View Full Version
Kamis, 23 Dec 2010

Takut Ancaman Al-Qaeda, Umat Kristen Irak Batalkan Perayaan Natal

Kirkuk, Irak (Voa-Islam.com) - Umat Kristen Irak pada hari Rabu (22/12) membatalkan perayaan Natal di tiga kota di seluruh negeri demi menghindari Natal berdarah akibat ancaman Al-Qaeda yang akan melakukan lebih banyak serangan pada komunitas yang masih terkepung ketakutan akibat penyanderaan berdarah di gereja Baghdad tersebut.

Para pejabat Gereja di kota-kota utara Kirkuk dan Mosul bersama dengan kota Basra mengatakan mereka tidak akan memasang dekorasi Natal, telah membatalkan Misa sore dan mendesak jamaah untuk menahan diri dari mendekorasi rumah mereka. Bahkan penampilan oleh Santa Claus telah dibatalkan.

"Tidak ada yang bisa mengabaikan ancaman Al-Qaeda terhadap umat Kristen Irak," kata Uskup Agung Chaldean Louis Sako di Kirkuk. "Kami tidak dapat menemukan satu sumber kegembiraan yang membuat kita merayakan Natal.  

Situasi suram bagi orang Kristen

Kristen di Irak telah hidup dalam ketakutan sejak serangan gereja Baghdad pada bulan Oktober yang menewaskan 68 orang. Beberapa hari kemudian pejuang Al-Qaeda menargetkan keluarga dan lingkungan Kristen di ibukota dengan serangkaian bom. Sebuah kelompok pejuang Al-Qaeda yang mengaku bertanggung jawab atas pengepungan gereja bersumpah pada saat itu untuk melakukan teror terhadap umat Kristen.

Negara Islam Irak memperbaharui ancaman tersebut dalam sebuah pesan yang dikirimkan Selasa malam di sebuah situs yang sering dikunjungi oleh kaum militan Islam. Kelompok itu mengatakan mereka menginginkan dua perempuan Muallaf yang sedang ditahan oleh Gereja Koptik Mesir untuk dibebaskan.

Kelompok Islam garis keras di Mesir mengatakan bahwa gereja telah menahan para wanita itu karena diduga masuk Islam. Pihak Gereja Koptik Mesir sendiri menyangkal tuduhan tersebut tetapi pejuang Islam di Irak tidak mempercayai hal tersebut. Pesan Selasa itu ditujukan kepada masyarakat Kristen Irak dan mengatakan hal itu dirancang untuk "menekan" Mesir.

..Para pejabat Gereja di kota-kota utara Kirkuk dan Mosul bersama dengan kota Basra mengatakan mereka tidak akan memasang dekorasi Natal, telah membatalkan Misa sore dan mendesak jamaah untuk menahan diri dari mendekorasi rumah mereka..

Sejak pengepungan gereja mematikan tersebut, PBB memperkirakan sekitar 1.000 keluarga Kristen telah melarikan diri ke kawasan Kurdi di Irak utara yang umumnya jauh lebih aman. Bagi mereka yang tinggal, Natal ini akan menjadi urusan yang tertahan.

Di kota utara Kirkuk, 290 kilometer sebelah utara Baghdad, Sako mengatakan para pejabat gereja tidak akan memasang dekorasi Natal di luar gereja dan mendesak umat Kristen untuk menahan diri dari mendekorasi rumah mereka. Penampilan Santa Claus tradisional diluar salah satu gereja di kota itu juga telah dibatalkan, katanya.

Di Mosul, 360 kilometer barat laut Baghdad, pendeta Ortodoks Syiria Wadee Faiz mengatakan tidak akan ada perayaan Natal bagi masyarakat sana.

Umat Kristen di kota terbesar kedua Irak, Basra, 550 kilometer tenggara Baghdad memutuskan untuk membatalkan semua perayaan Natal. Matti Saad, seorang legislator Kristen di dewan provinsi Basra mengatakan keputusan itu dibuat untuk menghormati korban pengepungan gereja Keselamatan Our Lady dan karena ancaman Al-Qaeda.

"Hanya akan ada Misa kecil di satu gereja di Basra tanpa ada tanda-tanda kegembiraan atau hiasan dan di bawah perlindungan ketat pasukan keamanan Irak," kata Matti Saad. "Kami menyadari ancaman Al-Qaeda." (inspire)


latestnews

View Full Version