View Full Version
Sabtu, 16 Oct 2010

Sering Digunakan Dalam Serangan Al Qoidah, Sepeda Motor Kini Dilarang

SANAA (voa-islam.com): Kendaraan roda dua mulai dilarang di sebagian selatan Yaman, hal ini dilakukan pemerintah karena banyak serangan bom dilakukan menggunakan sepeda motor.

Di Yaman terdapat taksi motor (ojek) yang telah lama menjadi sarana trasnportasi murah di negara miskin tersebut. Namun sekarang kendaraan roda dua mulai dilarang sebab meningginya jumlah serangan bom yang menggunakan kendaraan roda dua.

Dalam enam bulan terakhir, 28 serangan bom dilakukan dengan sepeda motor dan telah membunuh 15 pejabat pemerintah hanya di wilayah Abyan, propinsi selatan saja. Propinsi selatan saat ini juga dianggap menjadi benteng Al Qoidah. Para pejabat mengatakan para militan telah melakukan serangan serupa di propinsi lain.

Penembakan "hit and run" dengan menggunakan sepeda motor juga meningkat. Pada Minggu malam dua orang mengendarai sepeda motor menembak mati petugas polisi di ibukota Abyan, Zanjilbar, petugas tersebut sudah menjadi target penembakan kelompok Al Qoidah Yaman. Sementara pekan lalu seorang tentara ditembak mati di propinsi tetangga Daleh.

Akibatnya, sekarang pihak berwenang memerintahkan sekitar 2000 sepeda motor dilarang dipakai di jalan-jalan Abyan dan telah diberlakukan pula pembatasan penggunaanya di daerah lain.

"Sebagian besar serangan terhadap pejabat, tentara dan markas besar keamanan di Abyan telah dilakukan oleh orang-orang bersepeda motor," kata Wakil Gubernur Ahmed Nasser Jarfoush kepada AFP.

Seorang pejabat senior di Zanjilbar malah tidak setuju dengan adanya larangan sepeda motor tersebut, "pelarangan sepeda motor hanya memecahkan sebagian masalah saja," kata Ghassan al-Sheikh. "Jika mobil juga digunakan untuk melakukan serangan-serangan, apakah pemerintah juga akan melarang mobil beroperasi?" tanya Sheikh.

Lebih dari 100.000 orang Yaman mempunyai sepeda motor secara resmi, sebagian besar dari mereka mencari nafkah menggunakan kendaraan, namun ada banyak orang lain juga yang mempunyai sepeda motor secara tidak resmi.

Di tempat lain pemerintah lebih sedikit longgar, mereka melarang sepeda motor beredar antara pukul 20:00 hingga pukul 06:00, dan pelat kendaraan harus nomor resmi, sebuah aturan yang sebenarnya tidak pernah diterapkan sebelumnya.

Said al Jamhi Obeid, seorang ahli Yaman dalam bidang Al Qoidah dan penulis buku mengenai jaringan Al Qoidah mengatakan tidak ada gunanya melarang pemakaian sepeda motor sementara kepemilikan senjata api malah merupakan sesuatu hal yang lumrah di Yaman.

Kepemilikan senjata api telah lama menjadi bagian penting dari budaya Yaman. Negara ini memiliki 60 juta senjata api yang beredar di kalangan swasta.

Pada pertemuan internasional negara-negara pendukung Yaman di New York bulan lalu, Menteri Negara Inggris untuk Pembangunan Internasional Alan Duncan memperingatkan "bahaya besar" bagi keamanan dunia jika Yaman menjadi negara "gagal." (za/meo)


latestnews

View Full Version