View Full Version
Senin, 23 Aug 2010

Pentagon Sekarang Akan Fokus Pada 'Ancaman Orang Dalam'

WASHINGTON (voa-islam.com): Pentagon pada hari Jumat berjanji akan mengambil tindakan konkrit mencegah potensi "ancaman orang dalam" untuk menghindari pengulangan serangan Fort Hood oleh seorang perwira tentara. 

Militer dan pejabat intelijen telah mendapatkan banyak kritikan karena tidak mempunyai peringatan ancaman penembakkan sebelumnya. Penembakan pada November 2009 itu dilakukan oleh Mayor Nidal Hasan. 

Tinjauan 

Untuk menanggapi tinjauan awal "independen" serangan tersebut, Pentagon mengeluarkan laporan tentang langkah-langkah yang dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda berbahaya dari dalam jajaran militer. 

Langkah-langkah itu termasuk meningkatkan pertukaran informasi antar instansi pemerintah tentang ancaman yang mungkin, memastikan para komandan memiliki akses ke informasi penting dari catatan personel dan komandan pelatihan untuk menemukan perilaku yang berpotensi tidak stabil di antara para tentara, kata laporan itu. 

"Inisiatif ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Departemen untuk mengurangi ancaman internal, memastikan perlindungan tenaga, memungkinkan tanggap darurat, dan menyediakan perawatan bagi para korban dan keluarga," tulis Menteri Pertahanan Robert Gates dalam pengantar laporan itu. 

Hasan, adalah seorang psikiater militer, ia kini dituduh atas pembunuhan terhadap 13 orang dalam serangan 5 November di pangkalan militer Fort Hood di Texas, di mana 42 orang juga terluka. 

Hasan sedang diselidiki apakah mempunyai link ke ekstremisme Islam, termasuk kontak dengan seorang ulama yang sekarang berada di Yaman (syaikh Anwar Al Awlaki) yang dianggap sebagai guru spiritual Hasan. 

Penyelidikan independen sebelumnya itu mengatakan beberapa tentara yang gagal untuk mengawasi penembak yang dicurigai harus bertanggung jawab. 

Departemen Pertahanan juga direncanakan akan melaksanakan tiga studi ilmiah untuk "memperdalam pemahaman dari ancaman internal" dan membantu mendeteksi "indikator perilaku kekerasan dan radikalisasi," kata laporan itu. 

Untuk mengevaluasi potensi kekerasan diantara para tentara sebelum atau setelah mereka ditugaskan, penilaian kesehatan mental pasukan juga akan memasukkan pertanyaan-pertanyaan baru pada kegiatan seorang prajurit, keuangan dan kehidupan pribadi, seperti disebutkan dalam laporan Pentagon tersebut. (za/AFP)

 


latestnews

View Full Version