban hitamnya - menggambarkan bagaimana ia memerangi pendudukan Soviet pada tahun delapan puluhan dan kemudian bergabung dengan Taliban di Afghanistan dengan berkecamuknya perang sipil dan anarki setelah hengkangnya Soviet.

Bintangnya berkibar setelah menjadi gubernur provinsi Uruzgan selatan dan terkesan dengan beberapa aspek pemerintahan Taliban namun tidak puas dengan aspek-aspek lain dan kemudian mengundurkan diri dari pemerintah setelah  campur tangan intelijen Pakistan dalam urusan Afghanistan dan marah dengan cara militan Pakistan yang membunuh warga non-Pashtun di Afghanistan utara.

Dan setelah serangan September 2001 dan selanjutnya invasi pasukan Amerika ke Afghanistan dan memberikan Aliansi Utara pasukan dan persenjataan untuk menangani Taliban Abdel-Salam, bersama dengan dua ratus anak buahnya yang bersenjata menyerah kepada pemerintah Karzai yang baru terbentuk dengan dukungan Amerika dan harus ditangkap kemudian dan dipenjara selama delapan bulan "karena berpihak pada musuh".

Setelah itu sebagian besar anak buahnya bergabung lagi dengan Taliban, tetapi setelah dibebaskan dari penjara Abdul Salam menjauh dari sorotan sampai dihubungi oleh Karzai dan memintanya untuk menjadi kepala distrik Qala Musa di provinsi Helmand, yaitu distrik yang paling bergolak di Afghanistan dan paling banyak produksi obat-obatannya.

Alasan bergabung dengan Karzai:

Tentang alasan bergabung dengan pemerintah Karzai, "Abdul Salam" mengatakan bahwa ketika itu niat saya untuk memperkuat pilar pemerintah setelah bertahun-tahun perang dan inilah alasan saya bergabung dengan pemerintah. "

Dia berkata: "Saya sampaikan kepada mereka bahwa saya tidak kembali berperang lagi dan kita memulai perjuangan melalui kotak suara bukan peluru" dia menceritakan tentang pertemuan yang  telah membuat marah mantan rekan-rekannya yang bersumpah untuk membalas dendam bahkan sebagiannya menyebutnya sebagai murtad.

Abdul-Salam mengungkapkan bahwa pemerintah Afghanistan tidak memberinya banyak bantuan untuk memulai proyek-proyek pembangunan di daerah dan bahwa pasukan Inggris yang ditempatkan di sana menghentikan upayanya dan menjatuhkan reputasinya hingga dipecat beberapa minggu yang lalu.

Dia mengeluh bahwa orang-orang Musa Qala "mengatakan bahwa saya tidak melakukan pembangunan walaupun satu kandangpun" dan mengatakan ia kini kembali ke ibu kota meminta untuk dipertimbangkan kembali.

Abdel-Salam sekarang muncul di layar televisi bukan sebagai suara Taliban tetapi sebagai ahli tetang cara berpikir para pemimpinnya dan berkata "perdamaian tidak akan tercapai di Afghanistan hingga kalian berunding dengan para pemimpin Taliban dan Anda harus tulus dalam hal itu."

(ar/aljazeera)


latestnews

View Full Version